78
b. Wawancara
Kegiatan wawancara pada penelitian ini ditujukan kepada kepala sekolah, guru kelas V dan siswa kelas V. Peneliti menggunakan pedoman wawancara
dalam melaksanakan wawancara kepada narasumber. Sebelum digunakan, pedoman wawancara divalidasi terlebih dahulu oleh para ahli yaitu ahli
pembelajaran IPA dan ahli media pembelajaran berbasis metode Montessori. Instrumen pedoman wawancara divalidasi dengan menggunakan validasi
konstruk. Kegiatan wawancara yang pertama ditujukan kepada kepala sekolah.
Wawancara yang dilaksanakan terkait dengan ketersediaan alat peraga, penggunaan alat peraga pada pembelajaran IPA, penelitian yang pernah dilakukan
mengenai media pembelajaran dan informasi yang berkaitan dengan sekolah seperti prestasi pada bidang akademis dan non akademis serta mengenai nilai
ujian nasional terutama pada mata pelajaran IPA. Sebelum melaksanakan wawancara dengan menggunakan pedoman wawancara, peneliti telah melakukan
validasi instrument pedoman wawancara kepada ahli pembelajaran IPA dan ahli media pembelajaran berbasis metode Montessori. Hasil validasi wawancara
kepala sekolah dapat dilihat pada tabel 4.3. Tabel 4. 3 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah
Ahli No. Item
Total Rerata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
12 13
14 15
16
Ahli I 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4
4 4
4 4
4 64
4 Ahli II
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4
4 4
4 4
64 4
Rerata 64
4
79 Berdasarkan hasil validasi wawancara kepala sekolah pada tabel 4.2 maka
diperoleh skor rerata 4,0. Jika dibandingkan dengan tabel 3.17 halaman 71 maka rerata tersebut memiliki nilai lebih dari 2,50 yang masuk dalam kategori sangat
baik, Sehingga instrumen pedoman wawancara yang masuk kategori sangat baik dinyatakan valid dan layak digunakan. Para ahli yang melakukan validasi
terhadap instrumen pedoman wawancara kepala sekolah tidak memberikan komentar pada instrumen sehingga peneliti tidak melakukan revisi pada instrumen
pedoman wawancara kepala sekolah. Hasil validasi instrumen pedoman wawancara kepala sekolah dapat dilihat pada lampiran 1.3 halaman 142.
Wawancara dilaksanakan oleh peneliti pada tanggal 2 September 2016. Hasiltranskrip wawancara dengan kepala sekolah dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4. 4 Hasil wawancara dengan Wawancara Kepala Sekolah
Topik Pertanyaan
No. Item
Hasil Wawancara
Informasi berkaitan
dengan sekolah
1,2,3,4 Prestasi yang diraih SD Pangudi Luhur Yogyakarta
cukup banyak, dalam bidang akademis seperti olimpyade matematika, menulis essay, spelling
bahasa inggirs. Untuk bidang non-akademis juara 2 JRBl basket, juara 2 paduan suara.
Ketersediaan alat peraga di
sekolah 5,6,7,8,9 Sekolah memiliki beberapa media pembelajaran.
Media pembelajaran berasal dari sekolah maupun hibah atau pemberian dari pemerintah dan hasil
buatan guru. Media pembelajaran yang dimiliki sekolah masih terbatas. Tidak semua mata pelajaran
memiliki media pembelajaran. Media pembelajaran yang dimiliki oleh sekolah disimpan dengan baik
Penggunaan alat peraga
IPA dalam pembelajaran
10,11,12, 13,14
Pembelajaran di kelas khususnya IPA, guru jarang menggunakan
media pembelajaran
karena keterbatasan guru maupun sekolah. Keterbatasan
sekolah mengenai jumlah media pembelajaran dengan jumlah siswa yang tidak sebanding. Jumlah
media pembelajaran yang terbatas sedangkan jumlah siswa yang banyak tidak memungkinkan
semua
kelas mampu
menggunakan media
pembelajaran. Sehingga satu media pembelajaran juga digunakan untuk banyak siswa juga.
Penggunaan media pembelajaran juga baik karena PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80 siswa tidak hanya membayangkan dan melihat
secara langsung sehingga siswa lebih paham dan mengerti.
Penelitian yang pernah
dilakukan di sekolah
berkaitan dengan media
pembelajaran 15,16
Belum ada
penelitian mengenai
media pembelajaran di SD Pangudi Luhur Yogyakarta.
Wawancara yang kedua ditujukan kepada guru kelas V SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Wawancara yang dilaksanakan terkait dengan ketersediaan dan
penggunaan alat peraga di kelas, kesulitan yang dialami guru dalam menyampikan materi pada pembelajaran IPA, kesulitan yang dialami pada siswa dalam
pembelajaran IPA dan usaha yang lakukan guru dalam mengatasi kesulitan yang dihadapi guru tersebut dan siswanya. Dalam wawancara dengan guru kelas,
peneliti juga menggunakan pedoman wawancara. Sebelum digunakan pedoman wawancara tersebut divalidasi oleh para ahli yaitu ahli pembelajaran IPA dan ahli
media pembelajaran berbasis metode Montessori. Hasil validasi instrumen pedoman wawancara dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4. 5 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Guru
Ahli No. Item
Total Rerata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
12 13
14 15
16 17 18
Ahli I 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 72
4 Ahli
II 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 72
4 Rerata
72 4
Berdasarkan hasil validasi wawancara guru kelas pada tabel 4.5 maka diperoleh skor rerata 4,0. Jika dibandingkan dengan tabel 3.17 halaman 71 maka
rerata tersebut memiliki nilai lebih dari 2,50 yang masuk dalam kategori sangat baik, Sehingga instrumen pedoman wawancara guru kelas yang masuk kategori
81 sangat baik dinyatakan valid dan layak digunakan. Lembar validasi pedoman
wawancara guru dapat dilihat lampiran 1.5 halaman 150. Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas. Wawancara dengan
guru kelas dilaksanakan pada tanggal 2 September Hasil wawancara dengan guru kelas dapat dilihat pada tabel 4.6. Berikut transkrip wawancara dengan guru kelas.
Tabel 4. 6 Hasil Wawancara dengan Guru
Topik Pertanyaan
No. Item
Hasil Wawancara
Ketersediaan media
pembelajaran di kelas
1, 2, dan 3
Media pembelajaran yang ada di kelas untuk mata pelajaran IPA belum ada. Secara umum alat peraga
yang ada di kelas seperti peta.
Penggunaan media
pembelajaran UPA dalam
pembelajaran 4, 5, 6,
7, 8, dan 9
Guru pernah menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA rangkaian listrik dan
kesimbangan. Dalam
penggunaan media
pembelajaran, guru memberi petunjuk penggunaan pada awal saja. Penggunaan edia pembelajaran
membuat siswa belajar secara mandiri. Ketika anak mengalami secara langsung maka itu akan diingat
lama
oleh siswa
daripada anak
hanya mendengarkan.
Dengan menggunakan
media pembelajaran anak akan menemukan berbagai
pengetahuan baru,
meghadapi masalah
dan menyelesaiikan
masalah itu
apabila sudah
mengetahui konsepnya. Kesulitan yang
dialami guru dalam
menyampaikan materi
pembelajaran IPA
10, 11, dan 12
Kesulitan dalam
menyampaikan materi
pembelajaran IPA adalah tingkat pemahaman siswa yang
berbeda-beda, keterbatasan
media pembelajaran atau memnag materi dirasa sulit
dijelaskan seperti siklus air. Anak-anak mengerti tahapannya tetapi kebinggungan proses pada setiap
tahapannya. Atau tahapan yang sebutkan terbolak- balik
Kesulitan belajar yang
dialami siswa dalam
pembelajaran IPA
13, 14, 15 dan
16 Karena tingkat pemahaman siswa yang berbeda-
beda maka hasil belajar anak-anak juga bermacam- macam ada yang baik,cukup atau kurang. Faktor-
faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa seperti penjelasan guru yang kurang jelas, materi
yang sulit dan faktor dari diri anak seperti kurang konsentrasi. Materi-materi yang sulit dipahami oleh
siswa berupa materi-materi verbal seperti siklus air.
Usaha yang 17 dan
Usaha yang dilakukan guru untuk mengatasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82 dilakukan guru
untuk mengatasi
kesulitan- kesulitan
tersebut 18
kesulitan yang dihadapi siswa yaitu dengan tutor teman sebaya, les tambahan. Sedangnkan untuk
mengatasi kesulitan yang dihadapi guru dengan menggunakan media pembelajaran walau masih
terbatas
Wawancara yang ketiga ditujukan kepada siswa kelas V SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Wawancara yang dilaksanakan terkait dengan pembelajaran
IPA yang diikuti , ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran di kelas dan kesulitan pada materi IPA. Dalam wawancara dengan siswa kelas V, peneliti juga
menggunakan pedoman wawancara. Sebelum digunakan pedoman wawancara tersebut divalidasi oleh para ahli yaitu ahli pembelajaran IPA dan ahli media
pembelajaran berbasis metode Montessori. Hasil validasi instrumen pedoman wawancara dapat dilihat pada tabel 4.7.
Tabel 4. 7 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Siswa
Ahli No. Item
Tota l
Rerat a
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Ahli I 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4
48 4
Ahli II 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4
48 4
Rerata 48
4
Berdasarkan hasil validasi wawancara dengan siswa pada tabel 4.7 maka diperoleh skor rerata 4,0. Jika dibandingkan dengan tabel 3.17 halaman 71 maka
rerata tersebut memiliki nilai lebih dari 2,50 yang masuk dalam kategori sangat baik, Sehingga instrumen pedoman wawancara siswa kelas V yang masuk
kategori sangat baik dinyatakan valid dan layak digunakan. Lembar validasi pedoman wawancara siswa dapat dilihat pada lampiran 1.7 halaman 159.
83 Para ahli yang melakukan validasi terhadap instrumen pedoman
wawancara siswa kelas V tidak memberikan komentar pada instrumen sehingga peneliti tidak melakukan revisi pada instrumen pedoman wawancara siswa kelas
V. Wawancara dilaksanakan oleh peneliti pada tanggal 2 September 2016. Hasiltranskrip wawancara dengan kepala sekolah dapat dilihat pada tabel 4.8.
Tabel 4. 8 Hasil Wawancara dengan Siswa
Topik Pertanyaan
No. Item
Hasil Wawancara
Tanggapan terhadap
pembelajaran IPA yang
selama ini terjadi
1 dan 2 siswa cukup senang dengan pembelajaran IPA.
Penggunaan alat peraga
dalam pembelajaran
IPA 3, 4, 5,
6, 7, dan 8
guru pernah menggunakan media pembelajara. Media yang digunakan berupa permainan. Siswa
tertarik dengan media yang digunakan karena membuat materi mudah ditangkap. Guru jarang
menggunakan media pembelajaran
Kesulitan belajar yang
dialami siswa dalam
pembelajaran IPA
9, 10, 11, dan
12 terkadang siswa mengalami kesulitan dalam belajar
IPA. Materi yang dianggap sulit seperti siklus air. Siswa merasa binggung dengan urutan siklusnya.
Guru membantu siswa yang kesulitan dengan memberi les
Berdasarkan hasil wawancara dengan ketiga sumber yaitu kepala sekolah SD Pangudi Luhur Yogyakarta, guru kelas V dan siswa kelas V dapat
disimpulkan bahwa ketersediaan media pembelajaran dan penggunaannya dalam kegiatan belajar mengajar belum optimal dan masih terbatas pada mata pelajaran
IPA materi siklus air. Hal tersebut terlihat pada jawaban yang dapat dilihat pada bagan 4.1.
84 Bagan 4. 1 Triangulasi Sumber Data Wawancara
Berdasarkan triangulasi pada bagan 4.1 mengenai sumber wawancara yang dilakukan bahwa siswa mengalami kesulitan pada materi siklus air dikarenakan
runtutan tahapan siklus air yang cukup rumit. Guru pun juga mengalami kesulitan dalam menyampaikan materi tersebut. Hal tersebut menjadi permasalahan karena
tidak adanya media pembelajaran pada materi siklus air pada pembelajaran IPA. Berdasarkan hasil identifikasi masalah melalui observasi dan wawancara
yang dilakukan, diperoleh informasi bahwa siswa menglalami kesulitan pada mata Guru :
Kelas V tidak memiliki media
pembelajaran IPA yang diletakkan di
dalam kelas. Untuk mempelajari materi
siklus air guru menggunakan
gambar dalam menjelaskan
materi. Kepala Sekolah
Sekolah memiliki media pembelajaran. Namun tidak
semua mata pelajaran memiliki media
pembelajaran. pada mata pembelajaran IPA memiliki
media seperti torso, KIT, rangkaian listrik.
Keterbatasan media pembelajaran menyebabkan
penggunaan media pembelajaran kurang
maksimal. Pembelajaran menggunakan media
pembelajaran lebih membuat siswa
bersemangat dalam belajar. Siswa
Dalam mempelajari siklus air guru tidak
menggunakan media pembelajaran.
materi ini dianggap sulit karena
urutannya sulit untuk diingat.
Penggunaan media pembelajaran
membuat siswa tertarik dalam
belajar karena materi mudah
ditangkap.
Sekolah sudah memiliki media pembelajaran tetapi untuk materi
siklus air sekolah belum memilki PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85 pelajaran IPA materi siklus air. Siswa mengatakan bahwa materi tersebut sulit
dikarenakan runtutan pada tahapan siklus air rumit dan sulit untuk diingat serta membinggungkan pada urutannya. Hal ini diperkuat pada saat observasi, banyak
siswa yang kurang tepat dalam menjawab pertanyaan guru. Siswa juga kurang tepat dalam menjawab soal yang dibagikan oleh guru. Dalam wawancara dengan
guru, materi-materi non verbal memang cukup sulit dipahami oleh siswa terlebih dalam menjelaskan guru belum menggunakan media pembelajaran.
Permasalahan lain yang ditemukan oleh peneliti adalah kurangnya media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran IPA. Di kelas belum ada media
pembelajaran IPA yang terlihat. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, guru belum menggunakan media pembelajaran dalam menjelaskan
materi. Guru menggunakan metode ceramah dan tanya jawab dalam menjelaskan materi.
4.1.1.2 Analisis Kebutuhan a. Analisis Karakteristik Siswa
Karakteristis siswa dianalisis berdasarkan observasi yang dilaksanakan di SD Pangudi Luhur Yogyakarta yang dilakukan pada pembelajaran IPA. Observasi
dilaksanakan pada tanggal 2 September 2016. Hasil observasi yang diperoleh yaitu dalam menyampaikan materi pembelajaran IPA guru menggunakan metode
ceramah dan tanya jawab. Guru membagikan hand out berupa ringkasan materi yang dirasa penting kepada siswa. Lalu handout yang diberikan ditempelkan pada
buku catatan dan dipelajari oleh siswa. Guru memberi waktu kepada siswa untuk membaca materi yang dibagikan. Setelah itu guru menjelaskan materi pada hari
itu dengan membaca ringkasan materi yang dibagi dan terpaku pada buku paket. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86 Selain metode ceramah dalam menjelaskan, guru juga melakukan tanya jawab
dengan siswa secara lisan. Pada saat melakukan tanya jawab suasana pembelajarn terlihat lengang,
semua siswa diam seolah-olah takut mendapat giliran menjawab soal. Siswa terlihat kurang bersemangat dalam belajar, mereka terlihat lesu dengan
meletakkan kepala meraka diatas meja dan melakukan hal lain yang mengganggu proses pembelajaran seperti asyik bermain dengan kertas, mengganggu teman
pada saat guru sedang menjelaskan atau sedang bertanya. Ketika guru memberi pertanyaan kepada siswa banyak siswa yang tidak bisa menjawab pertanyaan dan
menjawab pertanyaan dengan kurang tepat. Uraian mengenai karakteristik siswa tersebut digunakan oleh peneliti sebagai pertimbangan dalam membuat kuesioner
analisis kebutuhan.
b. Analisis Karakteristik Media Pembelajaran Montessori