74
2 Perencanaan Pembelajaran
Dari informasi yang diperoleh, diketahui bahwa perencanaan pembelajaran dirancang berdasarkan hasil asesmen anak. Namun, pada
kenyataannya kegiatan asesmen belum dapat terlaksana sebagaimana mestinya. Perencanaan pembelajaran yang dirancang oleh guru hanya
berdasarkan klasifikasi kelainan anak yang menunjukkan bahwa anak tersebut termasuk anak tunagrahita kategori ringan. Guru tidak merancang
berdasarkan kemampuan dan kebutuhan anak. Dalam menyusun perencanaan pembelajaran guru masih berdasarkan
kurikulum umum yang digunakan di sekolah yaitu kurikulum KTSP. Guru belum melakukan modifikasi dan akomodasi dalam penyusunan
perencanaan pembelajaran. Secara keseluruhan, tidak ada perubahan pada semua komponen kurikulum bagi anak runagrahita kategori ringan.
Komponen-komponen kurikulum tersebut, yaitu komponen tujuan, isimatei, proses, dan evaluasi. Alasan guru tidak melakukan modifikasi
kurikulum adalah karena guru beranggapan bahwa dengan hasil dari psikolog yang menunjukkan anak termasuk anak tunagrahita kategori ringan
tersebut masih dapat mengikuti pembelajaran yang sama dengan anak reguler. Sehingga, perencanaan pembelajaran yang disusun oleh guru untuk
anak tunagrahita kategori ringan secara keseluruhan tidak ada perbedaan dengan anak reguler.
75
3 Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan di kelas telah mencakup kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan awal dilakukan
pengkondisian dan penyampaian informasi mengenai kompetensi, tujuan, materi, dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan, serta
mengulang materi sebelumnya secara singkat. Dalam kegiatan inti, kegiatan dilakukan adalah penyampaian materi dengan menggunakan metode,
strategi, dan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Sedangkan, pada kegiatan penutup dilakukan pengukuran
untuk mengetahui tingkat pemahaman dan kemajuan belajar anak. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru memberikan pendampingan
ketika anak tunagrahita kategori ringan mengalami hambatan dalam pembelajaran di kelas dengan cara menjelaskan kembali secara berulang-
ulang materi kepada anak. Selain itu, guru memberikan penguatan baik secara lisan maupun tindakan, seperti guru mengucapkan kata “bagus”,
“pintar”, sedangkan tindakan dengan guru memberikan tepuk tangan. Dalam pelaksanaan pembelajaran anak reguler juga berperan sebagai tutor sebaya.
Dengan kata lain, anak reguler juga memberikan bantuan kepada anak tunagrahita kategori ringan dalam pembelajaran. Bantuan tersebut dilakukan
dengan cara memberikan penjelasan ketika anak tunagrahita kategori ringan mengalami hambatan dalam memahami materi pembelajaran dan menerima
penjelasan dari guru.