61 Di dalam menjalin hubungan sosial tentunya akan menjadi
hubungan yang harmonis jika diantara kedua belah pihak terjadi hubungan timbal balik, misalnya ketika kita sering meminjam sesuatu
kepada teman, maka sebaliknya ketika seorang teman tersebut memerlukan sesuatu yang kita miliki hendaknya juga kita pinjamkan.
Penyesuaian diri di dalam pergaulan sangatlah penting, semakin mudah untuk menyesuaikan diri maka akan semakin mudah pula untuk
melakukan interaksi sosial di lingkungannya.
4. Kemampuan Metakognitf
a. Pengertian Kemampuan Metakognitif
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, mampu berarti kuasa bisa, sanggup melakukan sesuatu; dapat; berdaya; mempunyai
harta berlebih. Kemampuan dalam arti yang umum dapat dibatasi sebagai “Kemampuan adalah perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang
dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan” Danim, 1994: 12. Kemudian Menurut Stephen P. Robins 2006: 46 Kemampuan
ability adalah kapasitas individu untuk melaksanakan berbagai tugas dalam pekerjaan tertentu.
Istilah metakognitif pertama kali diperkenalkan oleh John Flavel Desmita, 2012 : 132, yang secara sederhana mengartikan metakognitif
sebagai pengetahuan tentang pengetahuan. Seiring dengan berjalannya waktu, beberapa dekade belakangan ini, istilah metakognisi mendapat
62 perhatian yang besar di dalam dunia psikologi, yang kemudian mulai
merambah ke dalam dunia pendidikan. Menurut Suherman et.al. 2001: 95, metakognitif adalah suatu
kata yang berkaitan dengan apa yang diketahui tentang dirinya sebagai individu yang belajar dan bagaimana dia mengontrol serta menyesuaikan
prilakunya. Seseorang perlu menyadari kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya. Metakognitif adalah suatu bentuk kemampuan untuk melihat
pada diri sendiri sehingga apa yang dia lakukan dapat terkontrol secara optimal. Dengan kemampuan seperti ini seseorang dimungkinkan
memiliki kemampuan tinggi dalam memecahkan masalah, sebab dalam setiap langkah yang dia kerjakan senantiasa muncul pertanyaan : “Apa
yang saya kerjakan ?”; “Mengapa saya mengerjakan ini?”; “Hal apa yang membantu saya untuk menyelesaikan masalah ini?”
Margaret W. Matlin Desmita, 2012 : 132, mengemukakan metakognitif adalah “knowledge and awareness about cognitive
processes – or our thought about thinking”. Atau metakognitif adalah
suatu kesadaran tentang kognitif kita sendiri, bagaimana kognitif kita bekerja serta bagaimana mengaturnya. Kemampuan ini sangat penting
terutama untuk keperluan efisiensi penggunaan kognitif kita dalam menyelesaikan masalah.
Berdasarkan dari beberapa definisi tersebut metakognitif adalah kemampuan diatas kemampuan pemahaman, pengolahan informasi,
memecahkan masalah, menganalisis informasi, dan lain sebagainya.
63 Secara umum, metakognitif memiliki pengertian sebagai kemampuan
dalam memahami atau menganalisis kelebihan dan kekurangan dirinya sendiri serta upaya mengembangkan strategi untuk mencapai suatu
tujuan. Marzano dan Kendall 2008: 117 - 142 menjelaskan proses tersebut kedalam empat proses yaitu specifying goal, process monitoring,
monitoring clarity, dan monitoring accuracy. 1 Penentuan Tujuan dan Pengembangan Rencana specifying goal
Proses ini meliputi penentuan tujuan yang berhubungan dengan pemahaman tertentu dan pengembangan rencana untuk mencapai
tujuan tersebut. 2 Proses Pemantauan process monitoring
Proses ini meliputi proses pemantauan dan pengaturan diri terhadap rencana-rencana yang telah dibuat untuk mencapai goal. Proses
pemantauan biasanya menentukan seberapa efektifnya sebuah rencana dan strategi yang dilakukan selama pencapaian goal.
3 Pemantauan Klarifikasi monitoring clarity Proses ini meliputi penentuan sejauh mana seseorang itu bebas dari
kekaburan atau ambiguinitas pengetahuan. 4 Pemantauan Ketepatan monitoring accuracy
Proses ini meliputi penentuan kebenaran terhadap pemahaman pengetahuaanya, proses ini berhubungan dengan pemantauan
klarifikasi, yaitu seseorang yang memiliki kejelasan tentang pemahamannya tidak memiliki kekaburan atau ambiguinitas
64 pengetahuan belum tentu memiliki kebenaran pemahaman sehingga
proses ini
meliputi pengecekan
terhadap pemahaman
pengetahuannya sesuai dengan teori yang benar. Jadi berdasarkan penjelasan diatas kemampuan metakognitif
adalah suatu bakat yang melekat pada individu akan kesadarannya tentang kognitif yang dimilikinya, bagaimana kognitifnya bekerja serta
bagaimana mengaturnya. Intinya, kemampuan metakognitif adalah kesadaran berpikir tentang apa yang diketahui dan apa yang tidak
diketahui. Dalam konteks pembelajaran, siswa mengetahui bagaimana untuk belajar, mengetahui kemampuan dan modalitas belajar yang
dimiliki, dan mengetahui strategi belajar terbaik untuk belajar efektif. Kemampuan ini sangat penting terutama untuk keperluan efisiensi
penggunaan kognitif kita dalam menyelesaikan masalah. Secara ringkas metakognitif dapat diistilahkan sebagai “thinking about thingking”
b. Komponen Kemampuan Metakognitif