peneliti lain diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut terkait investigasi kontak dan juga pemberdayaan pasien sebagai agen pencegahan
penularan TB karena berdasarkan observasi di masyarakat, masyarakat sulit untuk mencegah atau menghindari penderita TB karena masyarakat tidak tahu
bahwa si penderita TB yang kontak dengannya adalah penderita TB. Di samping itu, agar dapat menurunkan angka patient delay peneliti
merekomendasikan kepada Kementerian Kesehatan untuk mengkaji kembali startegi DOTS yang digunakan agar memperhatikan juga kondisi masyarakat
umum yang merupakan penduduk berisiko tinggi terhadap TB. Selain itu, peneliti merekomendasikan kepada PKPU, petugas Puskesmas dan juga kader
TB untuk membuat target dan juga SOP dalam melakukan promosi kesehatan terkait dengan TB sejak dini di masyarakat agar semua masyarakat dapat
dipastikan terjangkau oleh kader TB dan juga dipastikan semua KK mendapatkan informasi mengenai TB sejak dini terkhusus di wilayah sekitar
tempat tinggal seseorang penderita TB BTA +. Namun, dalam pelaksanaannya tidak hanya petugas kesehatan saja yang berperan, melainkan
masyarakat setempat juga sangat dibutuhkan untuk ikut serta dalam menyebarluaskan inforrmasi TB yang telah didapatkannya tersebut. Dengan
demikian, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang TB yang merupakan salah satu cara menurunkan angka patient delay di
wilayah tersebut. Selain itu, perlu melakukan evaluasi terkait dengan catatan dan
pelaporan kader TB kepada PKPU terkait dengan penemuan suspek, evaluasi Puskesmas kepada dokter dalam melakukan anamnesis informasi onset
suspek TB dan juga kualitas rekam medis. Selain itu, Kementerian kesehatan perlu menyebarluaskan informasi mengenai TB melalui berita Televisi agar
masyarakat yakin terhadap informasi yang di sampaikan sehingga lebih waspada terhadap TB.
110
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Hampir setengah 41,2 dari patient delay di wilayah kerja PKC
Kramat Jati tahun 2014 itu tersebar pada kelompok usia 35-44 tahun dan sebesar 29,4 pada kelompok usia 25-34 tahun.
2. Sebagian besar patient delay 70,6 di wilayah kerja PKC Kramat
Jati tahun 2014 berjenis kelamin laki-laki. 3.
Hampir setengah 47,1 dari patient delay di wilayah kerja PKC Kramat Jati tahun 2014 itu tersebar sebagai wiraswasta.
4. Hampir semua 70,6 dari patient delay di wilayah kerja PKC
Kramat Jati tahun 2014 itu memiliki status ekonomi kaya. 5.
Sebagian besar 47,1 dari patient delay di wilayah kerja PKC Kramat Jati tahun 2014 itu tersebar pada jenjang pendidikan dasar,
yaitu jenjang Sekolah Dasar SD sederajat atau Sekolah Menengah Pertama SMP sederajat.
6. Seluruh patient delay 100 di wilayah kerja PKC Kramat Jati tahun
2014 itu memiliki pengetahuan rendah tentang TB. 7.
Sebagian besar 64,7 dari patient delay di wilayah kerja PKC Kramat Jati tahun 2014 itu memiliki riwayat merokok, baik merokok
setiap hari 47,1, kadang-kadang 5,9 ataupun pernah merokoksudah berhenti 11,8. Rata-rata setiap harinya, patient
delay itu merokok sebanyak 19 batang atau sekitar 1,5 bungkus.
Selama hidupnya sampai dengan pertama kali memeriksakan gejala TB yang di alaminya ke Puskesmas mereka merokok rata-rata selama
22,82 tahun. 8.
Seluruh patient delay 100 di wilayah kerja PKC Kramat Jati tahun 2014 itu memiliki jarak yang dekat antara tempat tinggal patient delay
dengan Puskesmas. 9.
Ternyata semua patient delay di wilayah kerja PKC Kramat Jati tahun 2014 itu tidak mendapat dukungan kader TB dalam memeriksakan
gejalanya ke Puskesmas. 10.
Rata-rata lama delay patient delay di wilayah kerja PKC Kramat Jati adalah 2,53 bulan.
11. Alasan patient delay pada kasus TB BTA + di wilayah kerja PKC
Kramat Jati tahun 2014 adalah karena batuk yang dialaminya adalah batuk biasa, adanya rasa malu dan takut untuk segera memeriksakan
diri ke Puskesmaspelayanan kesehatan lainnya. Meskipun delay, faktor yang akhirnya mendorong patient delay memeriksakan diri ke
Puskesmas adalah karena kondisi tubuh mereka yang sudah semakin parah, sehingga mereka merasa butuh untuk segera memeriksakan diri
ke Puskesmas.
B. Saran
1. Bagi Peneliti Lain
Bagi peneliti lain, diperlukan untuk melakukan penelitian serupa dengan menggunakan analisis bivariat untuk membuktikan hipotesis
berdasarkan hasil penelitian ini. Selain itu, perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil
pengobatan pada patient delay dengan yang bukan patient delay, penelitian tentang kontak investigasi serta pemberdayaan penderita TB
sebagai agen pencegahan TB.
2. Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat, hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi tempat pemberdayaan
masyarakat. Hal ini dikarenakan secara umum, masyarakat di wilayah kerja PKC Kramat Jati sangat membutuhkan edukasi lebih intensif
mengenai TB dari tenaga kesehatan yang tentunya Program Studi Kesehatan Masyarakat sangat memiliki peran dalam hal tersebut.
3. Bagi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
Dengan adanya hasil penelitian ini, diharapkan dalam proses kegiatan akademik di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan dapat
menerapkan kerjasama lintas profesi kesehatan Program Studi Kesehatan Masyarakat, Program Studi Farmasi, Program Studi Ilmu
Keperawatan dan Program Studi Pendidikan Dokter sebagai bekal bagi mahasiswa dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat di
kemudian hari. Hal ini dikarenakan di tengah masyarakat sangat
dibutuhkan kerjasama antar petugas kesehatan dalam melakukan pelayanan kesehatan baik berupa pelayanan preventif, kuratif maupun
rehabilitatif.
4. Bagi PKC Kramat Jati, PKL Kampung Tengah, PKL Batu Ampar
dan PKL Balekambang
Bagi PKC Kramat Jati, PKL Kampung Tengah, PKL Batu Ampar dan PKL Balekambang perlu membuat target dan SOP dalam
melakukan promosi kesehatan tentang TB kepada masyarakat kelompok rentan anggota keluarga, tetangga, rekan kerja penderita TB
lebih dini yang bekerja sama dengan PKPU. Selain itu, diperlukan evaluasi oleh dokter dalam melakukan anamnesis untuk mengetahui
informasi onset kepada suspek TB agar tidak terburu-buru dan suspek TB dapat menjawab informasi onset yang sebenarnya walaupun dalam
kondisi pasien yang menumpuk.
5. Bagi Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur
Bagi Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur diharapkan kejadian patient delay ini dapat diselesaikan pada Program
Daerah Binaan. Selain itu, dalam menjalankan program tersebut diharapkan untuk melibatkan semua pihak, baik masyarakat, tokoh
masyarakat, tenaga kesehatan di wilayah tersebut, kader TB dan kader kesehatan lainnya serta petugas kesehatan dari Puskesmas agar lebih
mudah dalam menurunkan angka patient delay.