Hasil determinasi tanaman Penyiapan Bahan

Berdasarkan hasil determinasi dan telah sesuai dengan herbarium Macaranga tanarius L., yang ada di Botani Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, maka terbukti bahwa daun yang digunakan dalam penelitian ini adalah benar merupakan daun Macaranga tanarius L. Lampiran 2.

2. Pembuatan serbuk daun Macaranga tanarius L.

Proses penyerbukan dilakukan oleh Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu Universitas Gadjah Mada LPPT UGM Yogyakarta. Sebelum dilakukan proses penyerbukan, penyiapan daun Macaranga tanarius L. dilakukan oleh peneliti dimulai dari pengambilan, penyortiran, pencucian hingga pengeringan daun Macaranga tanarius L. Pengambilan daun Macaranga tanarius L. dilakukan pada pagi hari pukul 07.00-10.00 WIB. Menurut Santoso 2008, waktu panen sebaiknya dilakukan pada pagi hari pukul 07.00-10.00 atau sore hari. Waktu panen pada pagi hari merupakan waktu yang paling baik, yaitu saat embun mulai menghilang dan cahaya matahari belum terlalu terik. Jika panen dilakukan pada siang hari, faktor cuaca panas dan penguapan membuat hasil panen rusak. Jika keterbatasan waktu yang tidak dapat melakukan panen pada pagi hari, panen dapat dilakukan pada sore hari Rahayu dan Soeleman, 2013. Pencucian daun Macaranga tanarius L. dilakukan dengan menggunakan air mengalir, bertujuan agar daun yang diperoleh bebas kotoran dan debu. Selain itu, dilakukan penyortiran untuk memilih daun yang sesuai dengan kriteria dalam penelitian yaitu berwarna hijau, tidak berlubang, tidak berpenyakit dan busuk. Proses pengeringan dilakukan ± 3 hari dengan cara ditutup kain hitam, hingga didapatkan daun yang layu untuk selanjutnya dilakukan proses penyerbukan. Proses penyerbukan dilakukan sesuai prosedur yang tersedia di LPPT UGM. Daun Macaranga tanarius L. yang telah layu dipotong-potong untuk memudahkan proses penyerbukan, kemudian dilakukan proses pengeringan kembali dalam almari pengering pada suhu 45ºC selama 20 jam, hingga menghasilkan potongan daun yang benar-benar kering dapat diremas. Pengeringan tersebut bertujuan untuk mengurangi kadar air, mencegah timbulnya jamur sehingga dapat disimpan lebih lama tanpa bahan pengawet dan tidak mudah rusak sehingga komposisi kimianya tidak mengalami perubahan. Setelah itu potongan daun tersebut diserbuk menggunakan mesin penyerbuk dengan diameter lubang saringan 1 mm, hasil penyerbukan ditimbang dan dikemas. Serbuk dengan penghalusan yang tinggi memungkinkan sel-sel yang rusak semakin besar, sehingga memudahkan pengambilan kandungan senyawa langsung oleh pelarut yang digunakan. Serbuk yang digunakan untuk proses ekstraksi mekanik maserasi, disaring lagi menggunakan pengayak dengan nomor mess 40, hal ini dikarenakan ukuran serbuk yang masih terlalu besar. Pengayakan dilakukan dengan tujuan agar didapatkan ukuran serbuk yang kecil dengan luas permukaan besar, sehingga interaksi zat cairan pelarut dengan serbuk akan semakin besar dan proses ekstraksi akan semakin efektif. Selain itu waktu yang diperlukan juga lebih singkat dan mempermudah proses penyarian karena semakin luas permukaan serbuk maka