91
Upaya guru menumbuhkan sikap kewirausahaan melalui kegiatan praktek di sekolah belum berjalan maksimal karena keterbatasan waktu dan kesadaran siswa,
belum ada koordinasi. Hal ini sesuai dengan wawancara dengan S 280415 bahwa,
“belum bisa, karena terbatas pada waktu dan kesadaran siswa, belum ada koordinasi”. Upaya menumbuhkan atau menanamkan sikap kewirausahaan
dengan memberikan tugas atau percobaan-percobaan, tetapi kurang berpengaruh pada siswa. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan S bahwa,
“iya, tapi kurang berpengaruh pada siswa”. Sehingga dapat diketahui bahwa, kegiatan
menumbuhkan sikap kewirausahaan kurang berjalan karena keterbatasan waktu. Upaya guru meningkatkan produktifitas dalam praktik biologi dengan selalu
menilai hasil dari tugas siswa selain itu soal dihubungkan dengan permasalahan yang sering muncul di lingkungan. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh DL
dalam wawancara bahwa , “ya hasilnya saya nilai. Nilai sesuai KKM”. Selain itu S
dalam wawancara memaparkan bahwa, ”dengan dihubungkan permasalahan yang
sering muncul di lingkungan”. Dari hasil observasi, guru selalu menilai tugas yang dikumpulkan oleh siswa
dan mencatatnya pada buku penilaian apabila kurang memenuhi kriteria ketuntasan minimal KKM yaitu tujuh puluh lima. Selain itu, guru memberikan
tugas tambahan kepada siswa dapat berupa membuat dengan tugas yang sama atau dengan topik berbeda. Sehingga dapat diketahui bahwa, upaya guru
meningkatkan produktifitas dalam kegiatan belajar yaitu melalui kegiatan penilaian dan menghubungkan dengan masalah di lingkungan sekitar.
92
Dari data-data di atas dapat diketahui bahwa, guru memberikan tugas mandiri yang berkelanjutan dengan merangkum materi karena waktu mengajar
sering terpotong dengan libur sekolah. Sedangkan kegiatan menumbuhkan sikap kewirausahaan kurang berjalan karena keterbatasan waktu. Upaya guru
meningkatkan produktifitas dalam praktik yaitu melalui penilaian dan menghubungkan dengan masalah di lingkungan sekitar.
b. Karya Ilmiah Remaja KIR
1. Kreatif
Hasil pemanfaatan lingkungan dalam membuat karya ilmiah oleh anggota ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja KIR adalah kompos, ice cream ubi ungu
dan kerajinan. Dalam pembuatan kompos yang berbahan dasar daun kering, batang dan sampah dapur yang dikeringkan diperoleh dari lingkungan sekolah.
Tahapan dalam pembuatan kompos menjadi beberapa tahap yang pertama pemisahan daun, sampah dapur dengan plastik atau botol minuman bekas pada
tempat yang berbeda. Hal ini diperlukan ketelitian dan kesabaran karena berbagai bahan yang tidak dipakai bercampur menjadi satu. Kreatifitas siswa dalam
menemukan ide atau bahan dalam membuat karya ilmiah sudah baik hal ini dibuktikan dengan pembuatan ice cream ubi yang berhasil dilakukan. Ide
pembuatan murni didapatkan anggota ekstrakurikuler dari kegiatan membaca dan berdiskusi dengan pembimbing. Berdasarkan hasil observasi, siswa selalu
berdiskusi dengan pembimbing dalam pemilihan judul dalam pembuatan proposal. Sehingga dapat diketahui bahwa, siswa memiliki ide dalam membuat
93
karya ilmiah diperoleh dari kegiatan membaca dan bimbingan dengan pembimbing Karya Ilmiah Remaja KIR.
Dalam pembuatan ice cream ubi, yang berbahan dasar umbi-umbian dan bahan lain seperti susu, gula dan santan. Mempunyai komposisi yang berbeda,
dalam hal ini siswa terus mencoba agar mendapat rasa dan tekstur yang diinginkan. Hal ini menunjukkan bahwa, siswa memiliki ulet dan mempunyai
beberapa alternative pemecahan masalah. Sikap inovatif dalam pemanfaatan limbah dan lingkungan dalam bahan
praktik Karya Ilmiah Remaja KIR dengan memberikan contoh hasil karya yang pernah juara. Seperti yang diungkapkan S dalam wawancara bahwa,
“memberikan contoh hasil karya yang pernah juara”. Dalam kegiatan observasi siswa mampu
berinovasi dengan lingkungan sebagai contoh daun kering untuk kompos sedangkan limbah dengan memanfaatkan air wudhu untuk kolam ikan.
Pemanfaatan air wudhu masih dalam tahap perancangan proposal. Sehingga dapat diketahui bahwa, guru mampu menumbuhkan sikap inovatif siswa melalui limbah
dan lingkungan untuk diberdayakan menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat. Siswa memiliki sikap yang baik dalam mengemukakan pendapat atau
gagasan yang dimiliki kepada pembimbing. Seperti yang diungkapkan S dalam wawancara bahwa,
“iya, dengan mendekat dulu ke gurunya baru bertanya tidak teriak-
teriak”. Dalam hasil observasi, apabila siswa memiliki ide atau ingin
berkonsultasi kepada pembimbing mereka mendekat dan berdiskusi dengan baik dan sopan. Siswa dapat menjaga kesopanan antara pembimbing dan siswa.