1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada kehidupan yang semakin modern ini, pembelajaran matematika memiliki fungsi sebagai sarana untuk mengembangkan kemampuan berpikir
kritis, logis, kreatif, dan bekerja sama yang diperlukan siswa untuk mengarungi persaingan globalisasi di masa yang akan datang. Kompetensi
tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup
pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Oleh karena itu pembelajaran matematika memiliki sumbangan yang penting untuk
perkembangan kemampuan berpikir kreatif dalam diri setiap individu siswa agar menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.
Matematika merupakan ilmu yang bagi sebagian orang dipandang sebagai ilmu yang sulit. Karena itu, diperlukan keterampilan dari guru untuk
dapat mengembangkan pembelajaran matematika yang menyenangkan dan membuat siswa merasa senang dan tertarik untuk belajar matematika.
Keberhasilan tujuan pembelajaran tentunya tidak terlepas dari peran guru. Guru harus mempersiapkan apa yang akan dilakukan di dalam proses belajar
mengajar sehingga dengan persiapan yang matang maka kemungkinan besar tujuan pembelajaran akan tercapai. Guru harus dapat menciptakan situasi,
memimpin, merangsang, menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan belajar
mengajar sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Guru juga harus bisa memilih metode dan model pembelajaran serta media pembelajaran yang
tepat agar dapat menarik minat belajar siswa sehingga dapat meningkatkan peluang tercapainya tujuan pembelajaran.
Menurut Anita Lie 2002: 8, salah satu model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa adalah pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif
menurut Slavin 2005: 4-8 merujuk pada berbagai macam model pembelajaran di mana para siswa bekerja sama dalam kelompok-kelompok
kecil yang terdiri dari berbagai tingkat prestasi, jenis kelamin, dan latar belakang etnik yang berbeda untuk saling membantu satu sama lain dalam
mempelajari materi pelajaran. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi, untuk
mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing. Tujuan dari pembelajaran kooperatif
adalah menciptakan situasi di mana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya Slavin, 1995. Model
pembelajaran kooperatif ini ada berbagai tipe, salah satunya tipe Student Teams-Achievement Division
STAD, STAD merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, sehingga tipe ini dapat
digunakan oleh guru-guru yang baru mulai menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif.
Hasil observasi pembelajaran matematika yang telah dilakukan peneliti menunjukan bahwa pembelajaran masih berpusat pada guru. Siswa hanya
menerima apa yang guru berikan, sehingga pembelajaran dirasa kurang efektif karena siswa terlalu pasif dan hanya guru yang terlihat aktif. Dalam
pembelajaran, guru menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan diskusi.
Sekali-kali guru mengambil waktu tanya jawab untuk
mencari tahu apakah jelas atau tidak kaitan antara ide-ide siswa dan konten yang sedang dibahas.
Metode yang digunakan guru cukup bagus karena guru menjelaskan dengan baik, siswa memperhatikan saat guru menerangkan, menanggapi saat guru
bertanya dan berani bertanya jika ada penjelasan yang kurang dimengerti. Respon siswa juga cukup baik, hal ini terlihat dari siswa ikut terlibat aktif
dalam proses pembelajaran, siswa berani bertanya jika ada kesulitan dan ada yang kurang jelas dari penjelasan guru, dan siswa menjawab pertanyaan
guru. Namun disisi lain ada juga siswa yang tidak memperhatikan guru ketika mengajar dan hanya sibuk sendiri, melamun dan mengobrol dengan temannya
di luar materi yang bicarakan. Di akhir proses pembelajaran guru memberi pekerjaan rumah PR untuk latihan siswa di rumah dan pertemuan
selanjutnya guru membahas PR tersebut guna memberikan umpan balik terhadap apa yang dikerjakan siswa.
Lingkungan sekolah dan kondisi kelas juga mendukung berlangsungnya pembelajaran yang kondusif dengan jumlah 22 siswa perkelas cukup ideal
dalam kegiatan belajar mengajar sarana dan prasarananya pun sudah cukup lengkap dengan papan tulis whiteboard, buku paket, dan lcd viewer yang
dapat mendukung berlangsungnya pembelajaran. Ada baiknya bila guru
mengoptimalkan sarana dan prasarananya untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement
Divisions STAD dengan memanfaatkan program GeoGebra pokok bahasan
teorema Pythagoras untuk mengetahui keterlibatan siswa dan pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa-siswi kelas VIII SMP BOPKRI 1 Yogyakarta.
B. Identifikasi Masalah