Uji Fitokimia Fraksi Etanol-Heksan Ekstrak Metanol-Air Daun

2. Uji Flavonoid Larutan fraksi diambil sebanyak 2 mL ditambah dengan sedikit serbuk seng atau magnesium dan 2 mL HCl 2 N. Senyawa flavonoid akan menimbulkan warna jingga sampai merah Depkes RI, 2000. 3. Uji Saponin Larutan ekstrak sebanyak 1 mL ditambahkan 10 mL aquadest dan dikocok kuat selama 10 menit. Hasil dinyatakan positif apabila buih yang terbentuk stabil selama tidak kurang dari 10 menit, setinggi 1 cm sampai 10 cm. Pada penambahan 1 tetes HCl 2 N, buih tidak hilang DepKes RI, 2000. 4. Uji TriterpenoidSteroid Sebanyak 1 mL larutan ekstrak kental diuapkan sampai kering, kemudian ditambah dengan pereaksi Lieberman-Burchad. Jika warna berubah menjadi biru atau ungu, menandakan adanya senyawa steroid. Jika warna berubah menjadi merah, menunjukkan adanya senyawa terpenoid Harborne, 1987. 5. Uji Fenolik Sebanyak 2 mL ekstrak ditambahkan dengan 10 mL aquadest lalu dididihkan selama 10 menit dalam tangas air mendidih. Larutan kemudian disaring dan filtratnya ditambahkan dengan 3 tetes FeCl 3 1. Terjadinya warna hijau-biru menunjukkan adanya fenolik Harborne, 1987. 6. Uji Glikosida Sebanyak 0,1 mL fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu ditambahkan 2 mL aquadest, 5 tetes Molisch, dan 2 mL H 2 SO 4 pekat secara hati-hati melalui dinding tabung reaksi. Hasil positif ditunjukkan dengan adanya cincin ungu pada batas cairan Azizah, Suarsini, dan Prabaningtyas, 2014. 7. Uji Tanin Fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. sebanyak 1 mL dan dipindahkan ke atas plat tetes lalu ditambah beberapa tetes FeCl 3 . Hasil positif dibuktikan dengan perubahan warna larutan menjadi hijau sampai biru kehitaman Azizah, Suarsini, dan Prabaningtyas, 2014. 71

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui khasiat fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L., sebagai antiinflamasi pada mencit galur Swiss yang terinduksi karagenin 1, tujuan tersebut dicapai dengan membedakan pengujian terhadap penurunan udem yang diamati pada menit ke 0- 360 dengan menggunakan jangka sorong digital. Selain itu dalam penelitian ini dilakukan skrining fitokimia secara kualitatif, sebagai skrining awal untuk mengetahui metabolit sekunder yang terkandung dalam fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L, menggunakan metode uji tabung terhadap alkaloid, flavonoid, saponin, terpenoidsteroid, polifenolik, glikosida, dan tannin.

A. Penyiapan Bahan

Bahan utama yang digunakan dalam penelitian uji antiinflamasi ini adalah daun Macaranga tanarius L. Penggunaan daun pada penelitian ini didasarkan pada penelitian yang telah dilakukan oleh Kumazawa, Murase, Momose, and Fukumoto 2014 terhadap kandungan prenylflavonoids di bagian daun, tangkai daun, batang, bunga, dan buah menggunakan metode ekstraksi dengan pelarut metanol. Aktivitas penangkapan radikal bebas terdapat di seluruh bagian tumbuhan tersebut, dengan aktivitas sebagai antioksidan sebesar 30, sehingga Macaranga tanarius L. dapat dikembangkan sebagai tanaman yang fungsional. Bagian tanaman Macaranga tanarius L., yang dapat diperoleh dengan mudah adalah bagian daun dan dapat dikembangkan menjadi tanaman berkahasiat dengan kemampuannya menangkap radikal bebas terhadap DPPH. Oleh karena itu, pada penelitian ini dipilih menggunakan daun sebagai bahan utama selain mudah dalam memperolehnya juga telah terbukti memiliki aktivitas antioksidan yang dapat berperan sebagai antiinflamasi.

1. Hasil determinasi tanaman

Determinasi tanaman pada penelitian ini dilakukan untuk memastikan bahwa tanaman yang digunakan sebagai antiinflamasi adalah benar daun Macaranga tanarius L., sehingga tidak menyebabkan adanya kesalahan dalam penyiapan penggunaan bahan. Bahan dalam penelitian ini berupa serbuk dari daun Macaranga tanarius L., yang diperoleh dari lingkungan Paingan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta. Determinasi dilakukan di Laboratorium Botani Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Determinasi dilakukan dengan membandingkan bagian dari tanaman seperti daun, batang, bunga, dan buah menggunakan herbarium Macaranga tanarius L. Gilda, 2014. Selain itu untuk membuktikan kebenarannya juga dilakukan determinasi bagian tumbuhan menggunakan buku acuan Steenis et al., 1992 hingga tingkat spesies.