Analisis hasil untuk melihat aktivitas antiinflamasi Menghitung presentase penghambatan inflamasi

penghambatan inflamasi = −�0 − −� −�0 x 100 Keterangan : −�0 = Nilai rata-rata AUC kelompok kontrol negatif mm.menit −� = Nilai rata-rata AUC kelompok perlakuan yang diberikan senyawa uji dengan besar dosis n Ikawati, Suparjan, dan Asmara, 2007.

3. Perhitungan potensi relatif daya antiinflamasi

Tujuannya adalah untuk mengetahui potensi relatif daya antiinflamasi fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L., terhadap diklofenak sebagai kontrol positif, digunakan rumus sebagai berikut: Potensi relatif daya antiinflmasi = x 100 Keterangan: DAp = penghambatan inflamasi kelompok perlakuan fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. DAp = penghambatan inflamasi kelompok kontrol positif larutan kalium diklofenak

4. Analisis hasil secara statistika

Penelitian pengujian antiinflamasi fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L., merupakan deskriptif numerik, sehingga untuk mengetahui sebaran data yang telah diperoleh, dianalisis dengan metode analitik yaitu Shapiro-Wilk karena jumlah subjek ≤50. Shapiro-Wilk digunakan untuk melihat distribusi data, bila nilai p 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal. Keunggulan penggunaan metode analitis sebagai metode untuk menguji normalitas data karena lebih objektif. Jika hasil data hanya disajikan dalam bentuk plot atau histogram, mungkin saja interpretasi penulis dengan pembaca berbeda sehingga akan mempegaruhi kesimpulan yang berbeda, sehingga motede tersebut dapat mengurangi unsur subjektivitas pengamatan terhadap histogram maupun plot Dahlan, 2008. Hasil analisis data secara statistika pada uji pendahuluan penelitian ini menunjukkan data terdistribusi normal dan homogen, maka untuk menguji hipotesis pada penelitian ini dengan jenis data komparatif, numerik dan tidak berpasangan lebih dari dua kelompok maka analisis dapat dilanjutkan dengan menggunakan uji parametik yaitu One-way ANOVA dengan taraf kepercayaan 95 untuk mengetahui perbedaan masing-masing kelompok data tidak berpasangan lebih dari dua kelompok. Kemudian dilanjutkan dengan uji post hoc LSD untuk melihat perbedaan masing-masing antar kelompok bermakna p 0,05 atau tidak bermakna p 0,05, pemilihan alternatif manapun pada uji post hoc menunjukkan hasil yang relatif sama Dahlan, 2008. Sedangkan pengujian hasil analisis data pada kelompok perlakuan penelitian ini, menunjukkan hasil data yang tidak terdistribusi normal p 0,05 maka gunakan uji non-parametrik yaitu Kruskal-Wallis dengan post hoc Mann- Whitney. Apabila pada uji Kruskal-wallis menghasilkan nilai p 0,05 artinya menunjukkan “paling tidak terdapat dua kelompok yang mempunyai rerata yang berbeda bermakna”. Selanjutnya untuk mengetahui kelompok manakah yang mempunyai perbedaan, dapat dilanjutkan dengan analisis post-hoc. Post-hoc pada uji Kruskal-Wallis adalah uji Mann-Whitnney. Pada uji Mann-Whitnney jika nilai p 0,05 artinya terdapat perbedaan bermakna antar dua kelompok yang dibandingkan tersebut, sebaliknya jika nilai p 0,05 maka menunjukkan bahwa dua kelompok tersebut berbeda tidak bermakna Dahlan, 2008.