54
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menggunakan pendekatan kualitatif karena sifat data
yang dikumpulkan berupa data kualitatif bukan kuantitatif, sebab tidak menggunakan alat-alat pengukur. Menurut Lexy Moleong J. 2006: 6,
penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan secara holistik. Pemahaman dituangkan secara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang
alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Jenis penelitian ini adalah penelitian studi kasus. Studi kasus adalah
kajian mendalam terhadap situasi yang unik John W. Santrock, 2007: 21. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui sistem pembelajaran inklusif bagi
anak tunagrahita kategori ringan kelas VA di SD Negeri Gadingan Kulon Progo. Data diperoleh dari observasi dan wawancara yang mendalam, serta
didukung dengan dokumentasi untuk memberikan data tambahan sesuai dengan tujuan penelitian. Kemudian data dianalisis secara deskriptif kualitatif.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Gadingan Kulon Progo yang beralamat di Durungan, Wates, Kulon Progo. Alasan peneliti memilih SD
Negeri Gadingan Kulon Progo sebagai tempat penelitian adalah karena SD
55
Negeri Gadingan Kulon Progo merupakan sekolah yang dipilih sebagai salah satu sekolah yang menerapkan pedidikan inklusif untuk tingkat
sekolah dasar di Kabupaten Kulon Progo. Dengan demikian, peneliti hendak meneliti sistem pembelajaran inklusif di SD Negeri Gadingan Kulon Progo
khususnya di kelas VA.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di lapangan selama waktu 1 bulan. Pengambilan data dilakukan sebanyak 2 kali dalam 1 minggu. Penelitian
dilakukan pada saat proses pembelajaran di kelas berlangsung. Kegiatan yang dilakukan adalah mengamati pembelajaran yang dilakukan oleh guru
kelas, peran guru pembimbing khusus, dan perilaku yang ditunjukkan oleh
anak tunagrahita kategori ringan selama proses pembelajaran. C.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti. Subjek dapat berupa benda, keadaan, orang, atau tempat data untuk variabel melekat yang
sedang dipermasalahkan Suharsimi Arikunto, 2002: 112. Pengambilan subjek dalam penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel purposif, yaitu
dengan mentukan beberapa subjek yang dapat memberikan data dan informasi agar dapat mencapai tujuan penelitian. Seperti yang dikemukakan oleh Nana
Syaodih Sukmadinata 2005: 101, bahwa sampel purposif adalah sampel yang dipilih karena memang menjadi sumber dan kaya dengan informasi tentang
fenomena yang ingin diteliti. Subjek dalam penelitian ini ada tiga, yaitu guru kelas inklusif di kelas VA SD Negeri Gadingan Kulon Progo, guru
56
pendamping khusus di SD Negeri Gadingan Kulon Progo, dan anak tunagrahita kategori ringan di kelas VA SD Negeri Gadingan Kulon Progo. Subjek dalam
peneitian ini diperoleh dari hasil observasi di sekolah dan pembelajaran di dalam kelas, selain itu juga diperoleh dari hasil wawancara. Peneliti
memandang subjek penelitian dalam penelitian ini dapat memberikan data dan informasi yang relevan mengenai sistem pembelajaran inklusif bagi anak
tunagrahita kategori ringan.
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi, wawancara dan dokumentasi. Dijelaskan sebagai berikut:
1. Observasi
Menurut Suharsimi Arikunto 2010: 265, metode observasi adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara
sistematis, dengan prosedur yang terstandar. Observasi dalam penelitian ini menggunakan observasi langsung atau partisipatif dalam kegiatan proses
pembelajaran di kelas. Observasi langsung dilakukan dengan melakukan pengamatan saat proses pembelajaran di kelas VA SD Negeri Gadingan
Kulon Progo pada pembelajaran PKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, dan IPS. Sasaran observasi dalam penelitian ini adalah sistem pembelajaran
inklusif bagi anak tunagrahita kategori ringan, peran guru pembimbing khusus, serta perilaku anak tunagrahita kategori ringan dalam proses
pembelajaran dan hamabatan yang dialami oleh anak.
57
2. Wawancara
Wawancara sering juga disebut dengan
interview
, merupakan sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara
interviewer
untuk memperoleh informasi dari terwawancara Suharsimi Arikunto, 2010: 198. Jenis
wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara langsung. Dikatakan wawancara langsung pada saat pewawancara
melakukan komunikasi dengan subyek yang ingin di evaluasi. Wawancara dilakukan terhadap guru kelas VA, guru pendamping
khusus di SD Negeri Gadingan Kulon Progo, dan anak tunagrahita kategori ringan di kelas VA. Wawancara dilakukan pada saat jam istirahat ketika
guru kelas dan guru pembimbing khusus tidak sibuk dan bersedia dilakukan wawancara. Wawancara terhadap guru kelas dilakukan untuk mengungkap
hambatan-hambatan yang dialami oleh guru kelas dalam merancang dan menerapkan sistem pembelajaran inklusif bagi anak tunagrahita kategori
ringan, termasuk kegiatan asesmen, perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. Wawancara yang dilakukan
dengan guru pembimbing khusus, yaitu untuk mengetahui tugas dan peran guru pembimbing khusus di SD Negeri Gadingan Kulon Progo. Sedangkan,
wawancara yang dilakukan terhadap anak tunagrahita kategori ringan adalah untuk mengungkap kesulitan yang dialami oleh anak selama proses
pembelajaran.