545
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
ISSN 2502-8723
berarti sembur. Su‘i uwi dilakukan di sa‘o
rumah adatrumah pokok. Ritus ini biasanya dilakukan pada saat malam kedua
reba.
4.4 Proses Penciptaan Mantra Su’i
Mantra su‘i uwi mengungkapkan tiga
hal yakni kisah eksodus manusia pertama Bajawa yang kemudian menjadi cikal bakal
pewaris tradisi reba, kisah kehidupan pertama orang Bajawa di Bajawa dan
perutusan yang berupa pesan-pesan moral. Kisah eksodus orang Bajawa pertama di
mulai dari giu gema daerah kegelapan atau yang tidak diketahui tempatnya. Perjalanan
mereka kemudian dilanjutkan ke Sina One, Selo One, Jawa One, Raba One dan
seterusnya. Berkaitan
dengan kisah
kehidupan pertama
orang Bajawa,
diungkapkan bahwa
awalnya mereka
mendiami wilayah Tiwa Lina, kemudian ke Langga Gedha dan seterusnya menyebar
dan mendiami kampung-kampung sampai saat ini. Hal-hal yang berkaitan dengan
nasehat atau petuah yang ditujukan pada anak muda agar selalu bekerja keras, taat
pada norma-norma adat, tidak mencuri dan lain-lain juga merupakan bagian dari proses
penciptaan mantra yang dingat oleh penutur. Frasa sui o uwi mendominasi mantra
su‘i. selain itu juga terdapat kata lau, zili, dhia.
teru ne‘e tena, mae, dan lodho. Semuanya adalah formula yang digunakan
dalam penuturan mantranya su‘i.
PEMBAHASAN HASIL ANALISIS
Mantra su‘i dituturkan di sa‘o pada saat
reba. Penuturannya diselingi dengan semburan ludah siri pada
su‘a yang dililiti uwi. Hal ini membuktikan bahwa
su‘a, uwi, sa‘o dan reba tidak dapat dipisahkan.
Semuanya dipadukan serta menghasilkan ngadhu dan bhaga sebagai lambang
monumental yang membuktikan kesejahteraan dan adanya hubungan baik
antara manusia dengan Yang Kuasa serta leluhur. Semuanya adalah satu kesatuan
konsep kehidupan bagi masyarakat Bajawa. Asal usul keturunan, karakter, prinsip hidup,
rumah adat, kepemilikan tanah serta ideologi orang Bajawa dapat ditemukan dalam
mantra su‘i. Dengan demikian mantra su‘i
adalah narasi kehidupan orang Bajawa. Perjalanan dari giu gema menuju tiwa lina
tidak hanya bermakna tempat. Dalam bahasa daerah setempat, giu gema berarti gelap
gulita dan tiwa lina berarti tempat yang memiliki air yang jernih. Giu gema adalah
simbol asal usul manusia yang berasal dari Allah. Tiwa Lina adalah simbol muara
kehidupan orang Bajawa yang memiliki kesejukan, kedamaian serta selalu
berkecukupan. Tempat-tempat yang disinggahi serta lautan luas dan semua
aktivitas dalam perjalanan adalah simbol dari ziarah kehidupan yang penuh tantangan.
Kisah kehidupan pertama dari Tiwa Lina sampai Jerebuu memperlihatkan kehidupan
546
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
ISSN 2502-8723
sebagai sebuah proses pencarian yang harus terus dilakukan.
Peristiwa su‘i
kua mengungkapkan
kegigihan manusia Bajawa yang selalu gigih mempertahankan hidupnya. Hidup harus
dipertahankan dengan
kebenaran dan
kebenaran adalah hidup. Hidup yang benar adalah hidup yang diamanatkan dalam
narasi su‘i. Su‘i mengungkapkan tentang
kebenaran uwi sebagai roti kehidupan bagi orang Bajawa. Roti bagi kehidupan jiwa dan
raga. Sebagai roti kehidupan uwi harus dipetahankan, dijaga dan senantiasa dilakoni
sebagaimana diamanatkan. Narasi su‘i
mengajarkan tentang kehidupan. Kehidupan yang dicita-citakan adalah kehidupan yang
selalu diisi dengan karya-karya, penuh tanggung jawab, serta senantiasa taat pada
adat dan kebudayaan. Secara sintaksis mantra
su‘i didominasi oleh kalimat
verba, berita
dan perintah.
Kehadiran kalimat berita memperlihatkan keberadaan mantra dimaksud sebagai sebuah
media informasi yang sangat penting bagi kehidupan orang Bajawa. Selain informasi,
mantra su‘i mengamanatkan banyak hal
yang berkaitan dengan kehidupan. Amanat dimaksud dikomunikasikan menggunakan
kalimat perintah. Perintah untuk senantiasa menjaga kebenaran uwi.
Uwi adalah hasil dari su‘a. Su‘a adalah
simbol dari tanggung jawab. Tanggung jawab untuk tetap menjaga
su‘a sebagai warisan, tanggung jawab memanfaatkan
su‘a secara benar, tanggung jawab terhadap kesejahteraan, tanggung jawab untuk tetap
menjaga hubungan baik antara manusia dengan Allah, anak cucu dengan leluhur dan
keseimbangan langit
dan bumi
serta tanggung jawab secara sosial.
Mantra su‘i didominasi oleh frasa su‘i o uwi.
Hal ini membuktikan bahwa su‘i uwi adalah
inti ajaran bagi masyarakat Bajawa. Ajaran ini adalah ajaran pokok yang diamini berasal
dari Sang Pencipta. Ajaran dimaksud disampaikan oleh Sili yang merupakan
keturunan lurus dari Oba dan Nangga. Oba dan Nangga adalah pemimpin perjalanan
menuju Bajawa. Berdasarkan bahasa daerah setempat, kata Oba dapat bemakna daratan
dan Nangga berarti danau genangan air. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
Oba dan Nangga adalah simbol dari lautan dan daratan.
Kehadiran rima dan gaya bahasa dalam mantra
su‘i adalah bukti bahwa mantra su‘i adalah
sebuah pesan
moral yang
disampaikan dengan sangat indah. su‘i
adalah sebuah narasi kehidupan yang kaya akan unsur estetik. Mantra su‘i merupakan
sebuah karya seni yang menyimpan banyak makna.