Perencanaan pembelajaran Tinjauan tentang Sistem Pembelajaran Inklusif Bagi Anak Tunagrahita

39 sebab itu guru dituntut untuk lebih kreatif dalam membuat perencanaan pembelajaran agar kemampuan anak tunagrahita kategori ringan dapat berkembang.

3. Pelaksanaan pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran merupakan sistem penyampaian materi dengan menggunakan metode, strategi, dan media yang sesuai dengan materi agar kompetensi yang ditentukan dapat dicapai oleh anak. Dalam pelaksanaan pembelajaran terdapat tiga alur kegiatan pembelajaran yang di dalamnya mencakup penggunaan metode, strategi, dan media, serta dilakukan pula evalusi pempelajaran untuk memperoleh umpan balik dari siswa, sehingga dapat diketahui mengenai ketercapaian tujuan pembelajaran. Seperti yang dijelaskan oleh Tarmansyah 2007: 198-200 urutan alur pelaksanaan pembelajaran, sebagai berikut: 1 Kegiatan Awal Setelah menyusun perencanaan pembelajaran yang didasarkan pada kondisi anak, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan awal atau kegiatan pendahuluan. Dalam kegiatan awal yang dilakukan adalah membawa anak dalam situasi pembelajaran, yaitu dengan cara pengkondisian dan apersepsi. Kegiatan yang dilakukan untuk anak tunagrahita kategori ringan dapat seperti bernyanyi atau membahas hal-hal yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan, tujuannya untuk meningkatkan semangat belajar anak. Selain itu, dapat mengulang kembali materi sebelumnya secara singkat 40 dengan cara mengajukan pertanyaan untuk dipecahkan oleh anak dan didiskusikan yang mengarah pada kegiatan inti. 2 Kegiatan Inti Kegiatan inti pada dasarnya meliputi uraian mengenai konsep, prinsip, dan prosedur yang akan dipelajari oleh anak. Pada kegiatan inti guru diharapkan dapat bervariasi dalam menyajikan materibahan pelajaran, dengan menggunakan metode-metode yang dapat mengaktifkan anak, dan menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang sesuai dengan materi, sesuai kemampuan dan karakteristik anak, serta sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Metode pembelajaran yang dapat mengaktifkan anak, yaitu metode yang memusatkan perhatian pada anak, seperti metode tanya jawab, metode diskusi, metode penugasan, metode latihan. Media pembelajaran yang digunakan anak tunagrahita kategori ringan tidak berbeda dengan media yang digunakan oleh anak normal. Hanya saja bagi anak tunagrahita kategori ringan membutuhkan media yang dapat membantu anak mengatasi permasalahan-permasalahan yang disebabkan keterbatasan intelektualnya. Menurut Musfiqon 2012: 28, media pembelajaran dapat didefinisikan sebagai alat bantu berupa fisik maupun nonfisik yang sengaja digunakan sebagai perantara antara guru dan siswa dalam memahami materi pembelajaran agar lebih efektif dan efisien. Berikut media atau sarana prasarana khusus yang dibutuhkan oleh anak tunagrahita dalam pembelajaran Depdiknas, 2009: 104: 41 1 Konsep dan simbol bilangan, berupa: a Keping pecahan, yaitu peraga bentuk lingkaran yang menunjukkan bagian benda misalnya ½ , 14 dan 13. b Balok bilangan 1, yaitu untuk mengenal prinsip bilangan basis bilangan satuan. c Balok bilangan 2, yaitu untuk mengenal prinsip bilangan basis bilangan puluhan. d Geometri tiga dimensi, yaitu terdiri dari bentuk bulat, lonjong, segitiga, segi empat, limas dan pyramid. e Abacus, yaitu untuk melatih kemampuan memahami konsep bilangan satuan, puluhan, ratusan, ribuan dan nilai tempat. f Papan bilangan atau cukes, yaitu berfungsi untuk melatih kemampuan memahami bilangan dan dasar operasi hitung. g Tiang bilangan atau seguin better, yaitu papan bersekat dengan angka puluhan dan nilai tempat berfungsi melatih kemampuan memahami bilangan puluhan dan nilai tempat. h Kotak bilangan, yaitu kotak bersekat dilengkapi angka 1-10 dengan sekat 50, berfungsi memperkenalkan konsep nilai dan simbol bilangan 1-10. 2 Kreativitas, Daya Pikir, Konsentrasi a Tetris kotak berisi potongan kayu untuk disusun sesuai petunjuk gambar. b Box konsentrasi mekanis. 42 c Puzzle konstruksi. d Rantai persegi mata rangkai persegi yang dapat disusun menjadi bentuk bangun. e Rantai bulat mata rangkai bulat yang dapat disusun menjadi bentuk bangun bulat. f Lego 3 Alat Pengajaran Bahasa a Alphabet Loweincase simbol alphabetabjad huruf besar. b Alphabet Fibre Box merangkai huruf menjadi kalimat dari bahan fibre. c Pias kata simbol kata untuk disusun menjadi kalimat lengkap. d Pias kalimat pias kata dan kalimat dilengkapi dengan gambar. Sedangkan, sumber belajar adalah segala sumber daya resources yang meliputi materi pelajaran, manusia, alat, teknik, dan lingkungan yang dapat digunakan untuk mendukung pencapaian tujuan pembelajaran Musfiqon, 2012: 130. Dijelaskan oleh Wina Sanjaya 2011: 12-13, sumber belajar berkaitan dengan segala sesuatu yang memungkinkan siswa dapat memperoleh pengalaman belajar. Di dalamnya meliputi lingkungan fisik seperti tempat belajar, bahan dan alat yang dapat digunakan, personal seperti guru, petugas perpustakaan dan ahli media, dan siapa saja yang berpengaruh baik langsung maupun tidak langsung untuk keberhasilan dalam pengalaman belajar. Lebih lanjut dijelaskan bahwa dalam merencanakan pembelajaran, perencanaan harus dapat menggambarkan apa yang harus dilakukan guru dan 43 siswa dalam memanfaatkan sumber belajar secara optimal. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sumber belajar adalah suatu komponen sistem pembelajaran yang dapat membantu guru dan siswa dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu, hendaknya menggunakan strategi pembelajaran dengan memperhatikan tujuan pembelajaran, karakteristik anak, dan ketersediaan fasilitas. Strategi pembelajaran yang sesuai untuk anak tunagrahita kategori ringan pada setting inklusif, yaitu strategi pembelajaran yang diindividualisasikan, strategi kooperatif, dan strategi modifikasi tingkah laku. Strategi pembelajaran yang diindividualisasikan merupakan strategi yang diberikan kepada anak meskipun belajar bersama-sama dengan pelajaran yang sama, namun tingkat kedalaman dan keluasan materi pelajaran disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan anak. Strategi kooperatif ini relevan dengan kebutuhan anak tunagrahita kategori ringan yang tingkat kecerdasannya di bawah anak normal. Strategi kooperatif memiliki keunggulan, di antaranya meningkatkan sosialisasi antara anak tunagrahita dengan anak normal, anak tunagrahita kategori ringan dapat mengembangkan potensinya secara optimal, dan dapat menumbuhkan sikap positif anak normal terhadap prestasi anak tunagrahita kategori ringan. Sedangkan, strategi modifikasi tingkah laku adalah strategi yang digunakan untuk mengubah atau mengurangi tingkah laku yang buruk menjadi tingkah laku yang baik. Disini di perlukan teknik pemberian reinforcement atau hadiah agar anak berperilaku baik. Reinforcement dapat berupa pujian, hadiah, dan sentuhan.