Metode Uji Inflamasi TINJAUAN PUSTAKA
sehingga terjadi ekstravasasi cairan dan protein serta akumulasi leukosit di lokasi inflamasi.
Metode carageenan-induced paw edema merupakan metode yang telah banyak digunakan sebagai metode pengujian aktivitas antiinflamasi dengan
menggunakan hewan uji Necas, 2013. Metode tersebut telah dijelaskan pula oleh Chakraborty et al 2004, merupakan standar metode yang digunakan untuk
penelitian inflamasi akut. Selain itu, penggunaan metode tersebut dengan induksi karagenin pada kaki tikus telah banyak digunakan untuk menguji obat
antiinflamasi baru serta digunakan untuk mempelajari mekanisme yang terlibat dalam peradangan. Sekitar 400 penelitian telah menggunakan metode udem kaki
tikus. Karagenin merupakan salah satu senyawa iritan yang digunakan sebagai
agen patologi penyebab inflamasi Chakraborty et al, 2004. Karagenin yang diinduksi pada telapak kaki tikus merupakan pengujian yang telah banyak
digunakan untuk menentukan aktivitas antiinflamasi Posadas et al., 2004. Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nantel, Denis, Gordon,
Northey, Cirino, dan Metters 1999 menunjukkan bahwa COX-2 yang merupakan mediator yang diinduksi ketika adanya peradangan akan mencapai
maksimal setelah 1 jam penginjeksian karagenin. Berdasarkan analisis literatur yang telah dilakukan Posadas et al. 2004 menunjukkan bahwa injeksi karagenin
1 pada kaki mencit menyebabkan udem selama waktu pengamatan yaitu 6 jam pengamatan.
Pengukuran besarnya udem pada telapak kaki mencit sebagai tanda adanya respon inflamasi pada penelitian ini digunakan jangka sorong digital yang telah
dilakukan kalibrasi Lampiran 4. Jangka sorong memiliki kelibihan dibandingkan dengan metode pengukuran dengan potong kaki, berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Juma’a, Ahmed, Nurman, and Hussain 2009 menunjukkan hasil bahwa dengan menggunakan metode potong kaki hasil pengukuran pada setiap
tikus berbeda tergantung pada tempat pemotongan kakinya, sedangkan apabila pengukuran dengan menggunakan jangka sorong menunjukkan hasil pengukuran
yang tidak bervariasi atau sama pada setiap pengukuran pada telapak kaki tikus yang mengalami udem. Selain itu jangka sorong memiliki beberapa kelebihan
dalam penggunaannya, antara lain yaitu mudah dalam pengaplikasiannya, memiliki angka yang cukup akurat, dan tidak diperlukannya pengorbanan hewan
uji seperti pada metode potong kaki. Kelebihan dari metode uji carageenan-induced paw edema pada penelitian
ini adalah sederhana dan sering digunakan untuk mengevaluasi potensi senyawa yang belum diketahui sebagai skrining awal, cepat, pengukuran udema dapat
dilakukan lebih akurat dengan mengukur pada bagian telapak kaki yang mengalami udem secara langsung, dan mudah diamati pembentukan udemnya
Vogel, 2002. Kekurangan dari metode uji ini adalah pada teknik penyuntikan induksi udem pada telapak kaki hewan uji dengan menggunakan karagenin secara
suplantar yang tidak menjamin pembentukan volume udem yang seragam sehingga dapat mempengaruhi nilai simpangan pada masing-masing kelompok
jewan uji yang cukup besar. Oleh karena itu, pengatasannya adalah pada saat
penyuntikan udem dilakukan oleh orang yang telah terlatih dan terbiasa dalam melakukan penyuntikan secara suplantar, sehingga hasil volume udem pada setiap
kaki mencit akan sama dan dapat mengurangi variansi yang dihasilkan pada masing-masing kelompok hewan uji.
2. Induksi Formalin Formalin merupakan larutan formaldehid yang sekitar 37 larut dalam air,
kandungan unsur aldehid yang terdapat dalam formalin akan mudah bereaksi dengan protein sehingga mengakibatkan kematian sel. Formalin akan
menghasilkan inflamasi lokal dan nyeri. Pada penelitian yang dilakukan oleh Nathania 2011, formalin yang digunakan memiliki konsentrasi 0,5 dan
diberikan sebanyak 0,025 mL dengan cara diinjeksikan pada mencit secara subplantar. Pengukuran tebal kaki mencit dilakukan pada menit ke 0, 15, 30, 45,
60, 90, 120, 150, 180, 210, 240, 270, 300, 330, 360 selama 6 jam, dengan menggunakan jangka sorong yang telah dikalibrasi.