Pembuatan serbuk daun Macaranga tanarius L.

penelitian yaitu berwarna hijau, tidak berlubang, tidak berpenyakit dan busuk. Proses pengeringan dilakukan ± 3 hari dengan cara ditutup kain hitam, hingga didapatkan daun yang layu untuk selanjutnya dilakukan proses penyerbukan. Proses penyerbukan dilakukan sesuai prosedur yang tersedia di LPPT UGM. Daun Macaranga tanarius L. yang telah layu dipotong-potong untuk memudahkan proses penyerbukan, kemudian dilakukan proses pengeringan kembali dalam almari pengering pada suhu 45ºC selama 20 jam, hingga menghasilkan potongan daun yang benar-benar kering dapat diremas. Pengeringan tersebut bertujuan untuk mengurangi kadar air, mencegah timbulnya jamur sehingga dapat disimpan lebih lama tanpa bahan pengawet dan tidak mudah rusak sehingga komposisi kimianya tidak mengalami perubahan. Setelah itu potongan daun tersebut diserbuk menggunakan mesin penyerbuk dengan diameter lubang saringan 1 mm, hasil penyerbukan ditimbang dan dikemas. Serbuk dengan penghalusan yang tinggi memungkinkan sel-sel yang rusak semakin besar, sehingga memudahkan pengambilan kandungan senyawa langsung oleh pelarut yang digunakan. Serbuk yang digunakan untuk proses ekstraksi mekanik maserasi, disaring lagi menggunakan pengayak dengan nomor mess 40, hal ini dikarenakan ukuran serbuk yang masih terlalu besar. Pengayakan dilakukan dengan tujuan agar didapatkan ukuran serbuk yang kecil dengan luas permukaan besar, sehingga interaksi zat cairan pelarut dengan serbuk akan semakin besar dan proses ekstraksi akan semakin efektif. Selain itu waktu yang diperlukan juga lebih singkat dan mempermudah proses penyarian karena semakin luas permukaan serbuk maka perpindahan massa pada proses ekstraksi akan berlangsung cepat Susiana dkk., 2012. Daun kering Macaranga tanarius L. yang digunakan dalam penelitian ini sebayak 2,7 kg dan setelah dilakukan penyerbukan pada LPPT UGM didapatkan bobot serbuk daun Macaranga tanarius L. seberat 1200 gram serbuk halus yang akan digunakan untuk proses pembuatan fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L.

3. Penetapan kadar air serbuk daun Macaranga tanarius L.

Penetapan kadar air pada serbuk kering daun Macaranga tanarius L. dilakukan di Laboratorium Pengujian “LPPT-UGM” menggunakan metode gravimetri dengan prosedur yang telah tersedia. Tujuan dari penetapan kadar air dari serbuk kering daun Macaranga tanarius L. yaitu untuk mengetahui serbuk yang digunakan telah memenuhi persyaratan serbuk yang baik, yaitu kurang dari 10 Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, 1995. Hasil perhitungan kadar air dari serbuk daun Macaranga tanarius L. sebesar 6,66bb lampiran 3. Berdasarkan hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa kadar air serbuk daun Macaranga tanarius L., telah memenuhi persyaratan kadar air yang telah ditetapkan.

4. Fraksi etanol-heksan ekstrak metanol air daun Macaranga tanarius L.

Metode fraksinasi daun Macaranga tanarius L., pada penelitian ini menggunakan pelarut metanol 70 dan air untuk proses ekstraksi hingga didapatkan ekstrak kental, yang selanjutnya di fraksinasi menggunakan dua pelaut dengan nilai polaritas yang berbeda yaitu heksan dan etanol 95. Perbedaan kepolaran ini diharapkan dapat selektif menyari komponen yang telah tersari pada hasil ekstrak kental metanol-air sehingga didapatkan senyawa yang terlarut sesuai dengan kepolaran senyawa yang terkandung di dalamnya. a. Proses ekstraksi metanol-air daun Macaranga tanarius L. Proses ekstraksi metanol-air dilakukan melalui proses maserasi yaitu penggojokan menggunakan shaker, dengan kecepatan penggojokan yang konstan 140 rpm. Tujuan maserasi ini adalah agar seluruh serbuk dapat kontak dengan pelarut dan senyawa yang dituju dapat terekstrak. Selain itu penggojokan menggunakan shaker membantu mempercepat ekstraksi sehingga waktu yang dibutuhkan lebih singkat dibandingkan dengan metode penyarian dengan cara merendam serbuk dengan sesekali penggojokan. Ekstraksi yang dilakukan dengan metode ini disebut ekstraksi mekanik. Pemilihan metode maserasi pada tahap ekstraksi disebabkan karena metode penyarian ini lebih sederhana, tidak menggunakan alat yang spesifik, pengerjaannya relatif mudah untuk dilakukan dan lebih efisien, selain itu metode maserasi dapat digunakan untuk jenis senyawa yang tahan terhadap panas maupun tidak tahan terhadap panas sehingga pada penelitian ini digunakan metode maserasi, karena kandungan senyawa daun Macaranga tanarius tidak diketahui merpakan jenis senyawa yang tahan terhadap panas atau tidak. Seberat 40 gram serbuk kering daun Macaranga tanarius L., dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan direndam dalam 200 mL pelarut metanol dan air 100 mL metanol dan 100 mL air, kemudian diaduk dengan kecepatan konstan menggunakan shaker, selama 72 jam Puteri dan Kawabata, 2010. Semakin lama