Evaluasi pembelajaran Penilaian Pembelajaran

117 dimiliki guru. Dalam penyampaian materi guru juga menggunakan Bahasa yang sederhana, jelas, dan tidak berbelit-belit. Dalam proses pembelajaran mengenai metode dan strategi pembelajaran guru merasa tidak mengalami kendala. Seperti yang diungkapkan oleh guru: “metode pembelajaran yang digunakan sama saja, ceramah, diskusi, tanya jawab, pemberian tugas. Kalau saya karena orangnya suka berbicara suka cerita jadi dalam pembelajaran itu banyak bercerita dihubungkan sama materinya, biar suasananya tidak sepaneng tegang kayak gitu 14042015 .” Dari penjelasan tersebut dapat disimpulakan bahwa guru dalam penggunaan metode dan strategi pembelajaran untuk anak tunagrahita kategori ringan sama dengan metode dan strategi pembelajaran yang digunakan untuk anak reguler. Dalam pembelajaran terlihat guru berusaha untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membosankan. Untuk mencairkan suasana pembelajaran sesekali guru menyampaikan materi dengan bercerita yang berhubungan dengan materi. Selain itu, dalam proses pembelajaran guru juga menggunakan beberapa media pembelajaran untuk membantu dalam penyampaian materi pembelajaran. Guru tidak mengalami hambatan dalam penggunaan media pembelajaran. Seperti yang diungkapkan oleh guru: “hambatannya tidak ada. Media yang digunakan sama dengan anak normal, menggunakan LCD juga 14042015 .” Dalam pembelajaran PKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, dan IPS, penggunaan media pembelajaran berbeda-beda disesuaikan dengan materi yang akan dibahas, kemampuan guru dalam pengadaan media, kondisi 118 kelas, dan kemampuan anak. Namun, dari pengamatan yang dilakukan dalam pembelajaran PKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, dan IPS media pembelajaran yang digunakan masih terbatas dan kurang bervariasi. 4 Evaluasi pembelajaran Dalam evaluasi pembelajaran guru tidak mengalami hambatan. Seperti yang dikatakan oleh guru, sebagai berikut: “evaluasi yang dilakukan sama, hambatannya tidak ada. Cuma kalau ABK biasanya hasilnya di bawah rata-rata jadi dilakukan remedi sampai nilainya mencukupi. Walaupun nilainya lebih, tetap disamakan dengan KKM. Kalau remedi soalnya sama, waktunya sama, sebelum dilakukan remedi dibahas terlebih dulu, jadi anak masih ingat. Kalau Bagas biasanya yang di bawah KKM matematika, pasti remedi. Tapi untuk pelajaran yang lain belum tentu remidi, lebih banyak lulusnya 14042015 .” Dalam pembelajaran PKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, dan IPS terlihat evaluasi yang dilakukan meliputi evaluasi formatif, evaluasi sumatif, pelaksanaan program perbaikan dan pengayaan, dan pelaporan hasil evaluasi. Evaluasi formatif dilakukan setelah satu pokok materi pembelajaran telah selesai dibahas. Evaluasi dilakukan untuk menilai aspek kognitif. Alat evaluasi berupa tes tertulis dan tes lisan. Evaluasi sumatif dilakukan pada pertengahan semester dan akhir semester, berupa ujian tertulis yang dilakukan serempak di sekolah. Dari evaluasi yang telah dilakukan, jika terdapat anak yang mendapat nilai dibawah kriteria atau di bawah nilai KKM, maka akan dilakukan remedial, dan bagi anak yang mendapat nilai sesuai kriteria ataupun di atas kriteria akan memperoleh program pengayaan dari guru. Sebagai tindak lanjut untuk mengetahui ketercapaian hasil belajar anak, guru melakukan pelaporan