b. Fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L.
Gambar 8. Flowchart langkah pembuatan fraksi etanol-heksan dari
hasil ekstrak kental metanol-air daun Macaranga tanarius L.
Saring dengan corong Buchner. Dipekatkan dengan rotary evaporator
3 rpm pada suhu didih campuran etanol
– heksan 58,60 ≈ 60 C
Agoes,2009. Ekstrak kental M.tanarius
Maserasi 140 rpm selama 24 jam sebanyak 1 gram ekstrak kental dalam 5 ml pelarut etanol-heksan
2,5 mL etanol dan 2,5 mL heksan.
Alkohol 95 atau etanol dan heksan ml
Filtrat Remaserasi 1x
Fraksi kental daun M.tanarius
Hingga didapatkan bobot tetap fraksi kental daun
M.tanarius Oven pada
suhu 40 C
6. Pembuatan suspending agent CMC-Na 1
Suspending agent CMC-Na 1 dibuat dengan cara mendispersikan 1,0 gram CMC-Na yang telah ditimbang seksama, kemudian dilarutkan menggunakan
aquadest hangat hingga volume 100,0 mL dan aduk hingga didapatkan larutan yang homogen. Larutan CMC-Na digunakan sebagai pelarut fraksi etanol-heksan
ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L.
7. Pembuatan larutan karagenin 1 sebagai penginduksi udem
Larutan karagenin yang digunakan sebagai zat peradang dibuat dengan cara 100 mg karagenin dilarutkan dalam larutan NaCl fisiologis 0,9 hingga
volume 10 mL, akan diperoleh konsentrasi karagenin 1 bv yang setara dengan dosis 25 mgkgBB. Perhitungan karagenin adalah sebagai berikut:Dosis
Karagenin =
1 2
� � �
� �
� �
=
0,05 � 1
100
0,02
= 25 mgkgBB
8. Pembuatan larutan kalium diklofenak sebagai obat antiinflamasi
Cataflam Fast
®
50mg Novartis Indonesia berupa serbuk, ditimbang sebanyak 0,05 gram, kemudian dilarutkan ke dalam aquadest hingga volume 100
mL sehingga diperoleh konsentrasi 0,5 mgmL.
9. Penentuan kontrol negatif
Kontrol negatif adalah zat yang tidak memiliki efek antiinflamasi sehingga dapat digunakan sebagai pembanding terhadap zat diuji. Pada penelitian ini
digunakan CMC-Na sebagai kontrol negatif yang merupakan pelarut dalam
pembuatan fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air Macaranga tanarius L. serta digunakan kontrol negatif aquadest sebagai pelarut kontrol positif diklofenak.
10. Uji Pendahuluan
a. Penetapan dosis kalium diklofenak Penggunaan dosis kalium diklofenak ditentukan berdasarkan orientasi
dengan dosis berdasarkan atas penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya oleh Djunarko, Donatus, dan Noni, 2003 dengan dosis pemberian sebesar 4,48
mgkgBB, dan dosis 9,1 mgkgBB yang digunakan oleh Sagala, 2013 dan Manurung, 2013 untuk penelitian antiinflamasi.
Menurut Djunarko, Donatus, dan Noni, 2003, dosis diklofenak untuk tikus dengan bobot badan 250 gram adalah 40 mgkgBB. Sehingga dosis
diklofenak untuk tikus dengan bobot badan 200 gram sebesar: Dosis Kalium Diklofenak =
200 � 40
250
= 32 mgkgBB Bila akan diaplikasikan untuk mencit degan bobot badan 20 gram maka perlu
dilakukan konversi untuk mengubah dosis penggunaan dari tikus 200 gram ke mencit dengan bobot 20 gram, maka dosis kalium diklofenak menjadi:
Dosis Kalium Diklofenak = Hasil Konversi Tikus ke Mencit x Dosis Diklofenak = 0,14 x 32 mgkgBB
= 4,48 mgkgBB Kemudian, digunakan satu dosis lain yang diperoleh dari penelitian yang
telah dilakukan oleh Sagala, 2013 dan Manurung, 2013 berdasarkan dosis lazim pemakaian diklofenak pada manusia dengan bobot 50 kg adalah 50 mg.
Sehingga dosis kalium diklofenak untuk manusia dengan bobot 70 kg sebesar: