dijadikan sebagai media pembelajaran baik bagi peserta didik, maupun masyarakat luas.
6. Penelitian yang Relevan
Penelitian sejenis yang relavan adalah penelitian dari Riyana Wulandari dengan judul “Keefektifan Media Permainan Bahasa wildgeschichten Terhadap
Keterampilan Menulis Bahasa Jerman Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 1 Pakem”. Penelitian ini menunjukkan bahwa, keterampilan menulis bahasa Jerman
peserta didik kelas XI SMA N 1 Pakem yang diajar dengan menggunakan media permainan bahasa Bildgeschicthen lebih baik dibandingkan kelompok uang diajar
dengan menggunakan media konvensional. Jadi penggunaan media permainan bahasa Bildgeschichten lebih efektif dalam pembelajaran keterampilan menulis
bahasa Jerman.
7. Kerangka Berpikir
Berdasarkan latar belakang dan teori di atas maka kerangka berpikir yang dapat ditarik adalah, antusias peserta didik untuk belajar pada mata pelajaran
bahasa Jerman masih rendah. Ada beberapa asumsi yang menjadi penyebab rendahnya tingkat pemahaman peserta didik, yaitu materi kurang menarik,
pemilihan metode dan media yang kurang bervariatif, situasi belajar yang kurang kondusif, pembelajaran kurang efektif, selain itu kurangnya keterampilan guru
dalam mengembangkan pendekatan dan metode atau model pembelajaran, sehingga fokus pembelajaran hanya terpusat pada guru teacher centered, dan
kurang ada partisipasi dari peserta didik sendiri.
Pendidikan bahasa Jerman merupakan salah satu pelajaran bahasa asing yang diajarkan di SMA N 1 Muntilan. Keterampilan menulis bahasa Jerman
masih kurang diminati oleh peserta didik SMA N 1 Muntilan. Selain kurangnya faktor media, pembelajaran menulis bahasa Jerman masih dirasa sulit untuk
diikuti. Peserta didik juga kurang termotivasi dan kurang adanya daya imajinasi dalam menulis. Semakin baik keterampilan menulis yang digunakan oleh peserta
didik akan semakin mempermudah peserta didik dalam menyampaikan pikiran, gagasan dan pikirannya.
Media kartun merupakan salah satu media pembelajaran yang diharapkan
sesuai dalam pembelajaran keterampilan menulis bahasa Jerman. Media kartun lebih efektif dan praktis digunakan karena kartun dapat diterima oleh semua
kalangan. Melalui penggunaan media pengajaran diharapkan dapat mempertinggi kualitas proses belajar mengajar yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kualitas
hasil belajar peserta didik. Kelebihan dari media kartun dapat menarik perhatian peserta didik
sehingga materi yang diajarkan dapat tersampaikan dengan baik. Kartun dapat memberikan dampak posistif pada peserta didik berupa ingatan tentang materi
yang diajarkan pada proses pembelajaran. Kartun juga dapat menghilangkan kejenuhan dalam belajar menulis bahasa Jerman.
8. Hipotesis Tindakan
Media kartun dapat meningkatkan keterampilan menulis bahasa Jerman peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 1 Muntilan Magelang.
33
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan kelas PTK atau Classroom Action Research CAR yang dilakukan secara kolaborasi dengan guru
dan peserta didik secara langsung. Penelitian ini tidak menguji secara statistik, melainkan lebih bersifat pada mendiskripsikan data, fakta dan keadaan yang ada,
menarik kesimpulan hipotesis yang terkait dengan hipotesis tindakan yang diajukan.
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam
sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan guru yang dilakukan oleh peserta didik. Arikunto: 2011
Penelitian tindakan kelas Classroom Action Research ini dilakukan dalam siklus. Setiap siklus mencakup empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan,
observasi dan refleksi. Keempat tahap ini dapat dilihat dalam gambar berikut.
Gbr 1. Model Kemmis Taggart.
B. Desain Penelitian
Penelitian tindakan ini dilakukan dalam tiga tahapan yakni prasiklus, siklus I dan siklus II. Masing-masing siklus mencakup empat pokok yaitu; a
perencanaan, b tindakan, c observasi, d refleksi. Keempat komponen tersebut dipandang sebagai satu kesatuan siklus. Penelitian ini dilaksanakan secara
bertahap dalam siklus yang disesuaikan dengan kondisi lapangan. Dari hasil tersebut diambil kesimpulan tentang perlu tidaknya melakukan siklus berikutnya.
Prosedur pelaksanaan tindakan dan implementasi dilokasi penelitian adalah sebagai berikut.
1. Perencanaan plan
Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan ini adalah sebagai berikut.
a. Observasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan atau pengambilan data untuk melihat bagaimana proses pembelajaran bahasa Jerman berlangsung di kelas.
Observasi bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan serta melihat hambatan siswa.
b. Penyeleksian Masalah
Peneliti bersama kolaborator berdiskusi untuk mengidentifikasi permasalahan yang muncul berkaitan dengan pembelajaran bahasa Jerman. Dari
berbagai masalah yang diidentifikasi, peneliti dan guru menentukan masalah mana yang akan diupayakan pemecahannya.
c. Penentuan Perencanaan
Setelah menentukan masalah, peneliti dan guru menyusun perencanaan penelitian yang akan ditempuh. Semua informasi yang telah diperoleh menjadi
bahan pertimbangan dalam menentukan upaya yang akan ditempuh dalam penelitian ini.
d. Persiapan Tindakan
Hal yang dilakukan dalam persiapan tindakan yaitu sebagai berikut. 1. Membuat rencana pembelajaran bahasa Jerman.
2. Mempersiapkan sarana dan prasarana seperti tempat, media, maupun peralatan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan tindakan penelitian.
3. Menyiapkan instrument penelitian yang berupa tes, pedoman observasi, catatan lapangan, pedoman wawancara dan dokumentasi.