Pengertian Anak Tunagrahita Kategori Ringan

13 umumnya, namun dalam aspek kognitif kemampuan anak tunagrahita kategori ringan lebih rendah dibandingkan anak normal, sehingga mengalami hambatan dalam aspek akademiknya. Namun, masih memiliki potensi dalam membaca, menulis, dan berhitung pada tahap sederhana. Selain itu, anak tunagrahita kategori ringan juga mengalami kesulitan dalam berpikir abstrak, mengalami permasalahan dalam berbahasa, penyesuaian diri, dan masalah kepribadian. Anak tunagrahita kategori ringan dalam subyek penelitian ini mempunyai karakteristik fisik yang sama dengan anak normal pada umumnya, anak sudah dapat membaca dan menulis, dalam berhitung perkalian anak masih mengalami kesulitan. Anak mudah bosan dalam mengikuti pembelajaran, dan hanya dapat berkonsentrasi pada menit-menit awal saat proses pembelajaran.

3. Permasalahan Anak Tunagrahita

Menurut Kemis dan Ati Rosnawati 2013: 21, masalah-masalah yang dihadapi anak tunagrahita secara umum meliputi: masalah belajar, masalah penyesuaian diri terhadap lingkungan, masalah gangguan bicara dan bahasa, serta masalah kepribadian. Anak tunagrahita mengalami kesulitan dalam berpikir abstrak, lemah dalam ingatan jangka pendek, lemah dalam bernalar, dan kesulitan dalam mengembangkan ide. Melihat masalah-masalah yang dialami oleh anak tunagrahita, maka perlu adanya pertimbangan dalam memberikan pembelajaran kepada anak tunagrahita. 14 Anak tunagrahita mengalami permasalahan kepribadian dan penyesuaian diri, sehingga anak kesulitan dalam memahami norma-norma lingkungan dan sulit mengendalikan perasaan. Namun, ada juga anak tunagrahita yang mampu melakukan penyesuaian diri dan hidup mandiri dalam masyarakat. Selain itu, ada anak tunagrahita yang mengalami gangguan dalam berkomunikasi, namun ada juga yang mampu berbicara lancar, akan tetapi rendah dalam perbendaharaan kata. Menurut Nunung Apriyanto 2012: 50-51 ada dua hal yang perlu diperhatikan mengenai gangguan proses komunikasi, yaitu: a gangguan atau kesulitan bicara di mana individu mengalami kesulitan dalam mengartikulasikan bunyi bahasa dengan benar, b hal yang lebih serius dari ganguan bicara adalah ganguan Bahasa, di mana seseorang anak mengalami kesulitan dalam memahami dan menggunakan kosa kata serta kesulitan dalam memahami aturan sintaksis dari bahasa yang digunakan. Dengan demikian, berdasarkan penjelasan diatas mengenai permasalahan yang dialami oleh anak tunagrahita dapat disimpulkan bahwa anak tunagrahita mengalami permasalahan dalam belajar, masalah dalam melakukan penyesuaian diri dengan lingkungan, masalah komunikasi dan bahasa, serta masalah kepribadian.

B. Kajian tentang Sistem Pembelajaran

1. Pengertian Sistem Pembelajaran

Menurut Ryans dalam Eti Rochaety, dkk 2005: 3 mengungkapkan, “ System is any identifiable assemblage of element object, person, activities, 15 information records, etc which are interrelated by process or structure and which are presumed to function as an organizational entity generating an observable or sometimes mer ely inferable product.” Pernyataan di atas dapat diartikan bahwa sistem adalah rangkaian elemen objek, manusia, aktivitas, informasi, dll yang saling terkait oleh suatu proses atau struktur yang berfungsi sebagai kesatuan organisasional. Menurut Wina Sanjaya 2011: 2, sistem dapat diartikan sebagai satu kesatuan komponen yang satu sama lain saling berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu. Dari pengertian tersebut terdapat tiga ciri utama dari suatu sistem, yakni sistem memiliki tujuan tertentu, sistem memiliki fungsi-fungsi tertentu untuk mencapai sebuah tujuan, dan untuk menggerakkan fungsi tersebut sistem harus ditunjang dari berbagai komponen. Menurut Hamzah B. Uno 2007: 11, sistem adalah suatu kesatuan unsur-unsur yang saling berinteraksi secara fungsional yang memperoleh masukan menjadi keluaran. Dijelaskan dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003, bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Oemar Hamalik dalam Wina Sanjaya 2011: 6, sistem pembelajaran adalah suatu kombinasi terorganisasi yang meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem pembelajaran adalah suatu sistem yang bekerja dengan komponen- komponennya yang memiliki fungsi masing-masing, dan saling berpengaruh