Pengukuran Konsumsi Energi Listrik Satu Fasa

225 energimeter satu fasa dan energimeter tiga fasa. Pengukuran energi listrik menjadi sangat penting dalam dunia bisnis ketenagalistrikan. Energimeter merupakan domestik yang paling banyak dipakai untuk mengukur konsumsi energi listrik pada suatu instalasi listrik domestik maupun komersial. Energi listrik diukur dalam satuan kilo watt-jam kWh dengan energimeter. Oleh karena itu energimeter juga lazim disebut sebagai kWh-meter.

2.1 Pengukuran Konsumsi Energi Listrik Satu Fasa

Konstruksi sebuah energimeter untuk mengukur konsumsi energi pada instalasi listrik sistem satu fasa terdiri dari:  Driving system  Moving system  Braking system, dan  Registering system

2.1.1 Driving System

Driving system pada energimeter terdiri dari dua elektromagnetik dari baja silikon berlaminasi, shunt magnet dan series magnet seperti diperlihatkan dalam Gambar 11. Elektromagnetik M1 disebut series magnet dan elektromagnetik M2 disebut sebagai shnut magnet. Series magnet M1 mempunyai koil magnet yang terdiri dari beberapa lilitan kawat penghantar berdiameter lebih besar. Koil ini disebut sebagai koil arus atau current coil CC dan koil ini terhubung seri dalam rangkaian. Arus beban load mengalir melalui koil ini. Shunt magnet M2 mempunyai koil magnet yang terdiri dari banyak lilitan kawat penghantar berdiameter kecil. Koil ini disebut sebagai koil tegangan atau voltage coil VC dan koil tegangan ini terhubung paralel dengan sumber tegangan supply voltage. 226 Gambar 11 Konstruksi Energimeter Satu Fasa Jadi kWh-meter juga mempunyai 4 terminal dan cara penyambungannya sama seperti watt meter. Tetapi hanya berbeda di dalam konstanta ukurnya. Pada bagian bawah inti shunt magnet dipasang kawat penghantar yang terhubung singkat cooper band yang disebut sebagai power factor compensator PFC. Dengan mengatur posisi PFC maka flusi shunt magnet dapat dibuat tertinggal terhadap tegangan sumber sebesar 90 o . Kemudian pada shunt magnet dilengkapi juga dengan cooper shading yang terpasang di kedua kaki luar sunt magnet FC1 dan FC2 yang berfungsi sebagai frictional compensation.

2.1.2 Moving System

Moving system adalah sistem mekanisasi pada energimeter yang terdiri dari piringan atau cakram tipis terbuat dari alumunium terpasang pada spindle dan diletakkan pada celah udara antara series magnet dan shunt magnet, sehingga akan diinduksikan eddy current pada piringan alumunium tersebut. Karena medan magnet yang dibangkitkan pada series magnet dan pada shunt magnet berbeda fasa 90 derajat, maka akan dibangkitkan medan putar seperti halnya yang terjadi motor kutub bayangan shaded pole sehingga piringan berputar. 227 Gambar 12 Phasor Diagram Energimeter Keterangan: V = Tegangan sumber I = arus beban tertinggal terhadap tegangan sumber Cos ⱷ = faktor kerja beban tertinggal Ish = Arus yang diakibatkan oleh ɸsh dalam piringan Ise = arus yang diakibatkan oleh ɸse dalam piringan

2.1.3 Braking System

Braking system terdiri dari magnet permanen yang disebut sebagai rem magnet. Magnet permanen tersebut diletakkan di ujung piringan. Jika piringan berputar dalam medan magnet permanen akan diinduksikan eddy current. Eddy cuurent yang bangkit akan bereaksi dengan fluksi dan menghasilkan torsi yang melawan gerakan piringan. Torsi pengereman ini proporsional dengan kecepatan putar piringan.

2.1.4 Registering System

Spindle pada piringan terhubung pada mekanisasi pencacah mekanik. Mekanisasi pencacah counter mencatat nomor yang proporsional dengan jumlah putaran piringan. Pencacah dikalibrasi untuk menampilkan jumlah konsumsi energi listrik dalam satuan kili watt-hour kWh. Jumlah putaran piringan akan tercacat pada piranti pencacah mekanik. Kemudian jumlah putaran yang tercatat pada piranti pencacah mekanik dikalibrasi sebagai jumlah konsumsi energi yang telah terpakai. Konstanta ukur dalam kWh-meter adalah jumlah putaran piringan meter untuk menentukan nilai kWh-nya yang diberi simbol C. Misalnya C = 1250 rkWh. Contoh: 228 Sebuah kWh-meter yang terpasang pada instalasi listrik satu fasa untuk mencatat konsumsi energi yang telah terpakai selama enam menunjukkan piringan meter telah berputar sebanyak 1800 putaran. Jika konstanta energimeter tersebut 1250 rphkWh, tentukan nilai energi listrik yang sudah terpakai selama enam jam. Penyelesaian: Jadi jumlah konsumsi energi selama enam jam adalah: � = 8 ��ℎ ��ℎ ��ℎ = ,5 ��ℎ Keterangan Gambar 1. Bantalan Atas 2. Komutator Dan Sikat 3. Kumparan Statis 4. Kumparan Bantu 5. Kumparan Putar 6. Tahanan Seri 7. anti arresting magnet 8. mekanik pencatat 9. magnetic screening 10. piringan putar 11. rem magnet 12. bantalan bawah Gambar 13 Energimeter Tipe Elektrodinamis Satu Fasa 229 Gambar 14. Tipikal KWH meter 1 fasa Lembar Kerja 1: Kondisi Operasi Pengukuran konsumsi energi Listrik Satu Fasa Melalui lembar kerja 1 ini kalian harus melakukan pengamatan untuk mengkaji rangkaian pengukuran konsumsi energi listrik satu fasa dengan energimeter yang telah disiapkan oleh guru. Secara berkelompok, kalian mengumpulkan data melalui kegiatan mengamati penunjukkan energimeter dari eksperimen yang telah disiapkan oleh guru. Eksperimen terdiri dari papan eksperimen meliputi sebuah energimeter satu fasa, lampu pijar 60 watt220V dan kabel jumper. Diskusikan dengan teman sekelompk hasil pengamatan kalian dan presentasikan di kelas. 230

2.2 Sistem Pengukuran Energi Listrik Tiga Fasa

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS E-LEARNING MENGGUNAKAN SCHOOLOGY PADA MATA PELAJARAN MESIN LISTRIK AC PADA SISWA KELAS XI TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK (TIPTL) SMK SWASTA IMELDA MEDAN.

0 3 26

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN MENGGUNAKAN HASIL PENGUKURAN LISTRIK KELAS X TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SMK NEGERI 1 MERDEKA. MEDAN, 2016.

1 5 55

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS SAINTIFIK TERHADAP KEMAMPUAN SOFTSKILLS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN DASAR DAN PENGUKURAN LISTRIK SISWA KELAS X PROGRAM TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK SMK NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN.

0 3 31

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BALAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN DASAR DAN PENGUKURAN LISTRIK KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK SMK NEGERI 1 MERDEKA.

0 3 26

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF DASAR DAN PENGUKURAN LISTRIK PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK.

0 6 254

PENGARUH PERFORMA PRAKTIK DASAR DAN PENGUKURAN LISTRIK, KONFORMITAS DAN KEDISIPLINAN TERHADAP KEMATANGAN KARIR SISWA JURUSAN TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK SMK N 1 SEDAYU.

0 0 128

PENINGKATAN KOMPETENSI PENGUKURAN LISTRIK SISWA KELAS X SMK MA’ARIF 1 WATES PAKET KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY BASED LEARNING.

0 0 280

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MATA DIKLAT PEMASANGAN DASAR INSTALASI LISTRIK SISWA KELAS X TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK SMK NEGERI 1 SEDAYU.

1 3 86

PENINGKATAN KOMPETENSI MATA PELAJARAN DASAR DAN PENGUKURAN LISTRIK SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK DI SMK MUHAMMADIYAH 1 KLATEN UTARA DENGAN METODE DISCOVERY LEARNING.

1 2 202

Teknik Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik

0 0 1