Pemahaman Biologi Implementasi pembelajaran berbasis lingkungan pada intrakurikuler
67
Hal senada dikemukakan oleh S dalam wawancara 280415 bahwa, “Bisa, botol
buat pembibitan tanaman, kalau tanaman untuk pengamatan termasuk jenis apa dan manfaatny
a”. Dari hasil pengamatan dan studi dokumentasi oleh peneliti, sabut kelapa
dijadikan media penanaman anggrek di sekolah mereka yang berguna sebagai media praktik dan sebagai tanaman hias di sekolah. Selain itu, lidah buaya yang
kering dijadikan bahan praktik untuk mencari penyebab tanaman tersebut mati atau tidak tumbuh. Selanjutnya dapat diketahui bahwa, guru memanfaatkan sabut
kelapa, lidah buaya dan botol bekas dalam kegiatan belajar dari lingkungan sekitar sekolah.
Apabila materi pada bab yang diajarkan telah selesai dibahas, guru memberikan umpan balik pada setiap tugas yang diberikan kepada siswa, namun
tidak semua dapat dibahas karena keterbatasan waktu yang dimiliki seperti yang diungkapkan S dalam wawancara 280415 bahwa,
“Sebagian besar bisa, karena keterbatasan waktu dalam mengajar sehingga tidak semua bab dilakukan umpan
balik”. Guru hanya memberikan ulasan singkat pada tugas yang sudah diselesaikan siswa mengenai kekurangan dalam pembahasan. Pada kegiatan
evaluasi guru memberikan remidi pada evaluasi sumatif dan formatif, hal ini untuk memperbaiki nilai siswa yang masih dibawah standar kriteria ketuntasan
minimal KKM yaitu 75 tujuh puluh lima. Dalam studi dokumentasi, sebagian besar siswa sudah memenuhi kriteria ketuntasan minimal KKM. Pada kegiatan
remidi guru tidak mengalami kesulitan karena hanya sedikit dari siswa yang memiliki nilai dibawah standar kriteria ketuntasan minimal KKM. Hal ini
68
dengan hasil wawancara dengan DL 270415 bahwa, “Iya yang formatif
sumatif juga. KKM 7 5. Tidak ada kesulitan”. Hal senada diungkapkan S pada
wawancara 280415 bahwa, “Iya, jika tidak memenuhi Kriteria Ketuntasan
Minimal KKM yaitu 75. Sejauh ini tidak ada kesulitan dalam melakukan remidi”.
Selanjutnya dapat diketahui bahwa, diketahui bahwa kegiatan evaluasi formatif dan sumatif dilakukan remidi apabila nilai tidak memenuhi standar
kriteria minimal yaitu 75 tujuh puluh lima. Selain itu guru juga melakukan pengayaan kepada siswa dengan siswa menjelaskan atau meringkas materi pada
bab berikutnya lalu dipresentasikan di kelas. Hal ini dikemukakan oleh DL dalam wawancara 270415 bahwa,
“Iya anak-anak saya suruh menjelaskan materi b
erikutnya, lalu dipresentasikan”. Dalam pengamatan oleh peneliti, siswa membuat makalah yang sudah
diketik dan dijilid rapi lalu dipresentasikan dalam kelas. Kesulitan yang dihadapi siswa diperhatikan guru dengan baik, hal ini dapat dilihat dari guru memberi
waktu khusus untuk siswa yang menghadapi masalah dalam belajar biologi. Namun sejauh ini belum ada siswa yang menghadapi kesulitan dalam memahami
konsep atau praktik biologi. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan S 280415 bahwa,
“Tergantung siswanya kalo minta pendampingan ya didampingi”.
Dari uraian di atas, diketahui bahwa guru memberikan pengayaan melalui tugas meringkas dan memberikan waktu kepada siswa untuk memperdalam materi
apabila menemui kesulitan.
69
Dari beberapa hasil data-data, selanjutnya dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis lingkungan pada intrakurikuler biologi pada aspek
pemahaman yaitu guru memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar sehingga mampu memahami materi biologi yang diintegrasikan dengan
pendidikan lingkungan. Guru memanfaatkan tanaman di sekitar sekolah, warung hidup dan sekitar rumah siswa. Dalam kegiatan belajar sabut kelapa untuk media
tanam anggrek dan botol bekas untuk pembibitan dalam kegiatan belajar dari lingkungan sekitar sekolah. Untuk memperdalam pengetahuan tentang lingkungan
melalui kegiatan diskusi kelompok dan kasus lingkungan yang sedang terjadi di masyarakat dan lingkungan sekitar. Sikap siswa di kelas, aktif bertanya apabila
ada materi yang belum dipahami, dengan cara mengacungkan tangan terlebih dahulu. Guru memberikan pengayaan melalui tugas meringkas dan memberikan
waktu kepada siswa apabila menemui kesulitan. Dalam kegiatan evaluasi formatif dan sumatif dilakukan remidi apabila nilai tidak memenuhi standar kriteria
ketuntasan minimal KKM yaitu tujuh puluh lima 75.