air yang terlalu rendah akan menyebabkan produk terburai dan menjadi serbuk. Tekanan dan suhu pencetakan juga mempengaruhi jumlah pelet pecah.
komposisi bahan dapat mempengaruhi kualitas produk. Serbuk kayu dicampurkan dengan kayu hancuran dimaksudkan agar pelet kayu memiliki
sifat yang mengarah pada kayu memiliki kepadatan. Tekanan dan suhu yang terlalu rendah akan menyebabkan pelet pecah dan berbentuk serbuk gagal
terbentuk. Ukuran partikel hasil pengecilan ukuran juga mempengaruhi jumlah pelet pecah. Proses pendinginan yang tidak sempurna menyebabkan
pelet masih mengandung kadar air cukup tinggi sebelum disimpan. Kondisi peyimpanan yang tidak baik akan menyebabkan pelet rusak. Kedua hal ini
disebabkan karena kelembaban yang dikandung pelet kayu. Penetapan faktor yang memperhatikan efek faktor terhadap kualitas perlu dilakukan untuk
mengatasi masalah kualitas yang disebabkan oleh metode kerja. Dari hasil cause and effect diagram kedua kecacatan terlihat bahwa
sebagian besar kecacatan disebabkan oleh faktor kadar air, ukuran partikel, suhu dan tekanan pencetakan, komposisi, kemampuan operator, material yang
digunakan serta kelembaban pelet.
6.2. Analisis Perencanaan dan Pelaksanaan Metode Taguchi
Metode Taguchi menyelidiki penyebab rendahnya kualitas rubber wood pellet, karakteristik yang digunakan adalah smaller the better. Variabel yang
terpilih adalah kadar air pada produk setengah jadi hasil penjemuran, kadar air yang tinggi akan mengakibatkan pelet pecah dan kadar air yang rendah akan
menyebabkan pelet terburai. Perbandingan komposisi kayu dan serbuk kayu hasil proses pencampuran, komposisi kayu hancuran yang lebih besar dimaksudkan
agar pelet kayu memiliki kepadatan yang menyerupai kayu. Ukuran partikel hasil proses penghancuran dan pemisahan, partikel yang kecil dan seragam akan
memperkuat ikatan antar partikel sehingga pelet tidak mudah pecah dan terburai. Tekanan pencetakan dan suhu cetakan. Bila pelet kurang dipanaskan dan kurang
ditekan pelet akan terburai atau retak kurang padat. Matriks orthogonal yang digunakan adalah L
8
2
7
. Faktor noise yang diidentifikasi adalah material, operator dan kelembaban. Faktor noise dimasukkan ke outer array L
4
2
3
sehingga diperoleh 4 kali replikasi.
6.3. Analisis Perhitungan Pengaruh Nilai Level dan Faktor
Analisis perhitungan pengaruh nilai level dan faktor dilakukan untuk mengetahui nilai respon rata-rata dan respon signal to noise ratio dari setiap
faktor yang mempengaruhi kualitas produk rubber wood pellet. Hasil dari perhitungan nilai respon rata-rata dapat diketahui bahwa faktor-faktor berikut
secara berurutan sesuai dengan besar pengaruhnya yaitu A level 1kadar air 10, dimana semakin rendah kadar air maka semakin sedikit jumlah produk cacat yang
dihasilkan. D level 2 tekanan 90 Kgfcm
2
yaitu semakin besar tekanan pencetakan maka semakin sedikit produk cacat yang dihasilkan, E level 2 suhu
pencetakan 50 C, dimana semakin tinggi suhu pencetakan semakin sedikit
jumlah produk cacat. B level 1 komposisi 60 : 40 maka komposisi serbuk kayu berbanding lurus dengan kualitas pelet kayu, C level 2 ukuran saringan
partikel 20 mesh maka semakin halus partikel semakin baik kualitas pelet kayu. Interaksi D level 2 dan E level 2 tekanan 90 Kgfcm
2
dan suhu 50 C memiliki
pengaruh positif terhadap kualitas rubber wood pellet. Hasil dari perhitungan nilai respon SNR dapat diketahui bahwa faktor-
faktor berikut secara berurutan sesuai dengan besar pengaruhnya yaitu A level 1 kadar air 10, dimana semakin rendah kadar air maka semakin sedikit variasi
pada produk. D level 2 tekanan 90 Kgfcm
2
maka tekanan berpengaruh negatif terhadap variasi, E level 2 suhu pencetakan 50
C, maka suhu berpengaruh negatif terhadap variasi, B level 1 komposisi 60 : 40 maka komposisi serbuk
kayu berbanding lurus dengan variasi, C level 2 ukuran saringan partikel 20 mesh maka semakin halus partikel semakin sedikit variasi yang ditimbulkan.
Interaksi D level 2 dan E level 2 tekanan 90 Kgfcm
2
dan suhu 50 C
berpengaruh negatif terhadap variasi rubber wood pellet. Proses produksi sebaiknya dijalankan dengan memperhatikan pegaruh
faktor dan interaksi terhadak kualitas dan variabilitas produk.
6.4. Analisa Perhitungan Analisis Varians
Analisis varians digunakan untuk mengidentifikasi kontribusi faktor sehingga akurasi perkiraan model dapat dilakukan. Analisa varians dilakukan
berdasarkan nilai rata-rata dan nilai SNR. Berdasarkan perhitungan analisis varians rata-rata dan SNR faktor yang memiliki peringkat terendah adalah
komposisi maka dilakukan pooling up. Setalah dilakukan pooling up maka dihitung nilai F-ratio dan persen kontribusi setelah di pooling up.