9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Belajar
1. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-
perubahan dalam pengertian, pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap Winkel, 1995:53. Menurut Gagne Suprijono, 2012: 2 belajar adalah
perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Sedangkan belajar menurut Slavin 2008 adalah perubahan dalam
diri seseorang yang disebabkan oleh pengalaman. Dari berbagai perspektif pengertian belajar sebagaimana dijelaskan
diatas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental dari seorang individu yang berlangsung dalam interaksi dengan
lingkungannya yang menghasilkan perubahan tingkah laku yang bersifat relatif konstan.
2. Teori-teori Belajar
Beberapa teori-teori belajar, antara lain:
a. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget Suyono dan Hariyanto,
2011
Menurut Piaget, setiap anak mengembangkan kemampuan berpikir menurut tahapan yang teratur. Proses berpikir anak merupakan suatu
aktifitas gradual, tahap demi tahap dari fungsi intelektual, dari konkret
menuju abstrak. Pada suatu tahap dari perkembangan tertentu akan muncul skema atau struktur kognitif tertentu yang keberhasilannya pada
suatu tahap amat bergantung kepada pencapaian tahap sebelumnya. Secara garis besar tahapan-tahapan perkembangan kognitif Piaget
sebagai berikut: 1
Tahap Sensori Motor berlangsung sejak lahir sampai usia 2 tahun
Dalam dua tahun pertama kehidupannya, bayi dapat memahami lingkungannya dengan jalan melihat, meraba,
memegang, mengecap,
mencium, mendengarkan
dan menggerakan anggota tubuh. Dengan kata lain, pengalaman
diperoleh melalui perbuatan fisik gerakan anggota tubuh dan sensori koordinasi alat indra.
2 Tahap Pra-operasional sekitar usia 2-7 tahun
Perkembangan kemampuan menggunakan simbol-simbol untuk menyatakan objek-objek dunia. Dengan adanya
perkembangan bahasa dan ingatan, anak pun mampu mengingat banyak hal tentang lingkungannya tetapi intelektual anak
dibatasi oleh egosentrisnya yaitu bahwa ia tidak menyadari jika orang lain dapat berpandangan berbeda dengannya tentang
sesuatu objek atau fenomena yang sama.
3 Tahap Operasional Konkret berlangsung sekitar 7-11 tahun
Pada kurun waktu ini pikiran logis anak mulai berkembang. Anak sudah mampu berpikir secara operasi konkret dan dalam
pemecahan masalah tidak begitu dibatasi oleh keegosentrisan. Anak seringkali dapat mengikuti logika dan penalaran, dan anak
telah dapat melakukan klasifikasi, pengelompokan, dan pengaturan masalah.
4 Tahap Operasional Formal mulai usia 11 tahun dan seterusnya
Pada tahap ini anak sudah mampu berpikir abstrak, yaitu berpikir mengenai ide, mereka sudah mampu memikirkan
beberapa alternatif pemecahan masalah. Penalaran yang terjadi dengan struktur kognitifnya telah mampu menggunakan simbol-
simbol, ide-ide, abstraksi, dan generalisasi. Anak sudah dapat bekerja secara efektif dan sistematis, secara proposional, serta
menarik generalisasi secara mendasar.
b. Teori Belajar Penemuan Jerome S. Bruner Suyono dan Hariyanto,