48
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
ISSN 2502-8723
Istilah model dapat diartikan sebagai tampilan grafis, prosedur kerja yang teratur
atau sistematis, serta mengandung pemikiran bersifat uraian atau penjelasan berikut saran
Prawiradilaga, 2007:33. Kemudian,
desain model
pembelajaran dapat dibangun melalui teori- teori belajar, psikologi pada sasaran yang
dipilih maupun sistem komunikasi. Model dirancang untuk mewakili realitas yang
sesungguhnya, bukan sekedar kerangka konseptual
yang mendeskripsikan
dan melukiskan
prosedur yang
sistematik melainkan model pembelajaran memiliki
makna deskriptif dan kekinian, serta bermakna prospektif dan berorientasi ke
masa depan Sagala, 2008:176. Selain itu, model pembelajaran
merupakan kerangka
konseptual yang
melukiskan prosedur sistematik dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan memiliki fungsi sebagai pedoman bagi
perancang pembelajaran Trianto, 2007:3. Di sisi lain, model pembelajaran
merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan
teknik pembelajaran Julianto, 2010:1. Oleh karena itu, pengembangan
model pembelajaran
mencakup suatu
spektrum yang luas dalam melakukan aktivitas sehingga dosen diharapkan mampu
membuat desain
pembelajaran bagi
mahasiswa kemudian melakukan kegiatan pengembangan yang telah dirancang untuk
meneliti prosesnya pada waktu yang sama mulai dari awal hingga akhir pembelajaran
yang disajikan
oleh dosen
kepada mahasiswa.
3. Prinsip dasar pengembangan model
pembelajaran
Pembelajaran harus bersifat inovatif dalam mengembangkan model pembelajaran
yang dikembangkan agar pengembangan model
pembelajaran tersebut
dapat mengubah
perilaku dosen
maupun mahasiswa
sehingga paradigma
yang bersifat konvensional bisa berubah menjadi
pembelajaran yang inovatif. Namun, hal itu tidak mudah karena
ada beberapa prinsip yang mendasari dalam mengembangkan
sebuah model
pembelajaran. Prinsip-prinsip
tersebut, antara lain berpusat pada peserta didik;
berdasarkan masalah;
terintegrasi; berorientasi
masyarakat; menawarkan
pilihan; sistematis;
dan berkelanjutan
Yulianto, 2009:6-10. Berpusat pada peserta didik berarti
mahasiswa sebagai subjek yang diposisikan dalam pusat kegiatan pembelajaran sehingga
mereka pemegang
sentral kemudi
pembelajaran. Namun, dosen berposisi menjadi motivator, fasilitator, pendukung,
dan pendamping siswa dalam belajar. Selanjutnya, kemampuan mereka
dalam memecahkan masalah merupakan hal
49
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
ISSN 2502-8723
penting yang bermakna bagi mahasiswa dan bukan sekedar akumulasi pengetahuan
sehingga teori
yang diperoleh
dapat mengembangkan
kemampuan dalam
menyikapi masalah secara fleksibel. Hal ini yang dikatakan berdasarkan masalah.
Kemudian, penggunaan pendekatan terintegrasi memiliki peran sentral dalam
perkembangan intelektual,
sosial, dan
emosional mahasiswa
sehingga dapat
menunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi.
Lalu, mahasiswa dikondisikan agar dapat mengimplementasikan apa
yang dipelajari di dalam kelas ke dalam konteks
masyarakat atau sebaliknya untuk dijadikan bahan diskusi saat pembelajaran sehingga
mahasiswa terbiasa untuk memecahkan masalah-masalah aktual yang ada di
kehidupan mereka sehari-hari dengan kata lain berorientasi masyarakat.
Namun, pembelajaran
tidak dirancang dan direalisasikan berdasarkan
keinginan dosen saja melainkan dosen juga harus
memberikan kesempatan
bagi mahasiswa
dengan berbagai
macam karakteristik dari segi potensi akademik,
gaya belajar, kecepatan belajar, kemampuan berkomunikasi, kondisi daerah, serta status
sosial mereka
sehingga mahasiswa
ditawarkan banyak pilihan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan belajarnya dan
dosen harus mampu memberikan arahan dan motivasi secara konstruktif agar pelaksanaan
pembelajaran menjadi bervariasi. Desain umum pembelajaran harus
dapat direalisasikan secara sistematis berarti kegiatan pembelajaran dimulai dari kegiatan
perencanaan, kemudian pelaksanaan, dan yang terakhir penilaian. Akan tetapi, desain
pembelajaran yang dirancang secara inovatif dapat direalisasikan secara berkelanjutan
sesuai dengan tingkat kematangan kognitif, afektif,
dan psikomotorik
sehingga mahasiswa dapat mengembangkan seluruh
potensinya untuk mencapai kompetensi yang ingin dicapai secara optimal.
Di samping itu, pengembangan model pembelajaran yang dibuat harus
memiliki prosedur bersifat sistematis, hasil belajar diterapkan secara khusus, penetapan
lingkungan secara khusus, memiliki ukuran keberhasilan tertentu sehingga peserta didik
melakukan interaksi dan bereaksi dengan lingkungan Iru dan Arihi, 2012:8.
Dengan demikian,
pengembangan model
pembelajaran dirancang
fokus terhadap mahasiswa maupun dosen yang
menghasilkan sintaks pembelajaran dengan cara menyesuaikan pada sistem sosial
maupun sistem pendukung lainnya.
B. Model Pembelajaran “COCOK”
1. Sintaks model pembelajaran
Nama model
pembelajaran ―COCOK‖ diambil dari singkatan kata kunci
pada sintaks pembelajaran yang akan