Dasar dan Tujuan Pendidikan
427
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
ISSN 2502-8723
denga ketaatanmu kepada Allah dalam memperlakukan orang lain.
Lebih lanjut firman Allah ―Maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara
dia ada permusuhan seolah-olah Telah menjadi teman yang sangat setia
‖, yaitu menjadi sahabat. Jika kamu berbuat baik
kepada orang yang telah berbuat buruk kepadamu,
maka kebaikan
itu mendorongnya untuk bersikap lembut,
mencintai dan condong kepadamu, hingga ia seakan-akan menjadi teman yang sangat
setia bagimu, yakni teramat dekat denganmu karena saying dan baik kepadamu.
Rasulullah SAW diutus ke muka bumi ini untuk menyempurnakan akhlak,
beliau SAW bersabda :
إ اِ ِ ُِ اُث ِ ُ ا َِ
اِ ا اِ
ا ِقِاْخِ ااِ ِر ِك
Sesunguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak
Rasuluulah SAW bersabda :
اِ ِا ِخِ اِا لاا
اٍ ُ ُِ اٍ ِ ِ
Artinya: ―Dan pergaulilah
manusia dengan baik.‖
Hadits tersebut memberi dorongan kepada manusia untuk menggunakan moral
baik dalam bergaul dengan sesamanya. Karakter bangsa merupakan aspek
penting dalam kualitas SDM karena kualitas karakter bangsa menentukan kemajuan suatu
bangsa. Karakter yang berkualitas perlu dibentuk dan dibina sejak usia dini. Usia
dini merupakan
masa kritis
bagi pembentukan karakter seseorang. Menurut
Freud kegagalan penanaman kepribadian yang baik di usia dini ini akan membentuk
pribadi yang bermasalah di masa dewasanya kelak. Kesuksesan orang tua membimbing
anaknya dalam
mengatasi konflik
kepribadian di usia dini ini sangat menentukan
kesuksesan anak
dalam kehidupan sosial di masa dewasanya kelak.
Thomas Lickona, seorang profesor pendidikan
dari Cortland
University, mengungkapkan bahwa ada sepuluh tanda-
tanda zaman yang harus diwaspadai karena jika tanda-tanda ini sudah ada, berarti
sebuah bangsa sedang menuju jurang kehancuran. Tanda-tanda yang dimaksud
adalah 1 meningkatnya kekerasan di kalangan remaja, 2 penggunaan bahasa dan
kata-kata yang memburuk, 3 pengaruh peer-group
yang kuat
dalam tindak
kekerasan, 4
meningkatnya perilaku
merusak diri, seperti penggunaan narkoba, alkohol, seks bebas, 5 semakin kaburnya
pedoman baik dan buruk, 6 menurunnya etos kerja, 7 semakin rendahnya rasa
hormat kepada orang tua dan guru,8 rendahnya rasa tanggung jawab individu dan
warga negara,
9 membudayanya
ketidakjujuran, dan 10 adanya rasa saling curiga dan kebencian di antara sesama. Jika
428
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
ISSN 2502-8723
dicemati, ternyata kesepuluh tanda zaman tersebut sudah ada di Indonesia.
Socrates berpendapat bahwa tujuan paling mendasar dari pendidikan adalah
untuk membuat seseorang menjadi good and smart. Dalam sejarah Islam, Rasulullah
Muhammad SAW, Nabi terakhir dalam ajaran Islam, juga menegaskan bahwa misi
utamanya dalam mendidik manusia adalah untuk mengupayakan pembentukan karakter
yang baik good character. Berikutnya, ribuan tahun setelah itu, rumusan tujuan
utama pendidikan tetap pada wilayah serupa, yakni pembentukan kepribadian manusia
yang baik. Tokoh pendidikan Barat yang mendunia
seperti Klipatrick,
Lickona, Brooks, dan Goble seakan menggemakan
kembali gaung yang disuarakan Socrates dan Muhammad SAW, bahwa moral,
akhlak, atau karakter adalah tujuan yang tidak
bisa dihindarkan
dari dunia
pendidikan. Begitu juga dengan Marthin Luther King yang menyetujui pemikiran
tersebut dengan mengatakan, ―Intelegence
plus character, that is the true aim of education‖. Kecerdasan plus karakter, itulah
tujuan yang benar dari pendidikan. MenurutPakar pendidikan Indonesia,
Fuad Hasan, pendidikan bermuara pada pengalihan nilai-nilai budaya dan norma-
norma sosial transmission of cultural values and sosial norms. Sementara
Mardiatmaja menyebut pendidikan karakter sebagai
ruh pendidikan
dalam memanusiakan manusia.
Tujuan pendidikan Islam dalam bidang etika yaitu untuk menciptakan
manusia yang memiliki akhlak yang luhur, dan akhirnya terciptalah masyarakat yang
menjunjung nilai-nilai luhur kemanusiaan seperti yang diajarkan oleh Islam, sehingga
tercermin dalam
perilaku yang
adil, memahami persamaan sosial dan hak
individu, menghargai kebebasan berpolitik, ekonomi dan pemikiran atau keilmuan.
Dalam hal akhlak, Rasulullah SAw merupakan teladan yang luhur, dimana
keshalehan akhlaknya sangat sempurna sebagaimana penjelasan Al-
Qur‘an: ―dan seseungguhnya kamu [Muhammad]
memiliki akhlak yang agung‖. QS. Al-
Qalam: 4 Juga diterangkan oleh Nabi sendiri,
bahwa misinya
adalah untuk
menyempurnakan akhlak.
قَخِا مراكم ممتِ تثعب امَنإ
Artinya: Sesungguhnya
aku [Muhammad]
diutus untuk
menyempurnakan akhlak yang mulia. Abu
Bakar berkata
kepada Rasulullah, sungguh aku telah malang
melintang mengelilingi Arab dan saya dengar sendiri kehebatannya, sejauh itu pula
saya belum
pernah melihat
dan mendengarkan seorangpun yang seperti
429
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
ISSN 2502-8723
tuan, siapakah yang mengajari tuan akhlak yang luhur ini? Rasul menjawab; saya
dididik akhlak langsung oleh Tuhanku, maka aku menjadi shaleh.