Siklus Air Ilmu Pengetahuan Alam

28 tahu anak secara alamiah. Hal ini akan membantu mereka mengembangkan kemampuan bertanya dan mencari jawaban berdasarkan bukti serta mengembangkan cara berpikir ilmiah Samatowa, 2010:2. Berdasarkan pemaparan para ahli diatas, peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran IPA yang bersifat abstrak hendaknya memberikan pengalaman langsung untuk siswa dengan menggunakan hal-hal yang bersifat konkret seperti media pembelajaran untuk membantu siswa dalam belajar.

2.1.4.2 Siklus Air

Daur air merupakan sirkulasi perputaran air secara terus-menerus dari bumi ke atmosfer dan kembali ke Bumi. Daur air ini terjadi melalui proses evaporasi penguapan, presipitasi pengendapan, dan kondensasi pengembunan. Berikut proses daur air yaitu: a. Evaporasi Air di laut, sungai, dan danau menguap karena pengaruh panas dari sinar matahari. Tumbuhan juga mengeluarkan uap air ke udara. Proses penguapan ini disebut evaporasi. b. Presipitasi Uap air naik dan berkumpul di udara. Lama-kelamaan, udara tidak dapat lagi menampung uap air jenuh. Proses ini disebut presipitasi pengendapan c. Kondensasi Jika suhunya turun, uap air akan berubah menjadi titik-titik air. Titik-titik air ini membentuk awan. Proses ini disebut kondensasi pengembunan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29 Titik-titik air di awan kemudian akan turun menjadi hujan. Air hujan akan turun di darat maupun di laut. Air hujan itu akan jatuh ke tanah atau perairan. Air hujan yang jatuh di tanah akan meresap menjadi air tanah infiltrasi. Selanjutnya, air tanah akan keluar melalui sumur. Air tanah juga akan mengalir ke danau atau sungai. Air hujan juga ada yang jatuh ke perairan, misalnya sungai atau danau. Kondisi ini akan menambah jumlah air di tempat tersebut Run 0ff. Air di sungai akan mengalir ke laut. Di lain pihak sebagian air di sungai dapat menguap kembali. Air sungai yang menguap membentuk awan bersama dengan uap dari air laut dan tumbuhan. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam daur air. Dari sini dapat disimpulkan bahwa jumlah air di Bumi secara keseluruhan cenderung tetap. Hanya wujud dan tempatnya yang berubah. Secara sederhana daur air dapat digambarkan seperti di samping ini. Selama dalam perjalanan siklus air, air ada yang tertahan di berbagai tubuh perairan, ada pula yang langsung kembali masuk pada siklus air. Berdasarkan lama peredaran air, siklus air dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu siklus pendek, sedang, dan panjang. a.Siklus Pendek Siklus pendek merupakan suatu proses peredaran air dengan jangka waktu yang relatif cepat. Proses ini biasanya terjadi di laut. Air laut mengalami evaporasi penguapan, karena adanya panas dari sinar matahari. Uap air dari evaporasi naik ke atas sampai pada ketinggian tertentu dan mengalami kondensasi sehingga terbentuk awan. Awan semakin lama semakin besar, maka turunlah sebagai hujan di atas laut. Air yang turun ini kembali menjadi air laut yang akan mengalami evaporasi lagi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30 b. Siklus Sedang Air laut mengalami evaporasi menuju atmosfer, dalam bentuk uap air karena panas sinar matahari. Angin yang bertiup membawa uap air laut ke arah daratan. Pada ketinggian tertentu, uap air yang berasal dari evaporasi air laut, sungai, dan danau terkumpul makin banyak di udara. Suatu saat uap air menjadi jenuh dan mengalami kondensasi, kemudian menjadi hujan. Air hujan yang jatuh di daratan selanjutnya mengalir ke parit, selokan, sungai, danau, dan menuju ke laut lagi. c.Siklus Panjang Panas sinar matahari menyebabkan evaporasi air laut. Angin membawa uap air laut ke arah daratan dan bergabung bersama dengan uap air yang berasal dari danau, sungai, dan tubuh perairan lainnya, serta hasil transpirasi dari tumbuhan. Uap air ini berubah menjadi awan dan turun sebagai presipitasi hujan. Air hujan yang jatuh, sebagian meresap ke dalam tanah infiltrasi menjadi air tanah. Adakalanya presipitasi tidak berbentuk hujan, tetapi berbentuk salju atau es. Sebagian air hujan diserap oleh tumbuhan serta sebagian lagi mengalir di permukaan tanah menuju parit, selokan, sungai, danau, dan selanjutnya ke laut. Aliran air tanah ini disebut perkolasi dan berakhir menuju ke laut. Air tanah juga dapat muncul ke permukaan menjadi mata air. Siklus panjang merupakan siklus yang berlangsung paling lama dan prosesnya paling lengkap. 31

2.2 Penelitian Yang Relevan

Penelitian mengenai metode Montessori telah dilakukan oleh Noi 2015, Wulandari 2016 dan Hadiyanti 2016 yang mengembangkan alat peraga berbasis metode Montessori. Noi 2015 mengembangakan alat peraga berbasis metode Montessori materi penjumlahan dan pengurangan di kelas III. Jenis penelitian yang digunakan oleh Noi adalah penelitian dan pengembangan RD. Penelitian ini menunjukan bahwa alat peraga papan penjumlahan dan pengurangan berbasis metode Montessori yang dikembangkan memiliki kualitas yang sangat baik dilihat dari perolehan skor validasi ahli yaitu 3,73. Alat peraga yang dikembangkan juga mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari perolehan skor rerata pretes dan posttes yang meningkat dari 58,21 menjadi 97,82. Wulandari 2016 juga mengembangkan media pembelajaran materi membaca dan menulis permulaan untuk kelas I. Jenis penelitian yang digunakan oleh Wulandari adalah penelitian dan pengembangan RD. Penelitian yang dilakukan oleh Wulandari menunjukkan bahwa alat peraga membaca dan menulis permulaan memiliki kualitas yang sangat baik. Hal tersebut terlihat dari perolehan hasil validasi oleh para ahli sebesar 3,82. Dengan perolehan skor selisih pretest dan postest sebesar 26,2 sehingga alat peraga berbasis metode Montessori dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan memiliki kualitas yang sangat baik. Senada dengan Noi 2015 dan Wulandari 2016, Hardiyanti 2016 juga melakukan penelitian alat peraga berbasis metode Montessori materi Keragaman