Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Pembinaan Kehidupan Demokrasi
124
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
ISSN 2502-8723
badan pekerja dari parlemen, di beberapa negara ada yang menggunakan sistem
campuran antara sistem presidensial dengan sistem parlemen Kaelan; 2007: 54. Pada
masa-masa awal perkembangan demokrasi difahami
sebagai salah
satu bentuk
pemerintahan. Namun
seiring dengan
perkembangan zaman dan pemikiran umat manusia serta perkembangan ilmu dan
teknologi demokrasi difahami lebih luas lagi. Sekarang demokrasi bukan saja sebagai
bentuk pemerintahan tetapi sebagai sistem politik bahkan sebagai sistem ekonomi.
Pada masa sekarang tidak semata difahami sebagai suatu bentuk pemerintahan
akan tetapi
sebagai sistem
politik pengertiannya lebih luas dari bentuk
pemerintahan. Bahkan luas lagi sampai pada sistem
ekonomi. Menurut
Samuel Huntington 2001 : 30. Sistem politik yang
demokratis adalah
dimana pembuat
keputusan kolektif yang paling kuat adalah yang dipilih melalui Pemilu yang adil dan
jujur dan berkala yang para calonnya bebas bersaing untuk memperoleh suara dari
rakyat yang berhak memberikan suara. Sistem politik demokrasi tidak datang
tumbuh dan berkembang dengan sendirinya. Namun membutuhkan usaha nyata dari
setiap warga negara maupun penyelenggara negara
dalam bentuk
prilaku yang
demokratis. Untuk itu diperlukan pendidikan tentang demokrasi yang sungguh-sungguh.
Demokrasi yang telah menjadi prinsip dalam pemerintahan dan sistem pemerintahan
Indonesia sangat penting dibina agar memasyarakat pada warga negara Indonesia
melalui pendidikan. Hal ini sesuai pula dengan pendapat Prof. Zamroni, PhD yang
menyatakan bahwa upaya membangun masyarakat yang demokratis harus diiringi
dengan membangun struktur sosial politik dan kultur yang demokratis. Untuk itu
pendidikan kiranya
merupakan suatu
instrumen untuk
membangun kultur
demokrasi dan
Pendidikan Kewarganegaraan
di perguruan
tinggi merupakan salah satu bentuk untuk itu.
Asykuri Ibnu Chanim, 2003. VII. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa demokrasi
tidak hanya memerlukan institusi, hukum aturan ataupun lembaga-lembaga negara
yang lain. Demokrasi sejati memerlukan sikap dan prilaku hidup dari masyarakat
pendukungnya. Oleh karenanya pendidikan merupakan bagian yang penting dalam
membina warga negara yang demokratis. Untuk dapat berkembang dan
berjalannya demokrasi pada suatu negara tidak hanya memerlukan institusi, hukum,
aturan ataupun lembaga negara. Demokrasi sejati memerlukan sikap dan prilaku
masyarakatnya di samping lembaganya. Tersedianya
kondisi seperti
ini membutuhkan waktu yang lama, berat dan
sulit. Oleh karena itu secara substantif berdimensi
jangka panjang
guna mewujudkan masyarakat atau kehidupan
125
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
ISSN 2502-8723
demokratis pendidikan demokrasi mutlak diperlukan. Karena pendidikan demokrasi
pada hakekatnya merupakan pengenalan dan mensosialisasikan nilai-nilai demokrasi agar
dapat diterima dan dijalankan serta dapat ditegakkan dalam kehidupan berbangsa
bermasyarakat dan bernegara oleh warga negara.
Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa pendidikan demokrasi bertujuan
mempersiapkan warga
masyarakat berprilaku dan bertindak demokratis melalui
penanaman pengetahuan, kesadaran untuk dapat melaksanakan nilai-nilai demokrasi.
Hal ini sejalan dengan pendapat Zamroni 2001
: 165
menyatakan bahwa
pengetahuan dan kesadaran akan nilai-nilai demokrasi itu meliputi tiga hal yaitu : 1
kesadaran bahwa demokrasi adalah pola kehidupan yang paling menjamin hak-hak
warga masyarakat itu sendiri dan merupakan pilihan terbaik tentang pola hidup bernegara
; 2 demokrasi adalah merupakan sebuah learning proses yang lama dan tidak sekedar
meniru dari
masyarakat lain
; 3
kelangsungan demokrasi tergantung pada keberhasilan
mentranspormasikan nilai
– nilai demokrasi pada masyarakat.