Perbandingan efek antiinflamasi antar kelompok perlakuan fraksi etanol-

inflamasi dan hasil analisis secara statistika, efek antiinflamasi fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. dosis 47,95 mgkgBB memiliki potensi penghambatan inflamasi lebih rendah dibandingkan dengan kelompok perlakuan fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. pada dosis 95,9 mgkgBB. Kelompok perlakuan fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. dosis 95,9 mgkgBB dengan nilai purata AUC sebesar 548,97 ± 5,62 mm.menit dan persen penghambatan inflamasi 24,19 dibandingkan dengan kelompok perlakuan fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. dosis 191,8 mgkgBB yang memiliki nilai purata AUC 438,53 ± 1,41 mm.menit dan persen penghambatan inflamasi sebesar 39,57, kemudian hasilnya dianalisis dengan Mann-Whitney test. Hasil analisis statistika didapatkan nilai probabilitas p 0,05 menunjukkan adanya perbedaan bermakna antar kedua kelompok perlakuan tersebut. Berdasarkan persen penghambatan inflamasi dan hasil analisis secara statistika menunjukkan bahwa fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. dosis 95,9 mgkgBB memiliki efek penghambatan inflamasi lebih rendah dibandingkan dengan kelompok perlakuan fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. pada dosis 191,8 mgkgBB. Pada kelompok perlakuan pemberian fraksi heksan-etanol ekstrak metanol- air daun Macaranga tanarius L. dosis 47,95 mgkgBB yang merupakan dosis terendah memiliki nilai purata AUC 589,34 ± 4,78 mm.menit dan persen penghambatan inflamasi 18,62 . Kelompok perlakuan pemberian fraksi heksan- etanol ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. dosis 47,95 mgkgBB, dibandingkan dengan pemberian dosis 191,8 mgkgBB yang merupakan dosis tertinggi dengan nilai purata AUC sebesar 438,53 ± 1,41 mm.menit dan persen penghambatan infalamasi sebesar 39,57, dianalisis statistika dengan Mann- Whitney test, didapatkan nilai probabilitas p 0,05 menunjukkan adanya perbedaan bermakna antar kedua kelompok perlakuan tersebut. Berdasarkan persen penghambatan inflamasi dan hasil analisis secara statistika menunjukkan bahwa fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. dosis 47,95 mgkgBB memiliki potensi penghambatan inflamasi lebih rendah dibandingkan dengan kelompok perlakuan fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. pada dosis tertinggi 191,8 mgkgBB. Dengan demikian, dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa pemberian fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. dosis 191,8 mgkgBB memiliki potensi penghambatan inflamasi paling besar dibandingkan dengan kelompok perlakuan fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. pada dosis 47,95 dan 95,9 mgkgBB. Berdasarkan hasil penurunan tebal udem yang dapat dilihat dari nilai AUC mm.menit pada Tabel IX dan persen penghambatan inflamasi pada Tabel XI, menunjukkan bahwa kemampuan penghambatan inflamasi akan mengalami peningkatan seiring dengan kenaikan pemberian dosis fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. Hal tersebut dapat dilihat dari semakin meningkatnya dosis fraksi yang diberikan 47,95; 95,9; dan 191,8 mgkgBB, semakin meningkat pula efek antiinflamasi yang diberikan yaitu sebesar 18,62; 24,19; dan 39,57. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan kekerabatan antara dosis dengan efek antiinflamasi fraksi heksan-etanol ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L.

E. Potensi Relatif Daya Antiinflamasi Fraksi Etanol-Heksan

Ekstrak Metanol-Air Daun Macaranga tanarius L. Efek antiinflamasi dari ketiga peringkat dosis fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. yaitu 47,95; 95,9; dan 191,8 mgkgBB memiliki kemampuan penghambatan inflamasi, namun kemampuan penghambatannya lebih rendah dibandingkan kalium diklofenak sebagai obat antiinflamasi. Adanya kemampuan fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. dalam memberikan efek antiinflamasi, maka kelompok perlakuan tersebut dapat dibandingkan potesi relatif daya antiinflamasinya dengan obat antiinflamasi yaitu diklofenak. Rata-rata persen potensi relatif daya antiinflamasi dari kelompok perlakuan fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. dapat dilihat pada tabel XIII. Tabel XIII. Rata-rata persen potensi relatif kelompok fraksi etanol- heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. dibandingkan dengan kontrol positif diklofenak pada uji antiinflamasi n=5 Kelompok Uji Potensi Relatif Daya Antiinflamasi � ± SE AUC Nilai p Kontrol positif diklofenak dosis 4,48 mgkgBB 100,00 ± 1,39 0,101 N Fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. dosis 47,95 mgkgBB 32,75 ± 1,16 0,191 N Fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. dosis 95,9 mgkgBB 42,54 ± 1,37 0,033 TN Fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. dosis 191,8 mgkgBB 69,59 ± 0,33 0,428 N Keterangan : X = Mean Rata-rata SE = Standard Error SD √ dan N = Distribusi data normal p 0,05 Potensi relatif daya antiinflamasi di dapatkan dari hasil perbandingan antara persen penghambatan inflamasi kelompok perlakuan dengan persen penghambatan inflamasi kelompok kontrol positif diklofenak. Purata potensi relatif daya antiinflamasi kelompok kontrol positif diklofenak dan fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. dianalisis secara statistika untuk melihat distribusi data, hasil analisis menunjukkan nilai probabilitas p = 0,00 p 0,05 yang artinya data persen potensi relatif daya antiinflamasi pada kelompok perlakuan tidak terdistribusi normal Tabel XIII, sehingga analisis dilanjutkan dengan uji non-parametrik Kruskal-Wallis Test, dilanjutkan dengan uji Mann- Whitney. Pada uji Mann-Whitney didapatkan hasil nilai probabilitas untuk semua kelompok perlakuan baik kelompok kontrol positif diklofenak dan ketiga peringkat dosis fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L., sebesar p = 0,008 p 0,05, yang artinya bahwa pada tiap-tiap kelompok berbeda bermakna terhadap potensi relatif daya antiinflamasinya. Hasil analisis tersebut dapat dilihat pada Tabel XIV dan yang memperlihatkan hasil analisis statistika non-parametrik Mann-Whitney Test dan diagram batang Gambar 17 memperlihatkan keberbedaan persen potensi relatif daya antiinflamasi terhadap kontrol positif diklofenak. Tabel XIII. Lanjutan