21 b
Materi, misalnya kesesuaian soal dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian dalam kurikulum.
c Konstruksi, misalnya rumusan soal atau pertanyaan harus jelas
dan tegas. d
Bahasa, misalnya rumusan soal tidak menggunakan katakalimat yang menimbulkan penafsiran ganda.
Berdasarkan beberapa bentuk tes yang ada dan telah disampaikan sebelumnya, peneliti memilih menggunakan jenis tes
objektif bentuk pilihan ganda. Bentuk ini dipandang paling sesuai dengan media yang akan digunakan untuk paket latihan dan penilaian
berbantuan komputer yang dikembangkan peneliti.
d. Tes Pilihan Ganda
Soal pilihan ganda mempunyai dua bagian yaitu soal atau masalah disebut stem dan beberapa pilihan jawaban disebut alternatif. Siswa
diminta memilih satu alternatif jawaban yang paling melengkapi pernyataan atau menjawab soal Shirran, A., 2008: 93. Bentuk soal
pilihan ganda dibedakan menjadi dua macam yaitu bentuk soal dengan pokok soal stem pertanyaan dan bentuk soal dengan pokok soal stem
pernyataan Sumarna Surapranata, 2005: 133. Penulisan tes pilihan ganda perlu mempertimbangkan kaidah-
kaidah penulisan yang ada. Sumarna Surapranata 2005: 179 mengungkapkan bahwa kaidah-kaidah penulisan soal merupakan
petunjuk atau pedoman yang perlu diikuti penulis agar soal yang
22 dihasilkan memiliki mutu yang baik. Soal yang mutunya baik adalah soal
yang mampu menjaring informasi yang diperlukan dan berfungsi secara optimal. Kualitas suatu tes sebenarnya banyak ditentukan oleh kualitas
butir-butir soal penyusunnya. Pada suatu tes yang baku, diperlukan adanya butir-butir soal dengan kualitas yang baik dan sesuai dengan
tujuan tes. Untuk itu dalam penulisan soal hendaknya diperhatikan kaidah-kaidah penulisan soal.
Kaidah penulisan soal pilihan ganda dibedakan kedalam tiga hal yaitu materi, konstruksi, dan bahasa yang dapat diuraikan sebagai berikut
Sumarna Surapranata, 2005: 179-195: 1
Soal harus sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator yang terdapat dalam kurikulum. Artinya soal harus menanyakan
perilaku dan materi yang hendak diukur sesuai dengan tuntutan indikator.
2 Pengecoh harus berfungsi.
3 Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau
paling benar. 4
Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas. 5
Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang diperlukan saja.
6 Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban benar.
7 Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif
ganda.
23 8
Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi.
9 Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama.
10 Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan “semua pilihan
jawaban di atas salah”, atau “semua pilihan jawaban di atas benar”.
11 Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun
berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka tersebut, atau kronologis waktunya.
12 Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat
pada soal harus jelas dan berfungsi. 13
Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya. 14
Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.
15 Menggunakan bahasa yang komunikatif, sehingga mudah
dimengerti. 16
Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat, jika soal akan digunakan untuk daerah lain atau nasional.
17 Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan
merupakan suatu kesatuan pengertian. Letakkan kata tersebut pada pokok soal.
Dari uraian di atas, dapat ditarik pengertian bahwa dalam penulisan soal bentuk pilihan ganda memuat empat halbagian jika dilihat dari