Failure Mode and Effect Analysis FMEA
Deteksi diberikan pada sistem pengendalian yang digunakan saat ini yang memiliki kemampuan untuk mendeteksi penyebab atau mode kegagalan
sebelum sampai ke tangan konsumen. Secara umum FMEA dapat dibagi atas dua jenis yaitu:
1. Design FMEA FMEA pada tahapan ini akan difokuskan pada rancangan produk dan
pengembangannya sebelum diproduksi secara masal sehingga lebih dikenal dengan Design FMEA DFMEA.
2. Process FMEA FMEA pada tahapan ini akan berorientasi pada rancangan proses dan
pengembangannya dimana sudah berlangsung produksi secara masal yang di dalamnya terdapat beberapa potensi kegagalan FMEA pada tahapan ini dikenal
sebagai Process FMEA. Tahapan pembuatan FMEA secara umum yaitu:
1. Penentuan mode kegagalan yang potensial Dampak kegagalan potensial adalah dampak yang ditimbulkan dari suatu
kegagalan terhadap konsumen. 2. Penentuan nilai Severity S
Severity adalah peringkat yang menunjukkan tingkat keseriusan efek dari suatu mode kegagalan. Severity berupa angka 1 hingga 10, di mana 1
menunjukkan keseriusan terendah resiko kecil dan 10 menunjukkan tingkat keseriusan tertinggi sangat beresiko. Kriteria severity dapat dilihat pada
Tabel 3.8. Tabel 3.8. menunjukkan dampak yang dirangking mulai skala 1 sampai 10.
Tabel 3.8. Penentuan Nilai Severity
Efek Kriteria
Rangking
Berbahaya tanpa ada
peringatan Dapat membahayakan konsumen
10 Tidak sesuai dengan peraturan pemerintah
Tidak ada peringatan Berbahaya
dan ada peringatan
Dapat membahayakan konsumen 9
Tidak sesuai dengan peraturan pemerintah Ada peringatan
Sangat tinggi Mengganggu kelancaran lini produksi
8 Sebagian besar menjadi scrap, sisanya dapat
disortir apakah sudah baikbisa rework Pelanggan tidak puas
Tinggi Sedikit mengganggu kelancaran lini produksi
7 Sebagian besar menjadi scrap, sisanya dapat
disortir apakah sudah baikbisa rework
Sedang Pelanggan tidak puas
6 Sebagian kecil menjadi scrap, sisanya tidak
perlu disortir sudah baik
Rendah 100 produk dapat di-rework
5 Produk pasti dikembalikan oleh konsumen
Sangat rendah Sebagian besar dapat di-rework dan sisanya
sudah baik 4
Kemungkinan produk dikembalikan oleh konsumen
Kecil Hanya sebagian kecil yang dapat di-rework dan
sisanya sudah baik 3
Rata – rata pelanggan komplain
Tabel 3.8. Penentuan Nilai Severity Lanjutan
Efek Kriteria
Rangking
Sangat kecil Komplain hanya diberikan oleh pelanggan
tertentu 2
Tidak ada Mungkin disadari oleh operator.
1 Mungkin tidak disadari oleh konsumen
Sumber : Dyadem, Guidelines for Failure Mode and Effects Analysisfor Automotive, Aerospace and General Manufacturing Industries
3. Penentuan nilai OccurenceO Occurrence adalah kemungkinan bahwa penyebab tersebut akan terjadi dan
menghasilkan bentuk kegagalan selama penggunaan produk. Dengan memperkirakan kemungkinan occurrence pada skala 1 sampai 10 pada Tabel
3.9. mendeskripsikan proses sistem peringkat. Karena peringkat kegagalan jatuh antara dua angka skala. menilai dengan cara interpolasi dan pembuatan
nilai Occurrence. Occurrence dapat dilihat pada Tabel 3.9.
Tabel 3.9. Occurrence dalam FMEA Process
Occurence Rangking
Kriteria
Sangat tidak mungkin 1
Kegagalan sangat tidak mungkin
Kemungkinannya jarang 2
Kemungkinan kegagalan jarang
Kemungkinannya sangat rendah
3 Sangat sedikit kegagalan
yang mungkin Kemungkinannya rendah
4 Kemungkinan kegagalan
kadang-kadang Kemungkinannya cukup
rendah 5
Kemungkinan gagal sedang Kemungkinannya sedang
6 Kemungkinan kegagalan
yang cukup tinggi Kemungkinannya cukup
tinggi 7
Tingginya kemungkinan angka kegagalan
Tabel 3.9. Occurrence dalam FMEA Process Lanjutan
Occurence Rangking
Kriteria
Kemungkinannya tinggi 8
Kemungkinan kegagalan sangat tinggi
Kemungkinannya yang sangat tinggi
9 Kegagalan mungkin
Sangat mungkin 10
Kegagalan hampir pasti Sumber :
Dyadem, Guidelines for Failure Mode and Effects Analysisfor Automotive, Aerospace and General Manufacturing Industries
4. Penentuan nilai DetectionD Detection adalah pengukuran terhadap kemampuan mengendalikan atau
mengontrol kegagalan yang dapat terjadi. Proses penilaian ditunjukkan pada Tabel 3.10.
Tabel 3.10. Detection dalam FMEA Process
Keterangan Rangking
Sudah jelas, sangat mudah untuk diketahui 1
Jelas bagi indera manusia 2
Memerlukan inspeksi 3
Inspeksi yang hati – hati dengan indera manusia 4
Inspeksi yang sangat hati – hati dengan indera manusia 5
Memerlukan bantuan danatau pembongkaran sederhana 6
Diperlukan inspeksi danatau pembongkaran 7
Diperlukan inspeksi dan atau pembongkaran yang kompleks 8
Kemungkinan besar tidak dapat dideteksi 9
Tidak dapat dideteksi 10
Sumber :
Dyadem, Guidelines for Failure Mode and Effects Analysis for Automotive, Aerospace and General Manufacturing Industries
5. Penentuan nilai Risk Priority Number RPN Risk Priority Number adalah suatu bentuk nilai yang akan menunjukkan
prioritas yang harus dilakukan improvementperbaikan dari suatu sistem supaya tidak terjadi kegagalan.
Adapun nilai RPN diperoleh dengan rumus sebagai berikut. RPN = Severity x Occurrence x Detection
6. Menentukan tindakan untuk meminimumkan resiko kegagalan