Selanjutnya akan dianalisis tinggat ketercapaian tiap indikator dengan menghitung rata-rata skor perolehan siswa pada tiap indikator.
Kemudian dicari
persentase ketercapaian
indikator dengan
membandingkan rata-rata skor tiap indikator dengan skor maksimal tiap indikator sehingga di dapat hasil sebagai berikut:
Tabel 4.14 Persentase Ketercapaian Indikator Hasil Belajar Siswa
No. Soal
Indikator Rata-
rata skor siswa
tiap item Skor
maksimal tiap
indikator Persentase
ketercapaian Indikator
1 Siswa
dapat menghitung
nilai limit fungsi aljabar untuk
→ 17,5
20 87,5
2 Siswa dapat menentukan
kontinuitas dan
diskontiunitas dari
suatu fungsi pada titik tertentu
8,4 10
84 3
Siswa dapat
menghitung nilai limit fungsi aljabar
untuk → ∞
13,7 15
91 4
Siswa dapat menerapkan sifat-sifat limit fungsi untuk
menghitung limit
fungsi aljabar
14,4 15
96 5
Siswa dapat
menghitung nilai
limit fungsi
trigonometri untuk → .
13,17 20
65,83 6
Siswa mampu menerapkan limit fungsi dalam kehidupan
sehari-hari dengan
menghitung kecepatan 16,9
20 84,5
F. Pembahasan Hasil
1. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika dengan Media Blog
Pembelajaran matematika dengan media blog telah dilaksanakan di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 6 Yogyakarta. Pembelajaran dengan media
blog mengakomodasi model pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD
dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
beberapa tahap pembelajaran dan pemanfaatan media blog. Tahap pembelajaran meliputi: penyampaian tujuan pembelajaran dan motivasi,
pembagian kelompok, presentasi guru, kegiatan belajar dalam tim, evaluasi kuis dan penghargaan tim. Pemanfaatan blog meliputi:
menampilkan video
motivasi dan
tutorial pembelajaran,
mempresentasikan materi saat pembelajaran, mendownload materi pembelajaran dan soal-soal, serta melakukan refleksi pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran telah terlaksana selama 4 pertemuan, berikut pembahasan keterlaksanaan pembelajaran matematika dengan media blog.
a. Pertemuan Pertama
Pada pertemuan pertama persentase indikator keterlaksanaan pembelajaran matematika 85,71 terlaksana. Meskipun demikian
terdapat beberapa indikator yang belum terlaksana dan indikator terlaksana tetapi kurang maksimal. Indikator yang tidak terlaksana
teradapat pada indikator 13 yaitu kegiatan guru membantu siswa yang mengalami kesulitan memecahkan masalah, 16 yaitu presentasi soal
kuis oleh siswa, 17 yaitu kegiatan guru membantu merumuskan jawaban soal yang dipresentasikan dan 19 yaitu kegiatan
menampilkan video motivasi melalui halaman blog. Indikator- indikator tersebut tidak terlaksana karena masalah jaringan akses
internet yang sempat terputus, listrik yng sempat padam dan waktu yang tidak mencukupi.
Kegiatan penyampaian peta konsep materi terlaksana tetapi tidak berjalan maksimal, awalnya guru bermaksud menyampaikan
secara tulisan melalui blog tetapi karena listrik sempat padam sehingga peta konsep hanya disampaikan secara lisan oleh guru.
Kegiatan presentasi materi oleh guru juga tidak berjalan maksimal karena beberapa gangguan teknis membuat penyampaian
materi terlalu lama hingga menghabiskan waktu 1 jam pelajaran. Hal ini menjadi salah satu penyebab beberapa indikator keterlaksanaan
pembelajaran tidak terlaksana. b.
Pertemuan Kedua Kendala waktu dan padam listrik pada pertemuan kedua tidak
terjadi seperti pertemuan pertama sehingga pembelajaran dapat berjalan lebih baik dari pertemuan pertama. Hal ini ditunjukkan
dengan persentase indikator keterlaksanaan pembelajaran matematika pada pertemuan kedua 100 terlaksana. Meskipun demikian ada
beberapa indikator tidak berjalan maksimal. Pada kegiatan presentasi, siswa terlihat malu-malu saat
menjelaskanmempresentasikan hasil pekerjaanya kepada teman- temannya. Hal ini menyebabkan kegiatan presentasi berjalan sedikit
lambat dan menghabiskan waktu cukup lama. Kegiatan refleksi di halaman blog juga tidak berjalan maksimal.
Beberapa siswa tidak menuliskan refleksinya melalui halaman blog PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sehingga guru melakukan refleksi secara lisan dengan meminta siswa mengutarakan perasaannya selama mengikuti pembelajaran.
Pada pertemuan kedua ini, siswa yang menggunakan
gadget
untuk membuka blog intensitasnya meningkat, meskipun masih ada beberapa siswa diketahui menggunakan
gadget
untuk membuka media sosial pribadinya.
c. Pertemuan Ketiga
Pada pertemuan ketiga persentase indikator keterlaksanaan pembelajaran matematika 100 terlaksana. Pada pertemuan ketiga,
tidak ada masalah yang berarti. Intensitas siswa menggunakan
gadget
untuk membuka media sosial pribadinya mulai berkurang. Siswa cenderung memanfaatkan
gadget
untuk membuka blog pembelajaran dan situs-situs yang membantu mereka untuk memahami materi,
menyelesaikan masalah dan lain-lain. Semua kegiatan guru maupun siswa berjalan dengan baik.
d. Pertemuan Keempat
Pada pertemuan keempat persentase indikator keterlaksanaan pembelajaran matematika 100 terlaksana. Meskipun demikian ada
beberapa indikator tidak berjalan maksimal. Pada kegiatan presentasi materi oleh guru cukup menghabiskan
waktu karena beberapa siswa lupa terhadap materi trigonometri yang dipelajarai pada semester 1. Hal ini membuat guru harus mengulang
kembali mengenai rumus-rumus trigonometri sebelum masuk pada materi limit fungsi trigonometri.
Pada kegiatan diskusi juga berjalan sedikit lambat karena siswa kesulitan menghitung nilai limit fungsi trigonometri. Guru membantu
siswa dengan memberikan pertanyaan arahan sehingga siswa secara mandiri mencari jawabannya. Pada pertemuan keempat ini, siswa
sedikit kesulitan memahami materi limit fungsi trigonometri tetapi siswa berusaha memanfaatkan internet untuk membantu mereka
menyelesaikan permasalahan tersebut. Instensitas siswa dalam menggunakan
gadget
untuk pembelajaran semakin meningkat. Guru tidak menemukan siswa yang menggunakan
gadget
untuk membuka media sosial pribadinya saat pembelajaran.
Berdasarkan penjelasan di atas, beberapa kendala yang menonjol adalah beberapa siswa memanfaatkan
gadget
tidak untuk pembelajaran tetapi untuk membuka media sosial pribadi. Berdasarkan pengamatan
peneliti, hal ini karena siswa tidak dapat lepas dari
gadget
tetapi guru kurang maksimal memanfaatkan kebiasaan siswa yang tidak dapat lepas
dari
gadget
untuk mendukung pembelajaran. Meskipun terdapat kendala dalam pelaksanaan pembelajaran dengan
blog, namun pelaksanaan pembelajaran dengan media blog telah terlaksana dengan baik. Hal ini diperkuat dengan hasil analisis lembar
observasi keterlaksanaan pembelajaran dengan blog yang menunjukkan rata-rata persentase keterlaksanaan pembelajaran matematika dengan blog
yaitu 96,43. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata persentase keterlaksanaan pembelajaran mencapai lebih dari
. Berdasarkan tabel 3.4, persentase keterlaksanaan pembelajaran dengan media blog termasuk
dalam kriteria baik. Maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan media blog telah berjalan dengan baik.
2. Minat Belajar Siswa