Uji Pendahuluan Tata Cara Penelitian

Dosis Kalium Diklofenak untuk Manusia = 70 � 50 50 = 70 mg Bila akan diaplikasikan untuk mencit degan bobot badan 20 gram maka perlu dilakukan konversi untuk mengubah dosis penggunaan dari manusia dengan BB 70 kg ke mencit dengan bobot 20 gram, maka dosis kalium diklofenak menjadi: Dosis Kalium Diklofenak = Hasil Konversi Manusia ke Mencit x Dosis Diklofenak untuk Manusia = 0,0026 x 70 mg = 0,182 mg20 gramBB mencit = 9,1 mgkgBB mencit b. Penetapan selang waktu pemberian dosis efektif kalium diklofenak sebelum diinduksi karagenin 1 bv secara subplantar Pada penentuan selang waktu pemberian karagenin ini digunakan dosis diklofenak mgkgBB yang memberikan penurunan udem pada telapak kaki mencit dengan selang waktu yang diujikan adalah 15 dan 30 menit. Dalam penetapan ini digunakan 15 ekor mencit yang terbagi menjadi 5 kelompok. Kelompok kontrol negatif aquadest diberikan secara p.o dengan selang waktu pemberian 15 menit I, kontrol positif diklofenak diberikan p.o pada dosis 4,48 mgkgBB selang waktu pemberian 15 menit II, kontrol positif diklofenak 4,48 mgkgBB selang waktu pemberian 30 menit III, kelompok kontrol positif diklofenak 9,1 mgkgBB selang waktu pemberian 15 menit IV, dan kontrol positif diklofenak 9,1 mgkgBB selang waktu pemberian 30 menit V sebelum diinjeksikan karagenin 1 secara subplantar. Pengukuran udem dilakukan pada menit ke-0, 15, 30, 45, 60, 90, 120, 150, 180, 210, 240, 270, 300, 330, dan 360 setalah diinjeksikan karagenin 1 secara subplantar. Selanjutnya dihitung rata-rata penurunan udem pada berbagai selang waktu tersebut. Kedua selang waktu pemberian yang berbeda tersebut akan dipilih berdasarkan rentang waktu pada waktu antara saat dan setelah pemberian senyawa uji hingga injeksi karagenin yang mampu menurunkan udem secara berarti.

11. Penetapan konsentrasi pekat fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air

daun Macaranga tanarius L. Konsentrasi yang digunakan adalah konsentrasi terpekat yang dapat dibuat dan dapat dimasukkan serta dikeluarkan dari sepuit oral 1 mL. Konsentrasi terpekat didapatkan dengan cara melarutkan sebanyak 0,6 gram fraksi larut ke dalam CMC-Na 1 pada labu ukur 25 mL, sehingga didapatkan konsentrasi fraksi etanol-heksan ekstrak metanol air sebesar 0,6 gram25 mL atau sebesar 2,4.

12. Penetapan dosis fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun

Macaranga tanarius L. Dalam penelitian ini, fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. dibuat dalam tiga peringkat dosis. Penetapan dosis berdasarkan konsentrasi terpekat fraksi dan penggunaan dosis fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air pada tikus dengan dosis tertinggi sebesar 137 mgkgBB. Berikut perhitungan dosis fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. pada tikus: Dosis x BB Tikus gram = Konsentrasi fraksi terpekat x Volume pemberian Dosis x 350 gramBB = 0,6 gram25 mL x 2 mL 2 5 volume maksimal tikus Dosis x 0,350 kgBB = 600 mg25 mL x 2 mL Dosis pemberian fraksi = 137,1 mgkgBB = 137 mgkgBB Telah diketahui dosis pemberian fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. untuk tikus sebesar = 137 mgkgBB, bila akan diberikan pada tikus dengan BB = 200 mg, sebagai berikut: D X BB = C X V Keterangan: D = dosis mgkgBB BB = berat badan hewan uji gram C = konsentrasi grammL V = volume mL D = 137 mgkgBB D = 0,137 mggram x 200 gram BB tikus D = 27,4 mg200 gram BB tikus Penetapan dosis tertinggi fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. untuk mencit dilakukan konversi dari tikus degan BB = 200 gram ke mencit dengan BB = 20 gram, konversinya sebesar 0,14, maka dosis tertinggi dapat ditentukan sebagai berikut: D = 27,4 mg200 gram x 0,14 hasil konversi tikus  mencit D = 3,836 mg20 gram BB mencit = 191,8 mgkgBB dosis III Sehingga, peringkat dosis untuk penentuan dosis rendah dan dosis tengah didapatkan dengan menurunkan dua kelipatan dari dosis tertinggi sehingga