nymphaeol A, nymphaeol B, nymphaeol C, tanariflavanon B, blumenol A
vomifoliol, blumenol B 7,8-dihydrovomifoliol, dan annuionone E. Kandungan lain dari daun Macaranga tanarius L., dilaporkan oleh
Matsunami et al. 2006 menggunakan metode ekstrak metanol, yang dihilangkan lemaknya dengan n-heksan dan dipartisi menggunakan pelarut etil asetat dan
butanol sehingga menghasilkan fraksi terlarut, untuk dianalisis spektroskopi. Berdasarkan hasil penelitiannya ditemukan empat senyawa baru dari Macaranga
tanarius L., yaitu glukosida megastigman megastigmane glucoside yang
dinamakan macarangiosida A-D bersama dengan campuran mallophenol B, lauriside
E, methyl brevifolin carboxylate, hyperin, dan isoquercitrin Gambar 2.
Gambar 2. Struktur senyawa kimia yang diisolasi dari daun Macaranga
tanarius L. Matsunami et al., 2006.
Hasil isolasi dan elusidasi struktur dari empat kandungan baru glukosida megastigman bersama dengan lima senyawa lainnya memperlihatkan adanya
aktivitas penangkapan radikal bebas. Selain itu juga dilaporkan oleh Kawakami, Harinantenaina, Matsunami, Otsuka, Shinzato, and Takeda 2008 daun
Macaranga tanarius L. mengandung senyawa prenylated flavanones yaitu
macaflavanones A-G, dua senyawa lainnya nymphaea C dan diterpene kolavenol.
Kemudian penemuan senyawa-senyawa tersebut dilanjutkan oleh Matsunami et al.
2009, yang melaporkan bahwa daun Macaranga tanarius L., juga mengandung ligan glukosida yaitu +-pinoresinol 4-O-
[6”-O-galloyl]- -D- glucopyranoside
, macarangioside E, dan F.
Gambar 3. Struktur senyawa kimia yang diisolasi dari daun Macaranga tanarius L. Puteri dan Kawabata, 2009.
Selain itu kandungan lain yang diisolasi dari daun Macaranga tanarius L., dilaporkan oleh Puteri dan Kawabata 2010 dengan metode ekstrak metanol,
yang residunya dipartisi menggunakan etil asetat dan air. Hasilnya menunjukkan
adanya kandungan senyawa tannin berupa ellagitannins yang terdiri dari mallotinic acid
1, corilagin 2, macatannin A 3, chebulagic acid 4, dan macatannin B
5 dapat dilihat pada Gambar 3. Kandungan tersebut memiliki aktivitas penghambatan sukrase dan maltase pada uji antidiabetes.
6. Aktivitas Farmakologis
Secara empirik, Macaranga tanarius L. digunakan untuk mengatasi luka, bengkak, bisul, dan memar Magadula, 2014. Malaysia dan Thailand
menggunakan dekoksi akar Macaranga tanarius L. sebagai pengobatan tradisional yaitu antitusif dan antipiretik. Akar keringnya digunakan sebagai agen
emetik, sedangkan daun segarnya digunakan untuk menutupi luka sebagai antiinflamasi Lim et al., 2009.
7. Kegunaan Lain
Secara tradisional, tumbuhan Macaranga tanarius L. digunakan sebagai fermentasi pada tempe dan pakan hewan. Di China, digunakan sebagai produk
manufaktur seperti minuman sehat, dan ekstraknya digunakan sebagai bahan pembuatan pasta gigi. Selain itu di Taiwan dan China, rebusan daun Macaranga
tanarius L., digunakan sebagai bahan pembuatan teh herbal Lim et al., 2009.
B. Inflamasi
1. Definisi
Peradangan atau inflamasi adalah salah satu respon biologis terhadap trauma fisik, panas, bahan kimia, infeksi karena virus dan bakteri Wilmana and
Gan, 2007. Ketika proses inflamasi berlangsung, terjadi reaksi vaskular di mana cairan, elemen-elemen darah, sel darah putih leukosit, dan mediator kimia
berkumpul pada tempat jaringan untuk menetralkan dan menghilangkan agen- agen berbahaya, serta untuk memperbaiki jaringan yang rusak Kumar, Abbas,
and Aster, 2014.
2. Tanda-tanda utama inflamasi
Tanda-tanda kemerahan rubor, pembengkakan tumor, nyeri dolor, panas calor, dan hilangnya fungsi function laesa Supriyatna dkk., 2015,
dapat dilihat pada Tabel II.
Tabel II. Tanda-tanda utama inflamasi
Tanda-tanda inflamasi
Keterangan Kemerahan
atau Rubor
Terjadi pada tahap pertama dari inflamasi. Darah berkumpul pada daerah cedera akibat pelepasan mediator kimia dari tubuh
kinin, prostaglandin, dan histamin.
Pembengkakan atau tumor
Tahap kedua dari inflamasi. Plasma merembes ke dalam jaringan interstisial pada tempat cedera. Kinin akan mendilatasi
arteriol dan meningkatkan permeabilitas kapiler.
Panas atau calor
Panas pada tempat inflamasi dapat disebabkan adanya pertambahan pengumpulan darah yang disalurkan oleh tubuh ke
permukaan yang mengalami radang lebih banyak daripada darah yang disalurkan ke permukaan yang normal dan dapat terjadi
karena adanya pirogen yang merupakan substansi penyebab timbulnya demam sehingga akan mengganggu pusat pengatur
panas pada hipotalamus.
Nyeri atau dolor
Nyeri disebabkan oleh pembengkakan yang terjadi pada proses inflamasi, kerusakan awal atau yang dihasilkan dari respon
inflamasi dan adanya pelepasan mediator-mediator kimia.
Hilangnya fungsi atau
function laesa Disebabkan karena adanya penumpukan cairan pada tempat
cedera jaringan dan rasa nyeri yang ditimbulkan, sehingga akan mengurangi mobilitas pada daerah yang mengalami inflamasi.
Punchard, Whelan, and Adcock, 2004.