Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

pellet yang cacat dan berkualitas dipisahkan berdasarkan ukuran menggunakan saringan yang memiliki lubang 15 mm. Kecacatan pada Rubber wood pellet secara visual terlihat pada Gambar 1.2. Gambar 1.2. Rubber wood pellet Berkualitas dan Cacat Tabel 1.1. menunjukkan data historis kegagalan produksi pada bulan Januari 2014 hingga Mei 2014 di PT. Salix Bintama Prima ketika memproduksi Rubber wood pellet. Tabel 1.1. Kegagalan Produksi Pembuatan Rubber wood pellet Bulan Januari Hingga Mei Tahun 2014 Bulan Produksi Rubber wood pellet Kg Rubber wood pellet Cacat Total Cacat Pecah Serbuk Kg Kg Januari 401905.3 38904.43 9.68 26887.46 6.69 16.37 Februari 373340.8 30651.28 8.21 12357.58 3.31 11.52 Maret 394053.4 52487.92 13.32 3073.62 0.78 14.10 April 393062.4 47010.27 11.96 15368.74 3.91 15.87 Mei 402560.3 51769.25 12.86 15055.76 3.74 16.60 Sumber: PT. Salix Bintama Prima cacat serbuk rubber wood pellet berkualitas cacat pecah Dokumentasi produksi pembuatan rubber wood pellet mulai bulan Januari hingga Mei pada tahun 2014 menunjukkan persentase produk yang cacat diatas 10. Jumlah kecacatan ini melebihi standar perusahaan yaitu 10. Terjadi peningkatan jumlah persentasi total produk cacat pada bulan februari hingga mei. Besarnya selisih antara persen produk cacat yang diproduksi dan standar maksimum produk cacat yang diizinkan perusahaan merupakan masalah kualitas yang harus diatasi. Kualitas pelet sangat dipengaruhi oleh proses pemeletan oleh sebab itu untuk menghindari produk yang cacat maka perlu dilakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pelet selama proses pemeletan. Identifikasi faktor-faktor yang berpengaruh dilakukan dengan menggunakan metode Seven Tools karena Seven Tools merupakan metode yang bertujuan untuk mengetahui masalah dan mempersempit ruang lingkup masalah. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pelet yang terjadi selama proses pembuatan pelet tidak bekerja secara terpisah melainkan saling berinteraksi sehingga pelet dapat terbentuk dengan baik. Untuk mengetahui seberapa besar interaksi tersebut terjadi dan bagaimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi kualitas pelet digunakan metode Taguchi untuk melihat interaksi antar faktor dan menentukan kombinasi faktor dan level faktor agar terjadi penurunan jumlah pelet yang cacat. Failure Mode and Effect Analysis FMEA untuk menentukan faktor yang paling mempengaruhi kualitas Rubber wood pellet karena FMEA merupakan metode mengidentifikasi kegagalan potensial dan menganalisis efeknya serta memprioritaskan kegiatan perbaikan yang dapat mengeleminasi kegagalan. Maka metode Seven Tools, Taguchi, dan FMEA digunakan untuk mengidentifikasi faktor yang berpengaruh terhadap kualitas pelet, meneliti faktor dan interaksi yang mempengaruhi kualitas pelet serta menentukan kombinasi faktor dan level faktor dan penentuan kegiatan perbaikan prioritas yang dapat mengeleminasi rubber wood pellet yang cacat. Penelitian sebelumnya yang dilakukan di industri otomotif untuk untuk mengetahui faktor-faktor selama proses yang mempengaruhi kualitas shock absorber dan meminimumkan cacat dan meningkatkan kualitas yang berjudul “Optimisation of shock absorber process parameters using failure mode and effect analysis and genetic algorithm” yang dilakukan oleh Arokiasamy Mariajayaprakash dari Departemen Teknik Mesin Rajiv Gandhi College of Engineering and Technology di India. Penelitian ini menggunakan pendekatan diagram tulang ikan dan FMEA untuk mengidentifikasi parameter yang mempengaruhi kualitas dan dioptimalkan menggunakan metode Taguchi, untuk mencapai zero defect digunakanlah Algoritma Genetik. Tulang ikan dan FMEA mengidentifikasi bahwa kecacatan terbesar terjadi pada proses pengecatan dan pencucian. Hasil penelitian setelah menerapkan metode Taguchi untuk memperbaiki proses painting dan pencucian melalui eskperimen dihasilkan produk cacat pada proses painting sebesar 0.83 dan cacat proses pencucian 1. Penurunan produk cacat dapat ditingkatkan hingga 0.001 dan 0.004 dengan menggunakan algoritma genetik 1 Penelitian yang dilakukan oleh Adi Iswanto dari Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yang berjudul “Aplikasi Metode Taguchi Analysis dan Failure Mode and Effect Analysis FMEA untuk Perbaikan Kualitas Produk di PT. XYZ”. Menggunakan Metode Taguchi Analysis untuk memperbaiki proses dan Metode Failure Mode and Effect Analysis FMEA untuk memberikan rekomendasi tindakan perbaikan yang tepat. Hasil penelitian setelah menerapkan metode Taguchi dihasilkan peningkatan jumlah produksi pada proses injection moulding sebesar 5. FMEA menunjukkan kegagalan disebabkan oleh suhu pendinginan produk yang terlalu tinggi . 2 Rumusan masalah yang diperoleh berdasarkan latar belakang penelitian ini adalah persentase produk yang cacat melebihi standar perusahaan yaitu 10. Jumlah cacat produk diharapkan berada dibawah 10. Besarnya selisih antara persen produk cacat yang diproduksi dan standar maksimum produk cacat yang diizinkan perusahaan merupakan masalah kualitas yang harus diatasi. Perlu diketahui upaya yang harus dilakukan untuk menghasilkan peningkatan kualitas melalui penurunan jumlah persentase produk cacat. .

1.2. Rumusan Masalah

1 Mariajayaprakash, Arokiasamy. 2013, Optimisation of shock absorber process parameters using failure mode and effect analysis and genetic algorithm. Departemen Teknik Mesin Rajiv Gandhi College of Engineering and Technology; India. 2 Iswanto, Adi. 2013, Aplikasi Metode Taguchi Analysis dan Failure Mode and Effect Analysis FMEA untuk Perbaikan Kualitas Produk di PT. XYZ. Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara; Medan

1.3. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengurangi jumlah cacat produk rubber wood pellet dengan mengidentifikasi penyebab kecacatan dan memperbaiki proses serta mengeleminasi kegagalan agar dapat menghasilkan produk berkualitas. Tujuan khusus dilakukannya penelitian ini adalah: 1. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas Rubber wood pellet. 2. Mengetahui faktor yang berpengaruh secara signifikan dan besar pengaruh setiap faktor terhadap kualitas rubber wood pellet. 3. Mengusulkan nilai level dari faktor-faktor sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas melalui penurunan persentase cacat. 4. Mengusulkan tindakan perbaikan yang paling berpengaruh terhadap peningkatan kualitas Rubber wood pellet berdasarkan nilai RPN sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas melalui penurunan persentase cacat. Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Mahasiswa Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan pengalaman dalam menerapkan teori yang diperoleh di perguruan tinggi ke dalam lingkungan industri secara nyata dalam menyelesaikan masalah. 2. Bagi Perusahaan Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai masukan bagi perusahaan untuk mengetahui nilai optimum untuk faktor proses dan penyebab nilai factor proses tidak tercapai sehingga pelet gagal terbentuk. 3. Bagi Departemen Teknik Industri Sebagai tambahan referensi untuk memperkaya laporan penelitian Teknik Industri dan dapat digunakan sebagai acuan bagi penelitian selanjutnya.

1.4. Batasan Masalah dan Asumsi

Batasan-batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Faktor-faktor yang digunakan adalah faktor-faktor yang dapat terukur dan disetujui oleh pihak manajemen pabrik. 2. Proses produksi yang dijelaskan hanya proses produksi rubber wood pellet. 3. Nilai yang diambil adalah nilai yang sudah digunakan di lantai produksi. 4. Objek penelitian adalah kualitas rubber wood pellet. 5. Biaya-biaya yang dibutuhkan tidak dibahas selama proses penelitian. 6. Karakteristik kualitas yang diteliti adalah karakteristik kualitas yang berlaku diperusahaan. 7. Percobaan dilakukan di laboratorium. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Proses produksi tidak mengalami perubahan selama proses penelitian. 2. Tidak terjadi perubahan struktur organisasi selama proses penelitian. 3. Faktor-faktor yang tidak terlibat dalam eksperimen dianggap tidak berpengaruh.

Dokumen yang terkait

Integrasi Overall Equipment Effectiveness dan Failure Mode and Effect Analysis untuk Meningkatkan Efektivitas Mesin Hammer Mill di PT. Salix Bintama Prima

12 167 136

Penerapan Metode Taguchi Analysis dan Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dalam Perbaikan Kualitas Crumb Rubber Sir 20 di PT Asahan Crumb Rubber

3 74 112

Penerapan Metode Taguchi Analysis dan Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dalam Perbaikan Kualitas Crumb Rubber Sir 20 di PT Asahan Crumb Rubber

0 0 15

Penerapan Metode Taguchi Analysis dan Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dalam Perbaikan Kualitas Crumb Rubber Sir 20 di PT Asahan Crumb Rubber

0 0 1

Penerapan Metode Taguchi Analysis dan Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dalam Perbaikan Kualitas Crumb Rubber Sir 20 di PT Asahan Crumb Rubber

0 0 9

Penerapan Metode Taguchi Analysis dan Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dalam Perbaikan Kualitas Crumb Rubber Sir 20 di PT Asahan Crumb Rubber

0 0 17

Penerapan Metode Taguchi Analysis dan Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dalam Perbaikan Kualitas Crumb Rubber Sir 20 di PT Asahan Crumb Rubber

0 0 1

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Peningkatan Dan Pengendalian Kualitas Rubber Wood Pellet Menggunakan Metode Taguchi Dan Failure Mode And Effect Analysis (Fmea) Di Pt. Salix Bintama Prima

0 0 12

BAB I PENDAHULUAN - Peningkatan Dan Pengendalian Kualitas Rubber Wood Pellet Menggunakan Metode Taguchi Dan Failure Mode And Effect Analysis (Fmea) Di Pt. Salix Bintama Prima

0 0 11

Peningkatan Dan Pengendalian Kualitas Rubber Wood Pellet Menggunakan Metode Taguchi Dan Failure Mode And Effect Analysis (Fmea) Di Pt. Salix Bintama Prima

0 1 19