1. Tidak semua konsep dalam kimia dapat mengungkapkan model Talking Chips
, disinilah tingkat profesionalitas seorang guru dapat dinilai. Seorang guru yang profesional tentu dapat memilih metode
dan model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan dibahas dalam proses pembelajaran.
2. Pengelolaan waktu saat persiapan dan pelaksanaan perlu diperhatikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, terutama
dalam proses pembentukan pengetahuan siswa. 3. Pembelajaran model Talking Chips adalah model pembelajaran
yang menarik namun cukup sulit dalam pelaksanaannya, karena memerlukan persiapan yang cukup sulit. Selain itu dalam
pelaksanaannya guru dituntut untuk dapat mengawasi setiap siswa yang ada di kelas. Hal ini cukup sulit dilakukan terutama jika
jumlah siswa dalam kelas terlalu banyak.
c. Persamaan dan perbedaan pembelajaran kooperatif model Talking
Chips dengan model-model pembelajaran kooperatif yang lain.
Semua model-model pembelajaran kooperatif yang berlandaskan metode pembelajaran kooperatif mempunyai tujuan, ciri-ciri, unsur-
unsur, konsep-konsep, dan keterampilan-keterampilan pembelajaran yang sama, akan tetapi setiap model dalam pembelajaran kooperatif
mempunyai ciri khas tertentu. Pembelajaran
kooperatif model
Talking Chips dapat
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan idenya, sehingga tidak ada siswa yang mendominasi dan siswa yang diam saja.
Pembelajaran kooperatif model Talking Chips dapat membantu guru untuk memonitor tanggung jawab individu siswa. Selain itu dalam
pembelajaran kooperatif model Talking Chips juga akan melatih siswa untuk berpartisipasi aktif dalam berkomunikasi. Kemampuan ini sangat
penting sebagai bekal dalam hidup bermasyarakat, sehingga sangat penting bagi guru untuk membekali sebelumnya dengan kemampuan
berkomunikasi, mengingat bahwa tidak semua siswa memiliki tingkat kemampuan untuk berkomunikasi
3. Hasil Belajar Kimia a. Pengertian Belajar
Aktivitas belajar telah ada sejak manusia lahir. Hampir di sepanjang waktunya manusia melaksanakan ritual-ritual belajar.
Pengetahuan, kemampuan, kebiasaan, kegemaran dan sikap seseorang terbentuk, dimodifikasi dan berkembang disebabkan karena belajar.
Menurut pendapat yang tradisional, belajar hanyalah dianggap sebaga pengumpul sejumlah ilmu saja.
Secara umum, pengertian belajar ditafsirkan berbeda-beda oleh para ahli. Menurut Muhibbin Syah, belajar adalah tahapan perubahan
tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
20
Sedangkan menurut Ngalim Purwanto, belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku, dimana perubahan itu mengarah kepada tingkah
laku baik, tetapi ada juga kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.
21
Menurut Syaiful Bahri Djamarah, belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh perubahan tingkah
laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
22
Berdasarkan ketiga pendapat tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku, baik kepada
tingkah laku yang baik atau buruk. Perubahan-perubahan yang terjadi pada belajar ini terjadi secara sadar, brsifat relatif menetap, bersifat
20
Muhibbin Syah, “Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru” PT Remaja Rosdakarya”, 2007. hal. 92
21
Drs. M.Ngalim Purwanto, MP.,”Psikologi Pendidikan”, PT Remaja Rosdakarya”, 2007. hal. 85
22
Drs. Syaiful Bahri Djamarah, “Psikologi Belajar”, PT. Rineka Cipta, 2008. hal.13