Tes Pilihan Ganda Penilaian dengan Tes

23 8 Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi. 9 Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama. 10 Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan “semua pilihan jawaban di atas salah”, atau “semua pilihan jawaban di atas benar”. 11 Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka tersebut, atau kronologis waktunya. 12 Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi. 13 Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya. 14 Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. 15 Menggunakan bahasa yang komunikatif, sehingga mudah dimengerti. 16 Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat, jika soal akan digunakan untuk daerah lain atau nasional. 17 Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan merupakan suatu kesatuan pengertian. Letakkan kata tersebut pada pokok soal. Dari uraian di atas, dapat ditarik pengertian bahwa dalam penulisan soal bentuk pilihan ganda memuat empat halbagian jika dilihat dari 24 strukturnya, yaitu: 1 stem, adalah pertanyaan atau pernyataan yang berisi permasalahan yang harus diselesaikan, 2 option, adalah sejumlah pilihan atau alternatif jawaban, 3 kunci, adalah jawaban yang benar atau paling tepat, 4 pengecoh distractor, adalah jawaban-jawaban selain kunci jawaban. Empat halbagian tersebut harus berfungsi dengan baik agar memenuhi kualitas yang memadai sebagai alat penilaian hasil belajar dengan memperhatikan kaidah-kaidah yang ada meliputi materi, konstruksi, dan bahasanya.

e. Penilaian Alat Tes

Sebagai alat ukur hasil belajar siswa, tes diharapkan mampu memberikan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu, tes hendaknya mampu memberikan informasi tentang siswa sesuai dengan keadaan sesungguhnya. Untuk itu, agar tes tersebut dapat memberikan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan, alat tes itu sendiri juga harus dapat dipertanggungjawabkan sebagai alat penilaian yang baik. Alat tes yang baik harus memenuhi sejumlah kriteria, yang antara lain bahwa tes haruslah tidak terlalu mudah dan sebaliknya tidak terlalu sulit. Ditegaskan oleh Tuckman dalam Sarwiji Suwandi, 2010: 50 bahwa alat tes yang baik harus dapat dipertanggungjawabkan dari segi kelayakan appropriatness, kesahihan validity, keterpercayaan reliability, ketertafsiran interpretability, dan kebergunaan usability. 25 1 Kriteria Kelayakan Alat Tes Ada beberapa pertanyaan yang dapat diajukan berkaitan dengan kriteria kelayakan sebuah alat tes. Jawaban terhadap pertanyaan- pertanyaan itu akan menunjukkan kadar kelayakan alat tes tersebut. a Apakah butir-butir tes itu telah sesuai dengan tujuan? 1 Apakah paling tidak telah ada dua butir soal untuk tiap tujuan? 2 Apakah semua butir soal mempunyai tujuan, atau telah dimaksudkan untuk mengukur tujuan tertentu? 3 Apakah jumlah butir soal per tujuan telah secara tepat mencerminkan kadar pentingnya tujuan itu? b Apakah butir-butir soal telah mencerminkan tingkah laku sesuai dengan kata-kata kerja operasional yang terdapat tujuan? Sebuah alat tes disusun dimaksudkan untuk mengukur kadar pencapaian tujuan. Dalam kaitan ini kelayakan tes dapat diartikan sebagai tes yang dapat mengukur keluaran hasil belajar yang konsisten dengan tujuan. a Pentingnya Tujuan Untuk menentukan tingkat kelayakan tes, kesesuaian dengan tujuan merupakan kriteria utama. Tes yang dapat mengukur keluaran hasil belajar sesuai yang disarankan dengan oleh tujuan itulah tes yang memenuhi kriteria kelayakan. Tiap butir tes harus secara jelas dapat mengacu pada tujuan tertentu. 26 b Kesesuaian dengan Bahan Tes yang baik adalah yang sesuai dengan bahan pelajaran yang telah diajarkan. Bahan pelajaran ini sendiri dikembangkan berdasarkan tujuan. Dengan demikian, kaitan antara ketiga komponen tujuan, bahan, dan alat penilaian cukup erat. 2 Kriteria Kesahihan Alat Tes Kesahihan alat tes menunjuk pada pengertian apakah tes itu dapat mengukur apa yang akan diukur. a Kesahihan isi Kesahihan isi menunjuk pada pengertian apakah alat tes itu memiliki kesejajaran sesuai dengan tujuan dan deskripsi bahan pelajaran yang diajarkan. Untuk mengetahui kesahihan isi dari suatu tes, maka perlu konsultasi atau evaluasi dari ahli expert judgment. b Kesahihan ukuran Disebut juga kesahihan norma, standar, atau kriteria, menunjuk pada pengertian seberapa jauh siswa diajar dalam bidang tertentu menunjukkan kemampuan yang lebih tinggi daripada yang belum diajar. c Kesahihan sejalan Menurut Tuckman dalam Sarwiji Suwandi, 2010: 55, kesahihan sejalan menunjuk pada pengertian apakah tingkat kemampuan seseorang pada suatu bidang yang diteskan sesuai atau