Umpan Balik Manfaat Asesmen Hasil Belajar

64 guru, siswa, orang tua atau wali, manajemen sekolah, guru lain, maupun pihak-pihak lain yang terkait.

5. Memotivasi Belajar

Berdasarkan atas umpan balik dari tes hasil belajar maka informasi yang diperoleh dapat dijadikan sebagai stimulan untuk lebih meningkatkan kualitas belajar atau merubah cara belajar. Bagi peserta didik yang memperoleh hasil yang kurang baik maka diharapkan hasil tes dapat lebih mendorong dirinya atau bahkan orang tua untuk lebih meningkatkan kualitas belajarnya. Bagi mereka yang sudah memperoleh hasil yang baik diharapkan dapat mempertahankan kualitas belajar yang sudah dilaksanakan dan terdorong untuk lebih ditingkatkan lagi.

6. Perbaikan Kurikulum

Dilaksanakan program pembelajaran pada dasarnya adalah untuk mencapai tujuan kurikulum yang sudah ditetapkan. Dengan adanya kegiatan pengukuran dan penilaian hasil belajar maka secara tidak langsung juga mengukur keberhasilan pelakssanaan kurikulum. Hal ini berarti bahwa informasi yang diperoleh melalui pengukuran dan penilaian dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki program- program kurikulum yang dinilai kurang berhasil.

7. Pengembangan Ilmu

Pengukuran, penilaian, dan tes merupakan ilmu pengetahuan berkaitan dengan upaya untuk mengetahui perkembangan belajar seseorang. 65 Sebagai suatu ilmu maka pengukuran dan penilaian serta tes perlu terus menerus dikembangkan. Dengan adanya informasi hasil pengukuran dan penilaian maka diharapkan informasi ini dapat dimanfaatkan untuk pengembangan ilmu asesmen hasil belajar itu sendiri. Dengan demikian, sistem pengukuran dan penilaian hasil belajar belajar dapat berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

E. Keterbatasan Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar

Kegiatan pengukuran dan penilaian hasil belajar melibatkan banyak faktor yaitu sipembuat soal, orang yang diuji, alat ukur yang dibuat, dan lingkungan tempat pelaksanaan ujian. Dengan demikian sangat tidak mungkin diperoleh hasil pengukuran dan penilaian yang betul-betul tepat dan kurat. Dalam pengukuran dan penilaian selalu akan terjadi kesalahan pengukuran karena adanya keterbatasan- keterbatasan tersebut. Dilihat dari orang yang membuat soal, keterbatasan terjadi karena kemampuan orang tersebut dalam hal-hal yang berkaitan dengan asesmen hasil belajar. Dilihat dari orang yang diuji, keterbatasan terjadi karena adanya keterbatasan pada diri yang sedang diuji khususnya yang berkaitan dengan kondisi pisik dan psikisnya. Tingkat kualitas alat ukur yang disusun dan dikembangkan juga dapat menjadi penyebab terjadinya kesalahan pengukuran. Lingkungan tempat ujian sangat mempengaruhi kelancaran dan kenyamanan pelaksanaan ujian.