Definisi operasional Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
berupa ekstrak kental diekstraksi kembali menggunakan pelarut etanol- heksan, dengan proses maserasi.
d. Dosis pemberian fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanariius
L. merupakan jumlah fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macarangan tanarius L. yang didapatkan dari penetapan konsentrasi
terpekat fraksi sebesar 0,6 gram25 mL atau 2,4 dan hasil konversi penggunaan pada tikus dengan dosis tertinggi sebesar 137 mgkgBB.
e. Pemberian fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air secara peroral merupakan pemberian tingkatan dosis fraksi etanol-heksan ekstrak
metanol-air daun Macaranga tanarius L. sebesar 47,95; 95,9; dan 191,8 mgkgBB dengan cara menginjeksikan menggunakan spuit injeksi oral.
Pemberian peroral fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air Macaranga tanarius
L. dilakukan setelah kaki mencit diinjeksikan dengan karagenin 1 secara subplantar, dengan selang waktu yang didapatkan dari optimasi
selang waktu pemberian 15 dan 30 menit. f. Inflamasi adalah respon tubuh terhadap adanya benda asing yang ditandai
dengan munculnya kemerahan, rasa nyeri, bengkak, panas, dan perubahan fungsi. Dalam penelitian ini dilakukan pengamatan pada besarnya udem
telapak kaki mencit sebagai respon adanya inflamasi. g. Injeksi subplantar adalah injeksi di bawah kulit telapak kaki mencit.
h. Pembuatan inflamasi dilakukan dengan cara penginduksian pada Kaki kiri mencit dengan senyawa iritan berupa karagenin 1 secara subplantar,
dimana adanya respon inflamasi ditandai dengan terbentuknya udem.
Sedangkan kaki mencit sebelah kanan hanya disuntik secara subplantar tanpa karagenin.
i. Tebal udem, adalah tebal telapak kaki mencit yang diinduksi oleh larutan karagenin 1 yang diinjeksikan secara subplantar dan diukur dengan
jangka sorong dalam satuan millimeter selama 6 jam. Pengukuran terletak pada ketebalan telapak kaki mencit, dengan posisi jangka sorong vertikal.
j. Uji antiiflamasi merupakan pengujian antiinflamasi dengan menggunakan mencit jantan galur Swiss sebagai hewan uji yang diradangkan pada telapak
kaki kirinya menggunakan karagenin 1 secara subplantar, dan diukur tebal udemnya menggunakan jangka sorong digital selama 6 jam.
Kemudian dibandingkan antar kelompok perlakuan fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L., dengan kelompok kontrol
positif diklofenak 4,48 mgkgBB dan kelompok kontrol negatif CMC-Na, yang diberikan secara peroral.
k. AUC Area Under Curve yaitu luas daerah di bawah kurva antara rata-rata tebal udem terhadap waktu pengamatan. Nilai AUC menggambarkan tebal
udem tiap satuan waktu mm.menit yang diukur menggunakan jangka sorong digital. Perhitungan nilai AUC didapatkan dengan menggunakan
metode trapezoid di mana merupakan selisih udem antara kaki kiri dengan karagenin 1 dan kanan tanpa karagenin dikalikan selisih waktu
pengukuran yang dilakukan dari menit ke 0 hingga menit 360 selama 6 jam pengamatan.
l. Efek antiinflamasi adalah kemampuan suatu zat atau sediaan pada dosis tertentu terhadap penurunan udem telapak kaki belakang pada mencit galur
Swiss yang terinduksi karagenin 1 sebagai penginduksi inflamasi. m. Persen
penghambatan inflamasi
adalah besarnya
kemampuan penghambatan inflamasi setelah diberikannya senyawa uji yang
digambarkan dalam persentase, semakin besar prosentase yang dihasilkan maka semakin besar pula aktivitas penghambatan inflamasi pada telapak
kaki mencit. n. Persen potensi relatif daya antiinflamasi adalah potensi pemberian fraksi
etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. terhadap diklofenak sebagai obat antiinflamasi dalam menghambat inflamasi pada
telapak kaki mencit.