Identifikasi Tingkah Laku Behavior yang diperlukan dalam melaksanakan setiap tugas.

136 kelompok kata kerja yang kedua, sukar untuk mengevaluasi apakah siswa telah melaksanakan tugas yang dimaksud. Ad 2 Penentuan Kriteria keberhasilan Disamping diperlukan perumusan kata kerja yang jelas, kriteria atau ukuran seberapa jauh bahwa tugas telah dilaksanakan atau terpenuhi harus juga ditentukan. Apakah siswa harus dapat melaksnakan semua tugas ? Hal ini berarti digunakan kriteria 100. Kriteria 100 biasanya sulit terpenuhi. Karena itu kriteria 90 kiranya lebih lazim dan memungkinkan untuk dapat dicapai. Di samping prosentase, kadang berapa lama tugas harus diselesaikan dicantumkan juga sebagai ukuran kriteria terpenuhinya tugas. Mager 1971,p.11 memasukkan sebagai hal-hal yang lazim dipakai dasar menentukan terpenuhinya tugas : 1 Ketepatan 2 Waktu 3 Jumlah kata-kata 4 Ketepatan bahasa yang dipakai 5 Prosentase minimum jawaban yang benar 6 Hukumandenda untuk pilihan jawaban yang salah 7 Urut-urutan order to sequence Ad 3 Jenis atau aspek tingkah laku Pada dasarnya aspek tingkah laku di dalam proses belajar mengajar bisa dibedakan menjadi tiga kategori : pengetahuan cognitive, gerak psychomotor, dan perasaan affective. 137 1 Aspek pengetahuan cognitive Aspek ini paling banyak mendapatkan perhatian dari para gurupendidik. Termasuk dalam aspek ini ialah semua tingkah laku yang menggunakan kemampuan intelektual siswa. Ada susunan hierarkhi tertentu untuk aspek “cognitive” ini. Menurut Esseff 1978,p.24 susunan itu adalah sebagai berikut : a Menghafal recall Contoh : Siswa dapat menyebutkan tanggal dan tahun Proklamasi Kemerdekaan negara RI. b Pengenalan Recgnition Contoh : Siswa dapat mengidentifikasi nama-nama lukisan Afandi yang telah pernah dikenalnya. c Membedakan Discrimination Contoh : Siswa dapat mengidentifikasi dari sejumlah lukisan yang sebelumnya ia belum kenal, mana yang buah karya Amri Yahya. d Pembentukan konsep Consep formation Contoh : Siswa dapat mengelompokkan 30 macam lukisan menjadi dua kelompok, yakni lukisan yang termasuk naturalisme dan expressionisme. e Pemecahan masalah problem solving Contoh : Siswa dapat mencaro pasal-pasal dalam KUHP yang dilanggar bila kepadanya ditunjukkan kasus-kasus kejahatanpelanggaran. 138 Di dalam praktek, biasanya aspek pengenalan tingkat yang lebih rendah seperti hafalan dan ingatan saja yang banyak dikerjakan. Hal ini disebabkan oleh mudahnya tingkah laku pada tingkat tersebutuntuk diajarkan dan dievaluasi. Sseharusnya pengajaran menjangkau juga tingkat pengenalan yang lebih tinggi seperti pembentukan konsep dan pemecahan masalah. 2 Aspek gerak psychomotor skill Aspek gerak meliputi semua tingkah laku yang menggunakan syaraf dan otot badan. Aspek ini sering kurang mendapatkan perhatian kecuali untuk bidang seni lukis, musik, dan pendidikan jasmani. Ketrampilan gerak adalah salah satu sarana atau saluran yang dengannya siswa menerima dan menyampaikan informasi berkomunikasi, maka adalah penting bahwa guru mempeerhatikan aspek ini di dalam analisis instruksional . Penting juga bagi guru untuk menyusun tes untuk mengukur keberhasilan aspek gerak. Misalnya, dalam pelajaran bahasa yang banyak memanfaatkan aspek ucapan dan pendengaran, maka perlu disusun tes yang berkenaan dengan ucapan dan pendengaran pula. Termasuk di dalam aspek gerak, menurut Essef 1978,p.25 adalah : pendengaran auditory, penglihatan visual, ucapan verbal mengubah manipulate, menulis dan meraba. 3 Aspek perasaan affective behavior Aspek ini meliputi perasaan, nilai, sikap dan sebagainya. Aspek ini sangat sedikit mendapatkan 139 perhatian disebabkan oleh sukarnya merumuskan dan mengevaluasi aspek ini. Sebenarnya aspek perasaan dapat mempengaruhi aspek tingkah laku yang berkenaan dengan pengenalan dan gerak. Mengingat eratnya hubungan antara ketiga aspek tersebut, maka para guru perlu memperhatikan aspek perasaan tersebut. Apa yang perlu diperhatikan di dalam membicarakan ketiga aspek tingkah laku tersebut ialah : a Ada hierarhi tertentu di dalam aspek pengenalan. b Tak ada hierarkhi tertentu pada aspek gerak dan perasaan. c Kesemua aspek tersebut satu sama lain erat hubungannya. d Ketiga aspek tersebut perlu diperhatikan di dalam melaksanakan analisis instruksional . 4 Memperkirakan Waktu Untuk Mempelajari Langkah terakhir di dalam analisis instruksional ialah memperkirakan berapa lama waktu yang diperlukan untuk mempelajari masing-masing tugas. Perkiraan waktu ini sangat membantu guru untuk menentukan berapa lama waktu yang diperlukan untuk mempelajari tugas. Pada tahap mula, perkiraan waktu didasarkan atas pengalaman guru. Yang perlu diperhatikan, ialah bahwa perkiraan waktu yang dimaksud adalah waktu yang dipakai untuk mempelajari, bukan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan tugas. 140 Perkiraan waktu secara bertahap akan diperoleh ketepatannya melalui penyusunan disain instruksional, pengembangan dan uji coba materi paket pengajaran. Sebagai contoh perkiraan waktu yang diperlukan untuk mempelajari “analisis instruksional” adalah sebagai berikut : 1.0 Melaksanakan Analisis instruksional 1.1 Identifikasi tugas pokok dan sub tugas 1.2 Menyusun urutan tugas 1.3 Identifikasi tingkah laku untuk melaksanakan setiap tugas 1.4 Memperkirakan waktu yang diperlukan untuk mempelajarisetiap tugas 8 jam 2 jam 1 jam 3 jam 2 jam Catatan : 8 jam merupakan jumlah 1.1 s.d 1.4

2. Pendekatan Prosedural dan Hierarkhi di dalam Analisis instruksional

Dick Carey 1978,p.25 membedakan dua pendekatan pokok di dalam analisis instruksional di samping pendekatan yang ketiga yakni gabungan antara dua yang pertama. a. Pendekatan Prosedural Pendekatan prosedural procedural approach dipakai bila tingkah laku yang diajarkan pada pokoknya merupakan serangkaian tingkah laku yang dilaksanakan secara berurutan in sequence untuk mencapai tujuan instruksional umum . Diagram umum pendekatan prosedural adalah sebagai berikut : 1 2 3 4 141 b. Pendekatan secara hierarkhial Pendekatan secara hierarkhial dipakai untuk mengidentifikasi “sub ordinate skills” atau ketrampilan- ketrampilan yang mendahului atau membawahi sub skills yang harus dimiliki sebelum dapat mencapai tujuan instruksional. Bagaimana cara mengidentifikasi sub ketrampilan yang harus dipelajari agar siswa dapat mencapai tujuan yang lebih tinggi ? Untuk menjawab pertanyaan ini Gagne 1978,p.28 memberikan pengarahan dengan cara mengajukan pertanyaan “Apakah yang harus sudah dikuasai oleh siswa, agar dengan pengajaran yang sedikit-dikitnya tugas tersebut akan dapat diketahui sub ketrampilan yang diperlukan sebelum siswa dapat menyelesaikan tugas terakhir”? Selanjutnya dapat pula dilanjutkan pertanyaan setelah sub ketrampilan ditemukan “Apakah hal-hal yang harus sudah diketahui siswa, tanpa pengetahuan tersebut adalah tidak mungkin siswa dapat mempelajari tugas yang diberikan?” Diagram analisis instruksional menurut pendekatan secara hierarkhial adalah sebagai berikut : Diagram Pendekatan hierarkhial TUJUAN INSTRUKSIONAL 4 6 1 2 3 5