Pembelajaran Seni Budaya Seni
500
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
ISSN 2502-8723
a Seni rupa, b Seni musik, c Seni
tari, mencakup
keterampilan gerak
berdasarkan kemampuan
olah tubuh
berdasarkan apresiasi, d Seni
drama, dan e Keterampilan.
Pengertian Seni Tari.
Ada beberapa
pengertian tari
yang dikemukakan
oleh beberapa
ahli. diantaranya adalah sebagai berikut : 1
Suryodiningrat mengemukakan
bahwa ―Ingkang dipun wastani beksa inggih punika
ebahing saranduning badan ingkang katata sareng kalian ungeling gangsa lan jumbuh
kalian pikajenganipun joged‖. Tari adalah gerak dari bagian badan yang disertai
dengan bunyi gamelan iringan dan sesuai dengan maksud tari, 2 Corrie Hartong
menguraikan tari merupakan gerak-gerak yang berbentuk dan ritmis dari badan di
dalam ruang. Definisi tari dari beberapa ahli tersebut
secara akumulatif dapat dijelaskan bahwa menari intinya adalah ekspresi manusia yang
dilakukan dengan gerak. Gerak yang dilakukan merupakan gerak yang distilisasi
menjadi gerak yang estetis. Gerak estetis tersebut dilakukan sesuai iringan, baik
iringan internal maupun eksternal.
Desain Estetik Tari.
Sebuah dinamika dalam tari dapat dibentuk oleh desain gerak yang disusun berdasarkan
unsur tenaga, ruang, dan waktu. Tenaga, ruang dan waktu yang membentuk dinamika
dalam tari dilakukan dengan menyusun pola gerak dan pola lantai dengan berbagai cara.
Macam-macam desain estetik dalam tari: a serempak, b berurutan. c. selang-seling. d
berimbang, e kontras, f menyatu, g pecah, dan h variasi.
Konsep Model pembelajaran
Desain Pembelajaran merupakan sebuah proses yang sistematis dengan tujuan agar
pencapaian tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Beberapa
tahapan proses
perencanaan desain
pembelajaran dimulai dari analisis terhadap komponen pendukung, penetapan tujuan
yang ingin dicapai hingga tahapan evaluasi untuk mengetahui hasil pembelajaran yang
sudah direncanakan. Pengembangan desain pembelajaran bukan hal yang mudah, agar
dapat memberikan
kontribusi yang
bermanfaat dan bermakna maka digunakan sebuah
pendekatan sistem.
Cakupan pendekatan
sistem adalah:
1 memfokuskan pada apa yang akan siswa
ketahui knowledge atau dapat siswa kerjakan skill di akhir pembelajaran, 2
keterkaitan setiap komponen, terutama hubungan antara strategi pembelajaran dan
hasil pembelajaran yang diinginkan, 3 proses yang empiris dan dapat diperbaharui.
Berbagai model pengembangan desain pembelajaran dari yang sederhana sampai
yang kompleks, masing-masing memiliki
501
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
ISSN 2502-8723
persamaan dan perbedaan. Berikut beberapa model desain pembelajaran:
1. Model desain pembelajaran menurut
PPSI Komponen model desain pembelajaran
menurut PPSI adalah sebagai berikut: a.
Perumusan tujuan b.
Pengembangan alat evaluasi c.
Kegiatan pembelajaran d.
Pengembangan program kegiatan e.
Pelaksanaan. 2.
Model desain pembelajaran menurut Kemp.
Komponen model desain pembelajaran menurut Kemp adalah sebagai berikut:
a. Menentukan
topik dan
tujuan instruksional umum
b. Menentukan karakteristik siswa
c. Menentukan
tujuan instruksional
khusus Learning Objectives d.
Menentukan materi pembelajaran Subject Content
e. Menentukan pre-tes
f. Menentukan
kegiatan belajar
mengajar dan sumberalat g.
Evaluasi 3.
Model desain pembelajaran IDI Instructional Developmen Institut.
Model IDI terdiri dari tiga tahapan yaitu Define, develop dan evaluate. Model IDI
berorientasi pada masalah, menentukan tim pengembang, mengasumsikan distribusi dan
penyebaran hasil. Berikut ini adalah
langkah-langkah pengembangan
IDI gustafson 1997:
1. mengidentifikasi masalah
2. menganalisis pengaturan
3. Mengatur
menejemen berkaitan
dengan organisasi tim pengembang. 4.
Mengidentifikasi tujuan 5.
Menentukan metode 6.
Membangun prototipe, menyusun rancangan draft ujicoba semua bahan
7. menentukan pengujian prototipe
8. Menganalisis hasil
9. Implementasi dan memperbaiki.
Berikut ini
adalah langkah-langkah
pengembangan IDI gustafson 1997:
4. Model Dick Carey.
Tahapan pengembangan model melibatkan berbagai komponen yang masing-masing
komponen saling terkait. Komponen model desain pembelajaran
menurut Dick Carey adalah sebagai berikut:
502
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
ISSN 2502-8723
1. Mengidentifikasi
tujuan pembelajaran
2. Melakukan analisis pembelajaran
3. Menganalisis siswa dan konteks
4. Merumuskan
tujuan performansitujuan behavioral.
5. Mengembangkan
instrumen penilaian
6. Mengembangkan
strategi pembelajaran
7. Mengembangkan bahan pelajaran
8. Mendesain evaluasi formative pada
pembelajaran 9.
Mengadakan revisimemperbaiki
pembelajaran 10.
Mendesain dan menyusun evaluasi sumatif pada pembelajaran.
Model pendekatan
sistem yang
dikembangkan oleh Dick Carey 2009 dengan
skema pengembangan
sebagai berikut:
Model Pembelajaran
partisipatif -
Kolaboratif
Pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang mampu memotivasi siswa untuk aktif
dalam pembelajaran. Peran aktif siswa dapat dikondisikan sejak awal, artinya siswa
dilibatkan dalam perencanaan pembelajaran Pembelajaran
partisipatif. Menurut
Weimer 2011 partisipasi siswa dalam pembelajaran memiliki manfaat, yaitu:
c. Menarik perhatian siswa.
d. Menghubungkan siswa.
e. Memberikan umpan balik langsung
dari guru. f.
Memberikan umpan balik langsung dari siswa.
g. Meningkatkan
persiapan pembelajaran.
h. Mengontrol peristiwa di kelas.
i. Menyeimbangkan siapa saja dan
seberapa banyak yang berkontribusi di dalam kelas.
j. Mendorong dialogdiskusi antara
siswa. k.
Meningkatkan kemampuan penting dalam berbicara.
l. Memberikan
kesempatan kepada
siswaa untuk
mempraktekkan dengan
menggunakan disiplin bahasa. Beberapa metode yang dapat digunakan
untuk mendorong partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran diantaranya adalah:
a. Mengidentifikasi kemampuan awal
siswa b.
Membuat siswa
belajar dalam
kelompok c.
Memberikan kesempatan
kepada siswa mengajar satu sama lain
503
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
ISSN 2502-8723
d. Memberikan aktivitas yang nyata
kepada siswa e.
Memberikan kesempatan
siswa memberikan pendapat dalam pembelajaran
Partisipasi aktif siswa dapat diciptakan melalui aktifitas nyata dalam pembelajaran.
Prinsip tersebut dapat dikembangkan di dalam
berbagai model
pembelajaran, termasuk dalam pembelajaran kolaboratif.
Pembelajaran kolaboratif
merupakan pembelajaran yang dilaksanakan dengan
kolaborasi, baik antara guru dengan siswa maupun antara siswa dengan siswa lainnya.
Gokhale 1995 mengatakan pembelajaran kolaboratif sebagai ―an instructional method
in which students at various performance levels work together in small groups toward
a common goal‖. Jacobs et al. 2002 juga memberikan
definisi pembelajaran
kolaboratif sebagai ―principles and techniques for helping students work
together more effectively ‖ Springer, 2015.
Dalam pembelajaran kolaboratif aktivitas yang disusun memungkinkan siswa untuk
berpatisipasi aktif dalam belajar. Smith and MacGregor 1992 menguraikan asumsi
proses pembelajaran kolaboratif yaitu: a Belajar merupakan proses aktif dimana
siswa mengasimilasi
informasi dan
berhubungan pengetahuan baru menuju kepada kerangka pengetahuan sebelumnya.
b Belajar membutuhkan tantangan yang membuka pintu bagi siswa untuk aktif
terlibat dengan teman-temannya, dan untuk memproses serta mensintesis informasi
daripada hanya
menghafal dan
mengingatnya. c Peserta didik memperoleh manfaat saat
berhubungan dengan
berbagai sudut
pandang dari orang-orang dengan latar belakang beragam.
d Proses belajar berkembang dalam lingkungan sosial di mana percakapan antara
peserta didik berlangsung. e Dalam lingkungan belajar kolaboratif,
siswa ditantang baik secara sosial dan emosional karena siswa mendengarkan dari
berbagai perspektif yang berbeda, dan diharuskan untuk mengungkapkan dan
mempertahankan ide-ide mereka. Pandangan
Vygotsky memberikan
kontribusi penting terhadap epistemology konstruktif sosial dan menyoroti bagaimana
belajar dimediasi sesuai konteks dan pengalaman
dengan teman
sebaya. Pandangan ini menjelaskan hubungan antara
interaksi social dan perkembangan kognitif individu. Interaksi sosial dipandang sebagai
prasyarat bagi
pertumbuhan dan
perkembangan kognisi dan alat fisik dan symbol adalah mediasi interaksi manusia
yang tidak bisa dipisahkan dari lingkungan sosial Springer, 2015.
Kerjasama antara siswa dapat saling memberikan penopang dengan cara yang
sama seperti
yang dilakukan
guru. Pengetahuan secara total yang ada di
504
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
ISSN 2502-8723
kelompok cenderung
lebih besar
dibandingkan yang dimiliki individual Muijs Reynolds, 2008. Berikut ini
sebuah model pembelajaran kolaboratif yang dikembangkan oleh Good et al. 1992:
Pembelajaran kolaboratif
evaluasi ditekankan
untuk menghargai
juga kontribusi individual. Hal ini diupayakan
untuk menjaga
individu yang
hanya menumpang nama pada kelompoknya.
Panitz Muijs
Reynolds, 2008
mengatakan bahwa
observasi dapat
membantu. Panitz menyarankan untuk melihat lima macam elemen:
1. Pengetahuan mengenai dasar-dasar
yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah, 2.
Penerapan pengetahuan
tersebut untuk mengatasi masalah,
3. Kemampuan
untuk memperluas
penalaran siswa pada situasi baru, 4.
Kemampuan siswa untuk membuat pertanyaan atau soal sendiri berdasarkan
konsep-konsep yang sedang dipelajari, 5.
Kemampuan siswa
untuk menjelaskan penalaran mereka kepada
teman-temannya. Evaluasi
yang dilaksanakan
pada pembelajaran kolaboratif akan lebih tepat
jika memadukan beberapa macam tes, agar menghasilkan penilaian yang tepat.