Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

5 3. Peran guru pembimbing khusus masih belum maksimal dan kurangnya koordinasi antara guru kelas dengan guru pembimbing khusus dalam memberikan bimbingan dan pendampingan belajar pada anak. 4. Ada indikasi sistem pembelajaran inklusif belum optimal, belum disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan belajar anak, serta belum berjalan sesuai dengan prinsip pendidikan inklusif.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas penelitian ini membatasi masalah yang diambil, yaitu adanya indikasi sistem pembelajaran inklusif yang belum optimal, belum disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan belajar anak, serta belum berjalan sesuai dengan prinsip pendidikan inklusif, khususnya bagi anak tunagrahita kategori ringan kelas VA di SD Negeri Gadingan Kulon Progo.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah dalam penelitian ini, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana sistem pembelajaran inklusif bagi anak tunagrahita kategori ringan kelas di VA SD Negeri Gadingan Kulon Progo?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah: Untuk mengetahui dan mendeskripsikan sistem pembelajaran inklusif bagi anak tunagrahita kategori ringan kelas VA di SD Negeri Gadingan Kulon Progo. 6

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu dasar bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti sistem pembelajaran dalam pendidikan inklusif dan untuk menambah referensi yang berkaitan dengan pembahasan tersebut. 2. Manfaat Praktis 1 Bagi siswa hasil dari penelitian ini dapat membantu dalam menerima adanya perbedaan, dan mampu beradaptasi dalam mengatasi perbedaan tersebut. 2 Bagi guru hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengembangkan wawasan dan keterampilan dalam melakukan pembelajaran kepada anak yang memiliki latar belakang beragam, dan mampu mengatasi berbagai tantangan dalam penerapan pendidikan inklusif. 3 Bagi sekolah hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan untuk menambah wawasan dan keterampilan dalam mengelola sekolah inklusif, serta sebagai upaya untuk mengevalusi sistem pembelajaran inklusif yang pada akhirnya sebagai upaya meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu sekolah.

G. Fokus Penelitian

Berdasarkan uraian identifikasi masalah di atas, maka Penelitian ini difokuskan pada sistem pembelajaran inklusif bagi anak tunagrahita kategori ringan kelas VA di SD Negeri Gadingan Kulon Progo. 7

H. Batasan Istilah

Agar tidak terjadi kesimpangsiuran konsep dalam penelitian, maka penulis mengemukakan batasan istilah: 1. Anak Tunagrahita Kategori Ringan Anak tunagrahita kategori ringan adalah anak tunagrahita yang masih bisa diberikan pembelajaran akademis, namun tetap disesuaikan dengan kemampuan dari masing-masing anak tunagrahita kategori ringan. Anak tunagrahita kategori ringan yang dimaksud dalam penelitian ini memiliki hambatan belajar dalam memahami materi yang bersifat abstrak, membutuhkan penalaran, dan mengalami kesulitan dalam menganalisis. Anak yang dimaksud dalam penelitian ini adalah anak tunagrahita kategori ringan tergabung dalam kelas inklusif yaitu kelas VA di SD Negeri Gadingan Kulon Progo. 2. Sistem Pembelajaran Sistem pembelajaran merupakan suatu kesatuan dari komponen- komponen pembelajaran yang saling berhubungan untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. Dalam setting pendidikan inklusif sistem pembelajaran dirancang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anak. Dalam penelitian ini sistem pembelajaran inklusif yang dimaksud adalah sistem pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru selama proses pembelajaran bagi anak tunagrahita kategori ringan kelas VA di SD Negeri Gadingan Kulon Progo, meliputi tujuan 8 pembelajaran, materi pembelajaran, media dan sumber pembelajaran, strategi pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. 3. Pendidikan Inklusif Pendidikan inklusif adalah sistem layanan pendidikan yang disediakan untuk semua anak berkebutuhan khusus agar dapat bersekolah di sekolah reguler terdekat bersama dengan anak normal pada umumnya. Oleh karena itu, sekolah perlu melakukan penyesuaian pada sistem pembelajaran dalam setting inklusif yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan anak, sehingga pembelajaran yang diberikan dapat berguna untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh anak. Dalam penelitian ini sekolah inklusif yang dimaksud, yaitu SD Negeri Gadingan Kulon Progo.