Pemahaman Karya Ilmiah Remaja KIR

76 kegiatan membimbing dalam menyusun karya ilmiah dilakukan pada setiap pertemuan tentang isi rancangan proposal. Siswa dapat membuat inovasi terkait permasalahan lingkungan dengan pemanfaatan sampah botol bekas dan daun kering pada kegiatan Karya Ilmiah Remaja. Daun kering dan botol bekas yang ada di sekolah dimanfaatkan siswa untuk membuat prakarya sembari mencari ide dan membuat proposal. Dalam kegiatan dokumentasi, hasil karya yang telah dibuat siswa adalah pupuk kompos, kemoceng dan lukisan yang mengajak untuk menjaga bumi dari kerusakan serta membuat ice cream ubi ungu yang telah berhasil memenangkan kejuaraan. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan S bahwa, “bisa, misal buat kompos, tempat bibit, sulak, lukisan”. Sehingga dapat diketahui bahwa, siswa dapat berinovasi terkait permasalahan lingkungan dengan membuat kompos, kemoceng, lukisan dan ice cream ubi ungu. Pembimbing tidak selalu memantau pelaksanaan penelitian di lapangan hal ini karena keterbatasan waktu yang dimiliki. Namun, pembimbing memberi pendampingan pada siswa apabila sedang mengalami kesulitan. Sejauh ini siswa sudah paham apa yang harus dilakukan karena sudah diberikan pengarahan sebelumnya. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan S bahwa, “iya kalo siswa menghadapi kesulitan. Tapi sejauh ini siswa sudah mengerti, karna sudah diarahkan sebelumnya”. Sehingga dapat diketahui bahwa, pembimbing tidak selalu memantau pelaksanaan penelitian di lapangan karena keterbatasan waktu yang dimiliki. 77 Selama kegiatan membuat proposal, pembimbing mengkoreksi proposal yang telah dibuat siswa di rumah karena keterbatasan waktu yang dimiliki di sekolah. Pembimbing ekstrakurikuler ini selain sebagai guru biologi, pembimbing Karya Ilmiah Remaja KIR merangkap juga sebagai wakil kepala sekolah bidang sarana prasarana. Pengkoreksian meliputi tata tulis, tata letak, nama ilmiah. Dalam hasil wawancara dengan S diungkapkan bahwa, “iya, supaya tidak ada yang salah penulisan dan tema bermanfaat dan inovatif”. Sehingga dapat diketahui bahwa, kegiatan pengkoreksian oleh pembimbing meliputi tata tulis, tata letak, nama ilmiah. Selain itu, pembimbing menganalisis data proposal penelitian berupa kualitas pembahasan siswa. Proposal penelitian yang akan disahkan oleh pembimbing dan kepala sekolah harus baik dari segi penulisan ataupun isi sehingga pembimbing selalu mengkoreksi proposal siswa. Hal ini seperti yang diungkapkan S dalam wawancara bahwa, “iya, kadang memberi masukan mengenai bahan yang akan dipakai”. Sehingga dapat diketahui bahwa, pembimbing mengkoreksi data proposal untuk melihat kualitas pembahasan siswa. Dengan demikian, dari data-data di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan pemahaman Karya Ilmiah Remaja KIR yaitu membuat proposal dengan berdiskusi dengan pembimbing dan membaca lewat internet. Selain itu, pembimbing mengarahkan permasalahan dan tema disesuaikan agar menghasilkan karya yang berkualitas. Pembimbing memberikan pengarahan dalam membuat karya ilmiah yang baik melalui mengkoreksi draft siswa dalam membuat proposal. Kegiatan membimbing dalam menyusun karya ilmiah dilakukan pada 78 setiap pertemuan tentang isi rancangan proposal. Kegiatan pengkoreksian meliputi tata tulis, tata letak, nama ilmiah. pembimbing menganalisis data proposal untuk melihat kualitas pembahasan siswa. Hasil karya siswa yaitu berinovasi terkait permasalahan lingkungan dengan membuat kompos, kemoceng, lukisan dan ice cream ubi ungu. Namun, pembimbing tidak selalu memantau pelaksanaan penelitian di lapangan karena keterbatasan waktu yang dimiliki.

d. Keterampilan Karya Ilmiah Remaja KIR

Dalam keterampilan, siswa mampu memilah berbagai tema permasalahan yang inovatif dan menarik sebagai contoh dalam membuat ice cream ubi ungu pada akhir tahun 2014. Ide dalam membuat ice cream ubi ungu didapatkan dalam kegiatan membaca dan bimbingan oleh pembimbing Karya Ilmiah Remaja KIR. Pada kegiatan ini siswa mampu menjuarai lomba kreatifitas karya ilmiah tingkat Sekolah Menengah Atas Se-Daerah Istimewa Yogyakarta DIY dan Jawa Tengah. Dalam membuat karya ilmiah disesuaikan dengan keterampilan dan wawasan siswa, sehingga tidak menjadi hambatan dalam berinovasi dalam pembuatan karya ilmiah. Sebelumnya S dalam wawancara 280415 memaparkan bahwa, “disesuaikan dengan tingkat kesulitannya. Jadi, pertama cari yang mudah bahan dan proses nya dulu, tergantung pengetahuan dan minat siswa juga”. Dalam studi dokumentasi, siswa berhasil menjadi juara dalam ajang kreatifitas tanpa batas yang diselenggarakan UAD Universitas Ahmad Dahlan dalam pembuatan ice cream ubi ungu. Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa 79 kegiatan disesuaikan dengan kemampuan siswa dan siswa mampu berinovasi dalam pembuatan ice cream ubi ungu. Siswa dapat memanfaatkan masalah lingkungan dan limbah sebagai bahan penulisan karya ilmiah sebagai contoh daun kering untuk pembuatan kompos dan botol minuman bekas prakarya seni contoh kemoceng. Selain itu, dapat mendayagunakan ubi yang memiliki harga rendah di pasaran menjadi ice cream ubi yang disukai kalangan remaja. Sehingga dapat diketahui bahwa, siswa mampu memanfaatkan masalah lingkungan dengan daun untuk pembuatan kompos dan ubi menjadi ice cream yang disukai kalangan remaja. Pembimbing selalu mengarahkan dan memberikan judul sesuai dengan tema lingkungan dan limbah sebagai bahan penelitian, karena proposal yang baik adalah tema yang disesuaikan dan judul harus saling berhubungan. Hal ini berdasarkan hasil wawancara dengan S bahwa, “iya. Agar antara tema dan judul berhubungan”. Dalam studi dokumentasi, proposal siswa dalam membuat ice cream sudah rapi dalam penulisan dan tata kalimat. Selain itu pembahasan dan langkah- langkah dalam membuat lengkap dan runtut. Sehingga dapat diketahui bahwa, pembimbing mengarahkan tema dan judul agar menghasilkan proposal yang berkualitas dan tindakan yang terarah. Sejauh ini, pada kegiatan karya ilmiah siswa menggunakan tema yang berkaitan dengan lingkungan dan limbah. Untuk lingkungan siswa berinovasi dengan ubi yang dijadikan ice cream ubi sedangkan untuk masalah limbah yaitu air wudhu dimanfaatkan untuk air pada kolam ikan akan tetapi masih dalam tahap 80 rancangan pembuatan proposal. Dalam kegiatan observasi, siswa sedang dalam membuat proposal memanfaatkan air wudhu untuk dimanfaatkan sebagai air kolam ikan di sekolah tersebut dan siswa membuat ice cream ubi untuk dititipkan ke koperasi sekolah. Sehingga dapat diketahui bahwa, siswa menggunakan tema lingkungan dan limbah pada setiap kegiatan yaitu memanfaatkan ubi dan air wudhu. Cara siswa memilah bahan dari pemanfaatan lingkungan dan limbah yaitu dipilah atau dikelompokkan sesuai dengan bahan dan jenis. Hal ini berdasarkan dengan hasil wawancara dengan S 280415 bahwa, “dipilah sesuai bahannya dan jenis”. Dalam pemilahan bahan lingkungan dan limbah memiliki kriteria khusus yaitu disesuaikan dengan golongan dan kandungannya. Hal ini seperti yang dikemukakan S dalam wawancara bahwa, “iya disesuaikan dengan golongannya”. Sehingga dapat diketahui bahwa, dalam pemanfaatan lingkungan dan limbah sebagai bahan penelitian didasarkan pada bahan dan jenis serta memiliki kriteria khusus disesuaikan dengan golongan dan kandungan. Cara pembimbing agar siswa dapat mengeksplorasikan kreatifitas agar diperoleh hasil yang bermanfaat untuk orang lain melalui memberikan motivasi kepada siswa untuk berkarya agar bermanfaat bagi orang lain. Selain itu selalu membaca agar pengetahuan terus bertambah dan dapat berinovasi selalu. Hal ini berdasarkan hasil wawancara dengan S bahwa, “memberikan motivasi untuk terus berkarya dan bermanfaat bagi orang lain. Misal baca buku dulu”. 81 Produk yang telah dihasilkan dari pemanfaatan lingkungan dan limbah pada ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja adalah pemanfaatan ubi ungu menjadi ice cream, kompos dan bahan kerajinan. Dalam kegiatan ini siswa dan pembimbing tidak mengalami kesulitan. Sehingga dapat diketahui bahwa, pembimbing selalu mendukung kegiatan siswa dengan memberi semangat ditunjukkan hasil kreatifitas yang bermanfaat bagi orang lain yaitu ice cream ubi, kompos dan bahan kerajinan. Siswa menyajikan hasil penelitian melalui proposal dan produk hasil penelitian. Dari berbagai produk yang telah dihasilkan dari penelitian, siswa mensosialisasikan di sekolah melalui kegiatan upacara bendera, pemasangan hasil karya pada lobi sekolah dan pembicaraan guru kepada setiap kelas. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan S bahwa, “ iya, dengan omongan mulut ke mulut siswa dan guru”. Semua warga sekolah sangat mengapresiasi atas pencapaian siswa dalam berinovasi. Hal ini dibuktikan dengan memperbanyak ice cream ubi dan kompos untuk kegiatan kewirausahaan siswa. Sehingga dapat diketahui bahwa, hasil penelitian siswa berupa proposal dan produk yaitu ice cream ubi dan kompos yang disosialisasikan melalui kegiatan upacara dan sosialisasi pribadi antar guru. Dari hasil data-data di atas dapat diketahui bahwa, siswa mampu berinovasi dalam pembuatan ice cream ubi ungu dan kompos dengan memanfaatkan masalah lingkungan dengan daun kering dan ubi yang disukai kalangan remaja. Hal ini dikarenakan pembimbing mengarahkan tema dan judul agar menghasilkan proposal yang berkualitas dan tindakan yang terarah. Selain itu siswa