3. Jenis Inflamasi
Gambar 4. Manifestasi terjadinya inflamasi akut dan kronik Kumar
et al., 2014.
Inflamasi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu inflamasi akut dan kronik. Perbeaan inflamasi akut dan kronik Gambar 4 dapat dijelaskan sebagai
berikut: a. Inflamasi akut
Inflamasi akut dapat terjadi selama beberapa menit atau dalam hitungan hari. Inflamasi akut dapat terjadi karena infeksi bakteri, racun, dan trauma.
Tahapan terjadinya inflamasi terjadi setelah adanya goresan ataupun cedera yang dapat mengakibatkan inflamasi. Terjadinya inflamasi akut ditandai dengan adanya
kemerahan yang akan menyebar di sekitar area cedera, panas daerah yang meradang akan lebih hangat dibandingkan dengan kulit disekitarnya, bengkak
karena adanya cairan eksudasi protein plasma maupun akumulasi leukosit neutrofilik yang dominan, dan nyeri Greene and Harris, 2008.
Karakteristik utama dalam peradangan akut adalah eksudasi cairan dan protein plasma udem serta emigrasi leukosit terutama neutrofil. Berikut tiga
komponen utama terjadinya peradangan akut: 1. Dilatasi pada pembuluh darah dan peningkatan aliran darah sehingga
menyebabkan eritema dan timbulnya rasa hangat 2. Ekstravasasi, pengendapan cairan dan protein plasma yang menyebabkan
terjadinya udem 3. Emigrasi dan adanya akumulasi leukosit terutama neutrofil di tempat cedera.
Neutrofil akan mendominasi infiltrat peradangan selama 6-24 jam pertama kemudian akan digantikan oleh monosit pada 24-48 jam berikutnya
Kumar et al., 2014. Apabila pada keadaan inflamasi akut tidak segera pulih atau kembali ke
fungsi normal dengan pembersihan rangsangan yang merugikan, pembersihan mediator yang dilepaskan pada tahap inflamasi akut, penggantian sel yang luka
dapat menyebabkan adanya nanah jika terjadi pembentukan abses yang berlebihan sehingga akan dapat berkembang menjadi fibrosis hilangnya fungsi ditandai
dengan pergantian jaringan ikat Kumar et al., 2014. b. Inflamasi kronik
Merupakan reaksi inflamasi yang dapat terjadi selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun yang menandakan masih adanya stimulus pro-inflamasi.
Inflamasi kronik dapat terjadi karena adanya infeksi virus, infeksi persisten basil