Tanggung Jawab PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI MELAL
253
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
ISSN 2502-8723
menemukan strategi pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar peserta didik.
Ada beberapa kreteria yang dapat dijadikan
acuan para
guru dalam
menanamkan dan mengembangkan anti korupsi bagi peserta didiknya, antara lain
dengan meningkatnya: 1
kejujuran peserta didik, 2 rasa tanggung jawab peserta didik, pendidik dan
tenaga kependidikan, 3 kreativitas peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan,
4 kepedulian peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, 5 kegotong royongan
peserta didik,
pendidik, dan
tenaga kependidikan, 6 kebersihan, kesehatan,
dan kebugaran peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, 7 perilaku santun
yang mencerminkan etika hidup di dalam kehidupan
masyarakat sehari-hari,
8 ketertiban dan kedisiplinan peserta didik,
pendidik dan tenaga kependidikan, 9 menurunnya tingkat kenakalan remaja dan
pemuda seperti tawuran pelajarmahasiswa, pergaulan
bebas, pelecehan
seksual, pemalakan, dan penyalahgunaan narkoba
secara kualitatif. Bagian lain yang dirasa perlu dalam
menanamkan dan
mengembangkan pendidikan karakter anti korupsi adalah
pendidikan yang berkarakter Pancasila, yaitu:
1 religiusitas,
yakni kesadaran
―kebertuhanan‖ yang mengajarkan tentang nilai-nilai kebaikan, amal baik charity,
kesalehan personal dan sosial, 2 desain dan praktik pembelajaran mesti humanis, adil
dan beradab, tidak diskriminatif dan eksploratif, tidak melakukan bullying dan
jenis intimidasi psikis dan fisik lainnya, 3 keragaman yang ada, berbagai tujuan yang
berbeda, dasar ideologis, kultural yang bermacam-macam harus ditujukan untuk
kepentingan hidup bersama di ruang publik Indonesia, 4 konsep manajemen yang
dibuat adalah yang demokratis, setara, memberikan ruang bersuara bagi peserta
didik dan guru dalam memutuskan arah pendidikan, guru tidak merasa paling tahu
dan otoriter, 5 desain sistem pendidikan mesti ditujukan dan didasari oleh semangat
keadilan sosial. Bertolak
dari uraian
di atas,
seyogyanya guru memfokuskan pengelolaan kelas dengan strategi pembentukan prilaku
anti korupsi, dan peningkatan kemampuan guru, yang salah satunya dengan cara
mengembangkan model
pembelajaran interaksi
sosial yang
terfokus pada
keterbukaan dan kepekaan terhadap orang lain Joyce dan Marsha Weil, 1996.
Keterbukaan dan kepekaan terhadap orang lain, diharapkan dapat membentuk dan
mengembangkan nilai-nilai
luhur anti
korupsi peserta didik. Hal ini sesuai dengan prinsip pelaksanaan kurikulum tingkat
KTSP KTSP, 2006, yang mensyaratkan bahwa
bahwa peserta
didik harus
mendapatkan pelayanan pendidikan yang