Penyiapan hewan uji Pengelompokan hewan uji

a. Pengelompokan hewan uji pada orientasi uji pendahuluan Gambar 9. Flowchart pengelompokan hewan uji pada tahap uji pendahuluan orientasi Keterangan: Kelompok I kontrol negatif, kelompok II, III, IV dan V adalah kelompok kontrol positif diklofenak dengan dosis dan selang waktu pemberian karagnein yang berbeda yaitu 15 dan 30 menit. Udem diukur menggunakan jangka sorong selama 6 jam dan pengukuran dilakukan pada menit ke-0, 15, 30, 45, 60, 90, 120, 150, 210, 240, 270, 300, 330 dan 360. Dihitung selisih udem kaki-kiri yang telah terinduksi karagenin 1 dengan kaki kanan yang hanya dilakukan penyuntikan secara subplantar tanpa karagenin mm, hasil selisih tebal udem dilanjutkan dengan perhitungan AUC mm.menit. 15 ekor mencit diberi senyawa secara per-oral sesuai dengan kelompok berikut Kel. I Kel. II Kel. III Kel. IV Kel. V Aquadest p Kalium Diklofenak 4,48 mgkgBB selang Kalium Diklofenak 4,48 mgkgBB selang Kalium Diklofenak 9,1 mgkgBB selang Kalium Diklofenak 9,1 mgkgBB selang Masing-masing kaki kiri diinjeksikan karagenin 1 secara subplantar dan kaki kanan disuntik dengan spuit tanpa larutan karagenin Selang waktu 15 menit Selang waktu 30 menit Selang waktu 15 menit Selang waktu 30 menit Selang waktu 15 menit Masing-masing kaki kiri dan kaki kanan yang akan dilakukan pengukuran diberikan tanda berupa titik menggunakan tinta hitam pada telapak kaki yang mengalami udem sebagai penanda bagian yang akan diukur ketebalan udem pada telapak kaki belakang mencit. b. Pengelompokan hewan uji pada perlakuan Gambar 10. Flowchart pengelompokan hewan uji pada tahap perlakuan uji antiiflamasi Keterangan: Kelompok I dan II kontrol negatif, III kontrol positif diklofenak, IV, V, dan VI adalah kelompok perlakuan fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. Selang waktu 15 menit kemudian Dihitung selisih udem kaki-kiri yang telah terinduksi karagenin 1 dengan kaki kanan yang hanya dilakukan penyuntikan secara subplantar tanpa karagenin mm, hasil selisih tebal udem dilanjutkan dengan perhitungan AUC mm.menit. 30 ekor mencit diberi senyawa secara per-oral sesuai dengan kelompok berikut Masing-masing kaki kiri diinjeksikan karagenin 1 secara subplantar dan kaki kanan disuntik dengan spuit tanpa larutan karagenin Udem diukur menggunakan jangka sorong selama 6 jam dan pengukuran dilakukan pada menit ke-0, 15, 30, 45, 60, 90, 120, 150, 210, 240, 270, 300, 330 dan 360 Masing-masing kaki kiri dan kaki kanan yang akan dilakukan pengukuran diberikan tanda berupa titik menggunakan tinta hitam pada telapak kaki yang mengalami udem sebagai penanda bagian yang akan diukur ketebalan udem pada telapak kaki belakang mencit. Kel. I Kel. II Kel. III Kel. IV Kel. V Aquadest Fraksi M.tanarius dosis 47,95mgkg BB Kel. VI CMC-Na 1 Kalium Diklofenak 4,48 mgkgBB Fraksi M.tanarius dosis 95,9 mgkgBB Fraksi M.tanarius dosis 191,8 mgkgBB

F. Tata Cara Analisis Hasil

1. Analisis hasil untuk melihat aktivitas antiinflamasi

Pengukuran aktivitas antiinflamasi dilakukan dengan mengukur ketebalan udem telapak kaki mencit menggunakan jangka sorong digital. Nilai selisih udem pada setiap rentang waktu pengukuran, diukur dan dihitung nilai AUC total Area Under Curve dari ketebalan udem telapak kaki mencit terinduksi karagenin pada masing-masing perlakuan untuk melihat penurunan udem dengan menggunakan metode trapezoid. Rumus perhitungan sebagai berikut: AUC 0-x = C1 −C0 2 x t 1 -t + C2 −C1 2 x t 2 -t + …. + Cn −Cn−1 2 x t n -t n-1 Keterangan : AUC 0-x = Area Under Curve dari ketebalan udem telapak kaki mencit dari menit ke-0 sampai menit ke-360 C n – C n-1 = Besarnya tebal udem dari menit ke-0 sampai menit ke-360 t n – t n-1 = Lamanya waktu pengukuran mulai dari menit ke-0 sampai menit ke- 360 Ikawati, Suparjan, dan Asmara, 2007.

2. Menghitung presentase penghambatan inflamasi

Metode penentuan persen penghambatan inflamasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara menghitung luas area di bawah kurva AUC-Area Under Curve untuk setiap mencit pada masing-masing rentang waktu pengukuran dari menit ke-0, 15, 30, 45, 60, 90, 120, 150, 180, 210, 240, 270, 300, 330, dan 360 sehingga akan dapat digunakan untuk menentukan penghambatan inflamasi pada tiap-tiap kelompok perlakuan yang dilakukan dalam penelitian. Persen penghambatan inflamasinya dapat dihitung berdasarkan rumus di bawah ini: penghambatan inflamasi = −�0 − −� −�0 x 100 Keterangan : −�0 = Nilai rata-rata AUC kelompok kontrol negatif mm.menit −� = Nilai rata-rata AUC kelompok perlakuan yang diberikan senyawa uji dengan besar dosis n Ikawati, Suparjan, dan Asmara, 2007.

3. Perhitungan potensi relatif daya antiinflamasi

Tujuannya adalah untuk mengetahui potensi relatif daya antiinflamasi fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L., terhadap diklofenak sebagai kontrol positif, digunakan rumus sebagai berikut: Potensi relatif daya antiinflmasi = x 100 Keterangan: DAp = penghambatan inflamasi kelompok perlakuan fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. DAp = penghambatan inflamasi kelompok kontrol positif larutan kalium diklofenak

4. Analisis hasil secara statistika

Penelitian pengujian antiinflamasi fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L., merupakan deskriptif numerik, sehingga untuk mengetahui sebaran data yang telah diperoleh, dianalisis dengan metode analitik yaitu Shapiro-Wilk karena jumlah subjek ≤50. Shapiro-Wilk digunakan untuk melihat distribusi data, bila nilai p 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal. Keunggulan penggunaan metode analitis sebagai metode untuk menguji normalitas data karena lebih objektif. Jika hasil data hanya disajikan dalam bentuk plot atau histogram, mungkin saja interpretasi penulis dengan pembaca berbeda sehingga akan mempegaruhi kesimpulan yang berbeda,