Dosis x 350 gramBB = 0,6 gram25 mL x 2 mL
2 5
volume maksimal tikus Dosis x 0,350 kgBB
= 600 mg25 mL x 2 mL Dosis pemberian fraksi
= 137,1 mgkgBB = 137 mgkgBB Telah diketahui dosis pemberian fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air
daun Macaranga tanarius L. untuk tikus sebesar = 137 mgkgBB, bila akan diberikan pada tikus dengan BB = 200 mg, sebagai berikut:
D X BB = C X V Keterangan:
D = dosis mgkgBB
BB = berat badan hewan uji gram
C = konsentrasi grammL
V = volume mL
D = 137 mgkgBB D = 0,137 mggram x 200 gram BB tikus
D = 27,4 mg200 gram BB tikus Penetapan dosis tertinggi fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun
Macaranga tanarius L. untuk mencit dilakukan konversi dari tikus degan BB =
200 gram ke mencit dengan BB = 20 gram, konversinya sebesar 0,14, maka dosis tertinggi dapat ditentukan sebagai berikut:
D = 27,4 mg200 gram x 0,14 hasil konversi tikus mencit D = 3,836 mg20 gram BB mencit
= 191,8 mgkgBB dosis III Sehingga, peringkat dosis untuk penentuan dosis rendah dan dosis tengah
didapatkan dengan menurunkan dua kelipatan dari dosis tertinggi sehingga
diperoleh dosis tengah sebesar 95,9 mgkgBB dosis II dan dosis terendah sebesar 47,95 mgkgBB dosis I.
13. Penyiapan hewan uji
Hewan uji yang dibutuhkan untuk uji perlakuan adalah tiga puluh ekor mencit jantan galur Swiss, umur 2-3 bulan dengan bobot badan 20-30 gram.
Selain itu, pada tahap uji pendahuluan digunakan lima belas ekor mencit yang masing-masing kelompok terdapat tiga mencit digunakan untuk orientasi dan tiga
puluh ekor mencit digunakan untuk perlakuan dengan masing-masing kelompok terdapat lima ekor mencit. Sebelum digunakan hewan uji dipuasakan selama 18-
24 jam.
14. Pengelompokan hewan uji
Pada penelitian ini mencit yang digunakan untuk uji pendahuluan sebanyak lima belas ekor mencit digunakan sebagai orientasi dimana terbagi
menjadi lima kelompok yaitu kontrol negatif aquadest, kontrol positif diklofenak dosis 4,48 mgkgBB selang waktu pemberian 15 dan 30 menit, kontrol positif
diklofenak dosis 9,1 mgkgBB dengan selang waktu 15 dan 30 menit, lima kelompok tersebut untuk orientasi penentuan dosis dan selang waktu yang efektif
dalam menurunkan udem. Tiga puluh ekor mencit lainnya digunakan dalam kelompok perlakuan yang terbagi menjadi enam kelompok yaitu kontrol negatif
berupa CMC-Na dan aquadest, kontrol positif diklofenak, dan kelompok perlakuan pemberiaan fraksi. Berikut rincian pengelompokan hewan uji dan
perlakuan yang diberikan dalam penelitian, yang dapat dilihat pada Gambar 9 dan 10.
a. Pengelompokan hewan uji pada orientasi uji pendahuluan
Gambar 9. Flowchart pengelompokan hewan uji pada tahap uji pendahuluan
orientasi
Keterangan: Kelompok I kontrol negatif, kelompok II, III, IV dan V adalah kelompok kontrol
positif diklofenak dengan dosis dan selang waktu pemberian karagnein yang berbeda yaitu 15 dan 30 menit.
Udem diukur menggunakan jangka sorong selama 6 jam dan pengukuran dilakukan pada menit ke-0, 15, 30, 45, 60, 90, 120, 150, 210, 240, 270, 300, 330 dan 360.
Dihitung selisih udem kaki-kiri yang telah terinduksi karagenin 1 dengan kaki kanan yang hanya dilakukan penyuntikan secara subplantar tanpa karagenin mm, hasil
selisih tebal udem dilanjutkan dengan perhitungan AUC mm.menit. 15 ekor mencit diberi senyawa
secara per-oral sesuai dengan kelompok berikut
Kel. I Kel. II
Kel. III Kel. IV
Kel. V
Aquadest p
Kalium Diklofenak
4,48 mgkgBB
selang Kalium
Diklofenak 4,48
mgkgBB selang
Kalium Diklofenak
9,1 mgkgBB
selang Kalium
Diklofenak 9,1
mgkgBB selang
Masing-masing kaki kiri diinjeksikan karagenin 1 secara subplantar dan kaki kanan disuntik dengan spuit tanpa larutan karagenin
Selang waktu 15 menit
Selang waktu 30 menit
Selang waktu 15 menit
Selang waktu 30 menit
Selang waktu 15 menit
Masing-masing kaki kiri dan kaki kanan yang akan dilakukan pengukuran diberikan tanda berupa titik menggunakan tinta hitam pada telapak kaki yang mengalami udem
sebagai penanda bagian yang akan diukur ketebalan udem pada telapak kaki belakang mencit.