Batasan Masalah Rumusan Masalah

Seseorang akan dianggap telah mencapai tingkat pemahaman bahasa asing yang baik jika telah menguasai dua unsur tujuan pembelajaran bahasa asing seperti yang disebutkan Hardjono 1988: 60 yaitu bahwa tujuan pembelajaran bahasa asing itu sendiri adalah adanya komunikasi. Timbal balik antar kebudayaan Cross C ulture Communication dan saling pengertian antar bangsa Cross Culture Understanding. Berdasarkan kesimpulan diatas dapat disimpulkan bahwa definisi bahasa asing adalah bahasa yang dapat dipelajari oleh seorang peserta didik selain bahasa ibu, dimana bahasa asing tersebut belum dikenal oleh peserta didik. Pengajaran bahasa membawa misi untuk mengajarkan kepada siswa mengenai cara mempelajari bahasa, teori ketatabahasaan, serta konsep-konsep yang terdapat dalam pembelajaran bahasa sebagai alat berinteraksi dan berkomunikasi.

2. Kurikulum Pembelajaran Bahasa Jerman

Selain pendekatan pengajaran, kurikulum pembelajaran juga sangat menunjang keberhasilan proses pembelajaran. Di SMA N 1 Muntilan, kurikulum pembelajaran bahasa Jerman mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Ciri-ciri KTSP adalah disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Kurikulum tersebut dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan yang berpedoman pada standar isi dan standar kompetensi lulusan serta panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan BSNP, 2006: 2. KTSP dikembangkann berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut. 1 Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya, 2 beragam dan terpadu, 3 tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, 4 relevan dengan kebutuhan kehidupan. BSNP 2006: 1-2. Adapun tujuan pelaksanaan pembelajaran bahasa Jerman di SMA berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP, 2006: 8 mencakup empat aspek keterampilan berbahasa, yakni menyimak Hörverstehen, berbicara Sprechfertigkeit, membaca Leseverstehen dan menulis Schreibfertigkeit. Pusat Kurikulum dan Badan Penelitian dan Perkembangan Departemen Pendidikan Nasional 2004: 3 mengemukakan bahwa secara ringkas karakteristik pembelajaran bahasa Jerman sebagai bahasa asing mencakup dua aspek, yakni 1 bahasa sebagai sebuah sistem keilmuan, aspek kompetensi kebasahaan, dan 2 bahasa sebagai sarana komunikasi, aspek performars kinerja, unjuk kinerja kebahasaan. Selain aspek keterampilan berbahasa tersebut di atas, pembelajaran bahasa Jerman sebagai bahasa asing juga amat ditentukan oleh aspek pengetahuan tentang kebudayaan bangsa yang bahasanya dipelajari. Hal tersebut sejalan dengan yang dikemukakan Sadtono 1987: 136 bahwa apabila kita mau mempelajari bahasa asing secara tuntas, maka kita perlu mengetahui pola-pola kebudayaan bahasa tersebut. Mulyasa 2006: 2 memberikan pendapat bahwa KTSP dikembangkan sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, potensi dan karakteristik daerah, serta sosial budaya masyarakat setempat dan peserta didik.