75
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
ISSN 2502-8723
siswa mempelajarinya dalam kelompok kecil 4 siswa yaitu mendiskusikan masalah
tersebut bersama-sama
anggota kelompoknya. Masing-masing kelompok
menyelesaikan atau memecahkan masalah yang diberikan dengan cara mereka sendiri.
Kemudian 2 dari 4 anggota dari masing- masing
kelompok meninggalkan
kelompoknya dan bertamu ke kelompok yang lain, sementara 2 anggota yang tinggal
dalam kelompok bertugas menyampaikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu.
Setelah memperoleh informasi dari 2 anggota yang tinggal, tamu mohon diri dan
kembali ke kelompok masing-masing dan melaporkan temuannya serta mancocokkan
dan membahas hasil-hasil kerja mereka. 4.Formalisasi
Setelah belajar dalam kelompok dan menyelesaikan permasalahan yang diberikan
salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya untuk
dikomunikasikan atau didiskusikan dengan kelompok
lainnya. Kemudian
guru membahas dan mengarahkan siswa ke
bentuk formal. 5. Evaluasi Kelompok dan Penghargaan
Pada tahap
evaluasi ini
untuk mengetahui seberapa besar kemampuan
siswa dalam memahami materi yang telah diperoleh dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif
model TSTS.
Masing-masing siswa diberi kuis yang berisi pertanyaan-pertanyaan
dari hasil
pembelajaran dengan model TSTS, yang selanjutnya dilanjutkan dengan pemberian
penghargaan kepada
kelompok yang
mendapatkan skor rata-rata tertinggi. Kelebihan Dan Kekurangan Model
TSTS Adapun kelebihan dari model TSTS adalah
sebagai berikut: a Dapat diterapkan pada semua kelastingkatan; b Kecenderungan
belajar siswa menjadi lebih bermakna; c Lebih berorientasi pada keaktifan; d
Diharapkan siswa
akan berani
mengungkapkan pendapatnya;
e Menambah kekompakan dan rasa percaya
diri siswa; f Kemampuan berbicara siswa dapat
ditingkatka; g
Membantu meningkatkan minatmotivasi dan prestasi
belajar. Sedangkan
kelemahan model
pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray antara lain, yaitu: a membutuhkan
waktu yang lama; b siswacenderung tidak mau belajar dalam kelompok; c bagi guru,
membutuhkan banyak persiapan materi, dana dan tenaga; d guru cenderung
kesulitan dalam pengelolaan kelas. Untuk mengatasi
kekurangan pembelajaran
kooperatif model TSTS, maka sebelum pembelajara
guru terlebih
dahulu mempersiapkan dan membentuk kelompok-
kelompok belajar yang heterogen ditinjau dari segi jenis kelamin dan kemampuan
akademis. Berdasarkan sisi jenis kelamin, dalam satu kelompk harus ada siswa laki-
laki dan perempuannya. Jika berdasarkan
76
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
ISSN 2502-8723
kemampuan akademis maka dalam satu kelompok
terdiri dari
satu orang
berkemampuan akademis tinggi, dua orang dengan kemampuan sedang dan satu lainnya
dari kelompok
kemampuan akademis
kurang. Pembentukan kelompok heterogen memberikan
kesempatan untuksaling
mengajar dan saling mendukung sehingga memudahkan pengelolaan kelas karena
dengan adanya
satu orang
yang berkemampuan
akademis tinggi
yang diharapkan
bisa membantu
anggota kelompok yang lain.
C. MOTIVASI BELAJAR
Pada dasarnya motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan,
menggarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak
melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. Menurut Clayton
Alderfer dalam Nashar,2004:42. Motivasi belajar adalah kecenderungan siswa dalam
melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau
hasil belajar sebaik mungkin. Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang
menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Dalam
motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan
dan mengarahkan sikap serta perilaku pada individu belajar Koeswara, 1989 ; Siagia,
1989 ; Sehein, 1991 ; Biggs dan Tefler, 1987 dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006 Untuk
peningkatan motivasi belajar menurut Abin Syamsudin M 1996 yang dapat kita
lakukan adalah mengidentifikasi beberapa indikatoryna dalam tahap-tahap tertentu.
Indikator motivasi antara lain: 1 Durasi kegiatan;
2 Frekuensi
kegiatan; 3
Presistensinya pada tujuan kegiatan; 4 Ketabahan, keuletan dan kemampuannya
dalam menghadapi kegiatan dan kesulitan untuk mencapai tujuan; 5 Pengabdian dan
pengorbanan untuk mencapai tujuan; 6 Tingkatan aspirasi yang hendak dicapai
dengan kegiatan yang dilakukan; 7 Tingkat kualifikasi prestasi; 8 Arah sikapnya
terhadap sasaran kegiatan. Motivasi adalah usaha yang didasari
untuk mengerahkan dan menjaga tingkah seseorang agar ia terdorong untuk bertindak
melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. Menurut Santrok
2008:510 bahwa motivasi adalah proses yang
memberi semangat,
arah, dan
kegigihan perilaku.
Adapun pendapat
menurut Sardiman 2007:73 adalah daya penggerak dari dalam diri untuk melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan. Selanjutnya menurut Mc.
Donald dalam Sardiman:2007:73, motivasi adalah
perubahan energi
dalam diri
seseorang yang ditandai dengan munculnya ―felling‖ dan didahului dengan tanggapan
terhadap adanya
tujuan. Berdasarkan
beberapa pendapat
para ahli
tentang
77
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
ISSN 2502-8723
pengertian motivasi dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan keseluruhan
daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan, dan
yang memberikan arah dalam kegiatan belajar. Sehingga tujuan yang diharapkan
dapat tercapai dengan baik dan maksimal. Menurut Azwar, 1995 Perubahan motivasi
yang diperoleh berdasarkan pendekatan komunikasi juga dapat dilihat melalui
perubahan sikap yang ditimbulkan. Belajar ada sejak manusia dilahirkan
sampai usia lanjut, dalam kehidupan seharihari manusia banyak melakukan
kegiatan yang sebenarnya merupakan suatu gejala belajar. Menurut Slameto 2010: 2,
―belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai
hasil pengalamanya
sendiri dalam
interaksi dengan lingkunganya.‖Hal ini menunjukkan
bahwa jika seseorang melakukan gejala belajar dengan baik maka terjadi proses
perubahan sebagai hasil belajar dan terjadi dalam jangka waktu tertentu.
Dari pengertian motivasi dan belajar dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar
merupakan keseluruhan daya penggerak yang terdapat dalam diri siswa yang
mendorong, memantapkan,
dan mengarahkan untuk melakukan aktivitas
pada kegiatan belajar siswa sebagai hasil pengalamanya sendiri guna mencapai suatu
tujuan kebutuhan
dan memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru. Motivasi
juga bisa disebut sebagai penumbuh gairah, merasa senang, dan semangat untuk belajar.
Dengan motivasi yang kuat, siswa akan mempunyai banyak energi untuk melakukan
kegiatan belajar dan mencapai prestasi yang tinggi.
Siswa yang
motivasi berprestasinyatinggi akan mencapai prestasi
akademis yang tinggi apabila: a Rasa takutnya akan kegagalan lebih rendah
daripada keinginannya untuk berhasil; b Tugas-tugas di dalam kelas cukup memberi
tantangan, tidak terlalu mudah tetapi juga tidak terlalu sukar, sehingga memberi
kesempatan untuk berhasil.
D. MENINGKATKAN
MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL