Tahap Perencanaan Eksperimen Desain Eksperimen Dengan Metode Taguchi

ongkos pelaksanaan eksperimen. Makin banyak level yang diteliti maka hasil eksperimen akan lebih teliti karena data yang diperoleh lebih banyak. Tetapi banyaknya level akan meningkatkan jumlah pengamatan sehingga menaikkan ongkos eksperimen. 7. Perhitungan derajad kebebasan Penghitungan derajad kebebasan dilakukan untuk menghitung jumlah minimum eksperimen yang harus dilakukan untuk menyelidiki faktor yang diamati. Bentuk umum persamaan umum dari derajad kebebasan matrik ortogonal Ortognal Array, V oa , dalam menentukan jumlah eksperimen yang akan diamati adalah sebagai berikut: V oa = banyaknya eksperimen – 1 Dimana: V oa = Derajad kebebasan matrik ortogonal Derajat kebebasan faktor dan level V lf untuk menghitung jumlah level yang harus diuji atau diadakan pengamatan pada sebuah faktor, bentuk persamaanya adalah sebagai berikut: V lf = banyaknya eksperimen – 1 Dimana: V lf = Derajat kebebasan faktor dan level Untuk mengetahui derajad kebebasan dari sebuah matriks eksperimen atau total derajat kebebasan adalah: Total V lf = banyaknya faktor x V lf Dimana: V lf = Derajat kebebasan faktor dan level 8. Pemilihan matriks ortogonal Bentuk umum dari model matriks ortogonal adalah: Lab c Dimana: L = Rancangan bujur sangkar latin a = Banyak bariseksperimen b = Banyak level c = banyak kolomfaktor Untuk memilih matriks ortogonal yang cocok atau sesuai dengan eksperimen dilakukan perhitungan derajat kebebasan untuk eksperimen yang akan dilakukan dan terhadap matrik ortogonal pada level tertentu dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Derajad kebebasan = banyaknya faktor x banyaknya level – 1 Matriks ortogonal standar dengan 2 level mempunyai beberapa pilihan matriks ortogonal seperti dalam Table 3.2. Tabel 3.2. Matriks Ortogonal Standar dengan 2 Level Matriks Ortogonal 2 level L 4 2 3 L 8 2 7 L 12 2 11 L 16 2 15 L 32 2 31 L 64 2 62 Sumber: Soejanto Irwan, Desain Eksperimen dengan metode Taguchi Dasar untuk mendesai eksperimen dengan menggunakan metodologi Taguchi adalah matriks ortogonal. Ortogonalitas berarti keseimbangan yang tidak bercampur. Pada Tabel 3.3, level 1 terjadi empat kali, dan level 2 terjadi empat kali juga. Matriks ortogonal L 8 2 7 dapat dilihat pada Tabel 3.3. Tabel 3.3. Matriks Ortogonal L 8 2 7 Matriks Ortogonal L 8 2 7 Eksperimen KOLOMFAKTOR 1 2 3 4 5 6 7 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 3 1 2 2 1 1 2 2 4 1 2 2 2 2 1 1 5 2 1 2 1 2 1 2 6 2 1 2 2 1 2 1 7 2 2 1 1 2 2 1 8 2 2 1 2 1 1 2 Sumber: Soejanto Irwan, Desain Eksperimen dengan metode Taguchi Memilih matriks ortogonal yang cocoksesuai dengan eksperimen adalah derajad kebebasan pada matriks ortogonal standar harus lebih besar atau sama dengan perhitungan derajad kebebasan pada eksperimen. Pada Tabel 3.4. terlihat faktorial penuh yang terdiri dari dua faktor dan interaksi Tabel 3.4. Matriks Ortogonal L 4 2 3 Matriks Ortogonal L 4 2 3 Eksperimen 1 2 3 1 1 1 1 2 1 2 2 3 2 1 1 4 2 2 1 Sumber: Soejanto Irwan, Desain Eksperimen dengan metode Taguchi Selain menentukan efek faktor secara individual, dengan menggunkan teknik yang sama kita dapat mengetahui efek yang disebabkan oleh interaksi. Pada tabel analisis orthogonal array terdapat interaksi faktor A dan B perhitungan efek dari interaksi dapat dilakukan seperti menghitung efek faktor secara individual. 20 Efek faktor A dapat dihitung dengan cara sebagai berikut: Efek faktor A= =5.75 Tabel orthogonal array yang melibatkan interaksi dapat dilihat pada Tabel 3.5. Tabel 3.5. Analisis Orthogonal Array L 8 2 7 Eksperimen Faktor Interaksi Respon A B AxB C D E F y 1 1 1 1 1 1 1 1 Y 1 =12 2 1 1 1 2 2 2 2 Y 2 =15 3 1 2 2 1 1 2 2 Y 3 =10 4 1 2 2 2 2 1 1 Y 4 =14 5 2 1 2 1 2 1 2 Y 5 =18 6 2 1 2 2 1 2 1 Y 6 =22 7 2 2 1 1 2 2 1 Y 7 =20 8 2 2 1 2 1 1 2 Y 8 =14 Sumber: Glen Stuart, Taguchi Methods Untuk menghitung pengaruh interaksi maka perhatikan tabel 3.5 pada 20 Peace. Glen Stuart .Taguchi Methods Massachusetts, Addison-Weshley Publishing Company, 1993 hal 119-120 kolom 3 yaitu interaksi AxB. Kemudian hitung dengan cara yang sama untuk menentukan efek faktor A. Perhitungan interaksi AxB adalah sebagai berikut. Efek faktor A= =0.75 Tidak ada setingan level pada percobaan untuk interaksi. Interaksi merupakan hasil dari reaksi pengaturan faktor A dan B secara individual. Jika kita berpikir interaksi merupakan persilangan hasil faktor A dan B maka hal tersebut adalah mungkin. 9. Penempatan kolom untuk faktor dan interaksi ke dalam matriks ortogonal Taguchi menyatakan grafik linier dan tabel Triangular untuk memudahkan peletakan faktor dan interaksi untuk setiap matriks ortogonal. a. Grafik linier Grafik linier adalah representasi grafik dari informasi interaksi dalam suatu matriks eksperimen. Setiap titik pada grafik linier mewakili suatu faktor utama dan garis yang menghubungkan dua titik menggambarkan interaksi antar dua faktor utama yang bersangkutan. Grafik linier L 4 2 3 menunjukkan interaksi tunggal terlihat pada Gambar 3.6. 1 3 2 Gambar 3.6. Grafik linier L 4 2 3 Sumber: Soejanto Irwan, Desain Eksperimen dengan metode Taguchi Grafik linier L 8 2 7 menunjukkan interaksi tunggal terlihat pada Gambar 3.7. 1 3 5 6 4 2 1 3 5 6 2 4 7 I II Gambar 3.7. Grafik linier L 8 2 7 Sumber: Soejanto Irwan, Desain Eksperimen dengan metode Taguchi b. Tabel triangular Tabel triangular memuat seluruh kemungkinan dan kolom-kolom interaksi untuk setiap tabel matriks ortogonal.

3.6.2. Tahap Pelaksanaan Eksperimen

Pelaksanaan eksperimen meliputi penentuan jumlah replikasi eksperimen dan randomisasi pelaksanaan eksperimen. 1. Jumlah replikasi 21 Replikasi dapat dilakukan sebanyak faktor noise yang ada ataupun dapat dilakukan dengan memasukkan faktor noise yang diidentifikasi ke dalam outer array. 2. Randomisasi 22 21 Ross. Phillips .Taguchi Techniques for Quality Engineering Singapore, McGraww-Hill Book Co, 1988 hal 170-171 Pengaruh faktor-faktor yang tidak diketahui diperkecil dengan menyebarkan pengaruh tersebut selama eksperimen melalui randomisasi pengacakan urutan percobaan. Pengacakan dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu: a. Acak lengkap Pengacakan dilakukan untuk setiap replikasi percobaan. b. Pengulangan sederhana Setiap percobaan memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai percobaan pertama, tetapi sekali percobaan tersebut terpilih maka percobaan dilakukan untuk seluruh replikasi yang dimilikinya. c. Acak lengkap dengan pengelompokan Pengacakan dilakukan dengan mempertimbangkan perubahan seting faktor tersebut apabila terdapat faktor yang sangat sulit ataupun mahal bila dilakukan perubahan. Pelaksanaan eksperimen taguchi adalah melakukan pengerjaan berdasarkan seting faktor pada matriks ortogonal dengan jumlah eksperimen sesuai jumlah replikasi dan urutan seperti pada randomisasi.

3.6.3. Tahap Analisa

Pada analisis dilakukan pengumpulan dan pengolahan data yang meliputi pengumpulan data, pengaturan data, perhitungan serta penyajian data dalam matriks orthogonal yang dipilih. 1. Analisis varians taguchi 22 Ross. Phillips .ibid hal 86-87 Analisis ini merupakan teknik menganalisis dengan menguraikan seluruh total variansi atas bagian-bagian yang diteliti. Pada analisis varians dilakukan pengklasifikasian hasil-hasil percobaan secara faktornya dengan sumber-sumber variasi. Analisis varians digunakan untuk membantu mengidentifikasi kontribusi faktor sehingga akurasi perkiraan model dapat ditentukan. Misalkan suatu eksperimen melibatkan dua faktor A dan B yang masing- masing mempunyai taraf i = 1, 2, …, a dan j = 1, 2, … ,b. eksperimen dilakukan dengan menggunakan desain acak sempurna untuk tiap kombinasi perlakuan telah digunakan n buah observasi. Pengacakan dilakukan sempurna dalam tiap sel untuk n buah unit yang diambil secara acak dari populasinya. Pengamatan Yijk merupakan pengamatan ke k dari sejumlah n yang diambil secara acak dari populasi yang terjadi karena kombinasi perlakuan taraf I faktor A dan taraf j faktor B. skema data untuk desain ini Nampak seperti dalam Tabel 3.6. Tabel 3.6. berisi skema data sampel eksperimen faktorial a x b. Tabel 3.6. Skema Data Sampel untuk Eksperimen Faktorial a x b n Observasi Tiap Sel faktor B jumlah rata- rata taraf 1 2 … b F ak tor A 1 Y111 Y121 … Y1b1 Y112 Y122 … Y1b2 . . . . . . . . . . Y11n Y12n … Y1bn jumlah J110 J120 … J1b0 J100

Dokumen yang terkait

Integrasi Overall Equipment Effectiveness dan Failure Mode and Effect Analysis untuk Meningkatkan Efektivitas Mesin Hammer Mill di PT. Salix Bintama Prima

12 167 136

Penerapan Metode Taguchi Analysis dan Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dalam Perbaikan Kualitas Crumb Rubber Sir 20 di PT Asahan Crumb Rubber

3 74 112

Penerapan Metode Taguchi Analysis dan Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dalam Perbaikan Kualitas Crumb Rubber Sir 20 di PT Asahan Crumb Rubber

0 0 15

Penerapan Metode Taguchi Analysis dan Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dalam Perbaikan Kualitas Crumb Rubber Sir 20 di PT Asahan Crumb Rubber

0 0 1

Penerapan Metode Taguchi Analysis dan Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dalam Perbaikan Kualitas Crumb Rubber Sir 20 di PT Asahan Crumb Rubber

0 0 9

Penerapan Metode Taguchi Analysis dan Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dalam Perbaikan Kualitas Crumb Rubber Sir 20 di PT Asahan Crumb Rubber

0 0 17

Penerapan Metode Taguchi Analysis dan Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dalam Perbaikan Kualitas Crumb Rubber Sir 20 di PT Asahan Crumb Rubber

0 0 1

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Peningkatan Dan Pengendalian Kualitas Rubber Wood Pellet Menggunakan Metode Taguchi Dan Failure Mode And Effect Analysis (Fmea) Di Pt. Salix Bintama Prima

0 0 12

BAB I PENDAHULUAN - Peningkatan Dan Pengendalian Kualitas Rubber Wood Pellet Menggunakan Metode Taguchi Dan Failure Mode And Effect Analysis (Fmea) Di Pt. Salix Bintama Prima

0 0 11

Peningkatan Dan Pengendalian Kualitas Rubber Wood Pellet Menggunakan Metode Taguchi Dan Failure Mode And Effect Analysis (Fmea) Di Pt. Salix Bintama Prima

0 1 19