52
rasa keingintahuan
4. Guru KIR 4. Wawancara
Observasi 23,24
2 2
a.Keterampilan inrakurikuler
biologi 1.Mengklasifikasi
bahan praktik 2.Eksperimen atau
praktikum 3.Menyajikan hasil
1.Guru biologi 2.Guru biologi
3.Guru biologi 1.Wawancara
Dokumentasi 2.Wawancara
Dokumentasi Observasi
3.Wawancara Dokumentasi
25 8
26,27,28 9
3 29,30
10
b.Keterampilan ekstrakurikuler
karya ilmiah remaja
1.Mengklasifikasi pemilahan
permasalahan 2.Eksperimen
pemilahan bahan pemanfaatan,
lingkungan dan limbah
3.Menyajikan hasil kreativitas
dalam pemanfaatan
1.Guru KIR 2.Guru KIR
3.Guru KIR 1.Wawancara
Observasi 2.Wawancara
Observasi Dokumentasi
3.Wawancara Observasi
Dokumentasi 31,32
4 33,34,35,36,37
4 11
38,39,40 4
12
53
3 Sikap
kewirausahaan peserta didik
intrakurikuler biologi dan
ekstrakurikuler karya ilmiah
remaja 1.Kreatif
2.Mandiri 3.Kepemimpinan
4.Berani beresiko
5.Berorientasi pada tindakan
1. Guru biologi Guru KIR
2. Guru biologi Guru KIR
3. Guru biologi Gur u KIR
4. Guru biologi Guru KIR
5. Guru biologi Guru KIR
1.Wawancara Observasi
2.Wawancara Observasi
3.Wawancara Observasi
4.Wawancara Observasi
5. Wawancara Observasi
41,42,43 5,6,7
44,45,46 5,6,7
47.48,49 5,6,7
50,51,52,53 5,6,7
54,55,56,57 5,6,7
54
H. Keabsahan Data
Menurut Sugiyono 2011: 364, uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji, credibility validitas internal, transferability validitas
eksternal, dependability reliabilitas, dan confirmability obyektivitas. Dalam penelitian ini, uji keabsahan data yang digunakan yaitu memenuhi kriteria
validitas internal berkenaan dengan derajat akurasi desain penelitian dengan hasil yang dicapai Sugiyono, 2011: 361.
Pemilihan sumber data atau informan yang tepat menjadi kunci dalam memenuhi kriteria credibility ini, yaitu guru biologi dan guru kelompok ilmiah
remaja. Dalam pengumpulan data, peneliti melakukan metode triangulasi untuk menguji dan mengecek derajat akurasi data hasil wawancara dan hasil
dokumentasi. Menurut Lexy. J. Moloeng 1996: 178, triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu dari luar untuk
keperluan pengecekan atau sebagai pembanding. Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan triangulasi metode. Triangulasi
sumber dilakukan dengan menggali informasi yang sama dari sumber data yang berbeda dengan sumber data diantaranya peserta didik. Sedangkan triangulasi data
dengan metode adalah dengan mengecek kebenaran penemuan hasil penelitian dengan beberapa teknik pengumpulan data, mengecek kebenaran beberapa
sumber data dengan metode yang sama, yaitu hasil wawancara dengan hasil dokumentasi, observasi.
I. Teknik Analisis Data
Menurut Sugiyono 2013: 335 analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
55
lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang diungkapkan ol
eh Miles dan Huberman Djam’an Satori dan Aan Komariah, 2009: 39, yaitu ada empat tahap dalam analisis data penelitian kualitatif, antara lain :
1. tahap pengumpulan data, yaitu proses memasuki lingkungan penelitian dan melakukan pengumpulan data penelitian;
2. tahap reduksi data, yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul
dari catatan-catatan tertulis di lapangan; 3. tahap penyajian data, yaitu penyajian informasi untuk memberikan
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan; 4. tahap penarikan kesimpulan atau verifikasi, yaitu penarikan kesimpulan dari
data yang telah dianalisis.
56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Umum Data Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Banguntapan Kabupaten Bantul. Pada
penelitian ini akan mengungkap mengenai pembelajaran berbasis lingkungan dalam meningkatkan jiwa kewirausahaan peserta didik pada sekolah Adiwiyata di
Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Banguntapan. Pembelajaran berbasis lingkungan yang dimaksud adalah pemahaman, keterampilan dan sikap
kewirausahaan peserta didik dalam mata pelajaran biologi dan ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja KIR di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Banguntapan.
Informan dalam penelitian ini adalah guru biologi kelas X sepuluh dan XI sebelas dan guru ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja KIR di SMA Negeri 2
Banguntapan. Data tentang pembelajaran berbasis lingkungan dan sikap kewirausahaan siswa diperoleh dengan teknik wawancara, dokumentasi dan
observasi, untuk melengkapi data yang diperoleh dengan teknik dokumentasi dan observasi maka dilakukan pengamatan proses belajar mengajar baik itu yang
dilakukan di ruang kelas maupun di laboratorium, selain itu juga dilakukan pencermatan terhadap beberapa dokumen sekolah seperti, silabus, media
pembelajaran, dan kegiatan siswa.
1. Sejarah SMA Negeri 2 Banguntapan
Dalam dokumen yang didapat peneliti menunjukkan bahwa SMA Negeri 2 Banguntapan bermula dari Sekolah Pendidikan Guru Percobaan yang
diselenggarakan oleh Fakultas Sastra Pedagogik dan Filsafat Universitas Gadjah
57
Mada, yang berdiri tanggal 1 September 1952, berdasarkan SK Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan RI Nomor : 38115 Kab. tertanggal 21
Oktober 1952. Selanjutnya terjadi pemisahan Fakultas Pedagogik Universitas Gadjah Mada menjadi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan IKIP Negeri
Yogyakarta, maka sekolah-sekolah Percobaan yang dahulu dibawah naungan Fakultas Pedagogik Universitas Gadjah Mada menjadi dibawah IKIP Negeri
Yogyakarta, sehingga SPG Pedagogik berubah menjadi SPG Percobaan IKIP Negeri Yogyakarta, yang berlokasi di Bulaksumur, Sleman, Yogyakarta.
Terhitung mulai tanggal 1 Juli 1974 SPG Percobaan IKIP Negeri Yogyakarta pindah lokasi di Jalan P.Senopati No.46 Yogyakarta. Berdasarkan SK Mendikbud
Nomor : 0426O1991 tertanggal 15 Juli 1994 , SPG Percobaan IKIP Negeri Yogyakarta beralih status menjadi SMA Negeri 12 Yogyakarta. Pada tanggal 1
Juli 1995 , SMA Negeri 12 Yogyakarta, pindah lokasi di Glondong, Wirokerten, Banguntapan, Bantul. Untuk selanjutnya, berdasarkan Surat Keterangan
Mendikbud RI Nomor : 035O1997, mulai tanggal 7 Maret 1997 SMA Negeri 12 Yogyakarta berubah menjadi SMU Negeri 2 Banguntapan dan selanjutnya tahun
2004 menjadi SMA Negeri 2 Banguntapan sampai sekarang.
2. Visi, Misi, Tujuan SMA Negeri 2 Banguntapan
Visi Sekolah :
Terwujudnya sekolah berkualitas yang berbudaya, Berkarakter Indonesia, Berwawasan Lingkungan, dan Tanggap Bencana.
Misi Sekolah :
1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara intensif