Kontribusi Bacaan Anak PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI MELAL

179 FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG ISSN 2502-8723 tersebut atau terangsang dan tertarik untuk membaca lebih lanjut. Kode etiktanggung jawab bagi seorang penulispengarang bahwa karya tulisnya bermanfaat bagi pembacanya, yaitu mengandung unsur informasi, edukasipendidikan, dan unsur hiburan. Oleh karena itu, bacaan anak diyakini mempunyai kontribusi yang besar bagi pertumbuhan dan perkembangan kepribadian anak. Melalui bacaan anak, sejak dini dapat dilakukan penanaman nilai-nilai mulai dari contoh- contoh kebiasaan, tingkah laku, adat- istiadat, dan konvesi yang berlaku di dalam masyarakat, yang berarti pula telah terjadi pewarisan nilai-nilai sehingga eksistensi suatu masyarakat dapat dipertahankan. Sehingga anak terhindar dari sikap buruk yang meniru tokoh idola. Demikian pula, artikel-artikel pada majalah anak yang berisi pengetahuan sejarah dan budaya, seperti candi, museum, adat istiadat, atau tempat-tempat wisata yang ada di berbagai wilayah Indonesia, merupakan salah satu sarana untuk menginformasikan sekaligus membuka mata anak perihal budaya suatu daerah. Beberapa di antaranya, bahkan mengangkat kebudayaan yang hampir punah dengan ajakan untuk memelihara budaya tersebut Khotimah, 2008. Dalam buku paket bahasa Indonesia teks yang digunakan dalam bacaan lebih banyak mengandung unsur sastra sebagai pembelajarannya. Misalnya cerpen, puisi, prosa, dan dongeng. Cerita yang sarat pesan moral melalui tokoh-tokoh yang ditampilkan, secara tidak sadar telah mendorong atau mengajari anak pentingnya berbagi perhatian dan kasih sayang kepada sesama, semangat untuk terus belajar dan maju tanpa kenal lelah, persaingan yang sehat, persahabatan, mengendalikan berbagai emosi, dan lain-lain. Dengan membaca cerita, jiwa si anak akan mengawang ke alam imajinasinya sendiri. Di sinilah akan terjadi pembebasan jiwa sebagai proses belajar anak menuju pembentukan jati dirinya yang utuh. Meskipun menulis puisi jarang diminati siswa, namun dalam mengekpresikan sering dijumpai perlombaan untuk mendeklamasikan sebuah puisi. Kepedulian penerbit bukumajalahsurat kabar baik terhadap anak maupun para guru dan orangtua sebagai bagian penting dalam pembinaan dan pengembangan bahasa dan sastra Indonesia, antara lain diwujudkan dengan membuka ruang bagi guru dan siapapun penulis yang peduli dan tertarik dengan bacaan anak untuk ikut berpartisipasi mengirimkan naskah novel, cerpen dan dongeng, atau puisi. Juga kegiatan sayembara penulisan cerpen, dongeng, dan penulisan karya tulis anak yang rutin diadakan setiap tahun, misalnya oleh majalah Bobo dan Kreatif, atau sayembara penulisan naskah buku 180 FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG ISSN 2502-8723 pengayaan, baik buku-buku fiksi maupun non fiksi, oleh Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Dari contoh sederhana di atas, secara kongkret melalui bacaan anak, anak telah diperkenalkan bentuk-bentuk ragam tulis dan berbagai pola dan model penulisan, yang semuanya akan sangat berpengaruh pada perkembangan bahasa seorang anak sekaligus mengasah dan merangsang kreativitas anak. Guru yang kreatif akan memilih dan menyeleksi bacaan anak untuk mengembangkan mengembangkan kemampuan berbahasanya baik secara lisan maupun tulisan. Hal ini terjadi karena sekarang banyak terbit buku-buku bacaan anak yang tidak sesuai dengan tingkat perkembangan anak didik. Begitu pula, pewarisan sastra melalui karya-karya sastra yang ditampilkan, anak akan mendapatkan pengalaman-pengalaman baru dan pengalaman universal yang berperan dalam membentuk kepribadian lewat budi pekerti dan pesan moral yang disampaikan melalui bacaan tersebut. Dengan demikian, bacaan anak bermanfaat dalam menunjang kompetensi membaca, menulis, mendengar, menyimak, berbicara, menutur, mengamati, mengkhayal, dan menghayati.

4. Mendayagunakan Bacaan Anak

Dalam Menyiapkan Peserta Didik Berkarakter Eksistensi suatu bangsa sangat ditentukan oleh karakter yang dimiliki bangsa tersebut. Untuk membentuk bangsa yang maju dan memiliki daya saing di era globalisasi sekarang ini diperlukan pembinaan karakter bangsa. Ida Zusnani 2012:147 berpendapat bahwa ―secara filosofis, pembangunan karakter bangsa merupakan sebuah kebutuhan asasi dalam proses berbangsa karena hanya bangsa yang memiliki karakter dan jari diri yang kuat yang akan eksis‖. Selain mempunyai sikap professional guru harus mampu mengembangkan dan memberikan pengalaman bagi peserta didik. Karena belajar tidak hanya interaksi antara guru dengan siswa, tetapi harus bisa memberikan karakter yang baik yang dapat dilakukan setiap hari. Roestiyah 1994:41 menyatakan bahwa bentuk-bentuk interaksi belajar mengajar sebagai berikut. a. Pengajaran adalah transfer pengetahuan kepada siswa, dalam bentuk ini guru di sekolah hanya menyuapi makanan kepada anak. Siswa selalu menerima suapan itu tanpa komentar, tanpa mau aktif berfikir. Mereka mendengar tanpa kritik. Sehingga dapat dikatakan hubungan guru-siswa yang sepihak. b. Pengajaran adalah mengajar siswa bagaimana cara belajar. Dalam bentuk ini guru hanya sumber belajar yang tugasnya sebagai fasilitator sehingga memungkinkan siswa dapat giat belajar. 181 FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG ISSN 2502-8723 c. Pengajaran adalah hubungan interaktif antara guru dan siswa. Dalam hal ini guru menciptakan situasi dan kondisi agar tiap individu dapat aktif belajar. d. Mengajar adalah interaksi siswa dengan siswa dan konsultasi guru. Dalam hal ini siswa memperoleh pengalamannya sendiri. Dari tugas guru di atas, sudah menjadi hal umum yang dilakukan oleh guru dalam membentuk kepribadian anak melalui pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia sebagai generasi bangsa sejak dini. Mengingat kontribusi bacaan anak dalam memberi perhatian akan kebutuhan anak, maka sangat relevan dilakukan pendayagunaan bacaan anak sebagai salah satu media pembinaan dan pengembangan bahasa dan sastra Indonesia. Mendayagunakan bacaan anak sebagai media pembinaan bahasa dan sastra Indonesia, sarana utama yang harus disediakan adalah bacaan. Anak harus diperkenalkan dan dibiasakan ‗bergaul‘ dengan bacaan, baik di rumah maupun di perpustakaan sekolah sebagai basis pendidikan anak. Pengadaan dan penyebarluasan bacaan anak di perpustakaan-perpustakan sekolah, terlebih di wilayah terpencil yang sangat terbatas untuk mendapatkan akses keluar, mutlak diperlukan. Hal ini mengingat di Indonesia tidak semua Sekolah Dasar mempunyai perpustakaan, kalau pun ada, sering tidak dikelola secara baik. Selain itu penyeleksian bacaan anak penting dilakukan agar tidak menimbulkan peniruan yang buruk dan masuk dalam imajinasi anak. Bacaan anak harus sesuai dengan tingkat usia, perkembangan, minat, kecenderungan dn kebutuhan anak. Beberapa ciri buku atau bacaan yang baik, misalnya, memiliki tema yang sesuai kehidupan anak, tokohnya dapat dikenali dan dipercaya, struktur kalimatnya sederhana, alur cerita tidak berbelit-belit dan logis sehingga cerita mudah dimengerti dan berkesan, juga unsur ilustrasi, kemasan dan perwajahan harus menarik dan sesuai tema cerita Thamrin, 2001. Menggali dan mengembangkan potensi anak serta meningkatkan pemahaman anak akan nilai-nilai kehidupan, dapat tercapai dengan baik bila di sekolah maupun di perpustakaan, diadakan kegiatan rutin diskusikupas bacaan anak, misalnya, diskusi tentang buku-buku cerita rakyat yang ada di seluruh Indonesia. Anak didorong dan dibiasakan membaca buku dan memberikan tanggapan mengenai buku yang dibacanya, membandingkan ilustrasi buku, mendiskusikan bahasa yang dipakai pengarang, dan menggali pesan-pesan yang ada dalam bacaan akan membuat anak kreatif, eksploratif, dan inovatif. Selain itu siswa didorong untuk memahami hikmah dan pesan moral yang ada dalam bacaan anak. Pesan moral ditekankan untuk dilakukan sebagai teladan yang baik.